Mom, Ini Cara Tepat Pilih Bahan Makanan untuk MPASI

Ilustrasi MPASI/parenting.
Sumber :
  • Freepik/cookie_studio

VIVA Lifestyle – Malnutrisi masih menjadi permasalahan serius yang dihadapi oleh sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia. Malnutrisi dapat menyebabkan dampak yang serius pada kesehatan, terutama pada anak-anak. Anak-anak yang mengalami kekurangan gizi cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, sehingga rentan terkena penyakit infeksi. 

3 Solusi Ampuh Bibir Sehat dan Merona, Caranya Simpel Banget!

Selain itu, malnutrisi juga dapat mempengaruhi perkembangan otak anak, yang dapat berdampak pada kemampuan belajar dan kecerdasan di masa depan. Scroll lebih lanjut ya.

Seperti dikehatui, pertumbuhan dan perkembangan pada 2 tahun pertama merupakan periode emas yang dapat memengaruhi kualitas hidup anak di masa depan. Sejalan dengan hal tersebut, anak membutuhkan nutrisi yang cukup dan berkualitas untuk mengoptimalkan proses tumbuh kembang.

Tips Mencerahkan Wajah Alami ala Orang Indonesia

“Malnutrisi atau gangguan gizi bisa berupa kelebihan, kekurangan gizi dan kekurangan zat gizi mikro, ini harus diwaspadai karena dapat menghambat tumbuh kembang anak. Seringkali terjadi kekurangan zat gizi mikro dan ini tidak disadari oleh para orang tua, sehingga dikenal sebagai hidden hunger, dimana anak tidak mendapat asupan vitamin dan mineral penting dalam jumlah cukup, seperti zat besi, zink, kalsium, vitamin A, B, C dan D,” kata Dokter anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DR. Dr. Lanny Christine Gultom, SpA(K) dalam acara webinar nasional bidan Indonesia yang diselenggarakan oleh Indofood Nutrition bersama Klikdokter, Ikatan Bidan Indonesia dan BKKBN.

Tingkatkan Daya Tahan Tubuh dan Pencernaan Lancar dengan Buah Delima

Dr. Lanny menambahkan kekurangan zat gizi mikro dapat menyebabkan tumbuh kembang anak tidak optimal, anemia, kecerdasan menurun, anak mudah sakit, penyakit mata, stunting dan sebagainya. Kebutuhan zat gizi mikro dapat dipenuhi melalui makanan pendamping air susu ibu (MPASI) buatan rumah tangga (home-made) atau komersial. 

Namun, pemenuhan zat gizi mikro dengan menggunakan MPASI buatan rumah tangga menjadi tantangan bagi para ibu karena harus menekankan pemilihan bahan makanan yang merupakan sumber zat gizi mikro yang dibutuhkan dan memperhatikan kemampuan bayi untuk menghabiskan makanan yang diberikan (akseptabilitas). Sementara itu, MPASI komersial yang difortifikasi dan mendapat ijin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan(BPOM) harus mengandung zat gizi makro dan mikro sesuai kebutuhan harian bayi berdasarkan Peraturan BPOM No 1 Tahun 2018 mengenai Pengawasan Pangan Olahan Untuk Keperluan Gizi Khusus.

Webinar tentang Malnutrisi

Photo :
  • Tangkapan layar

Pada penelitian di Indonesia, kelompok bayi berusia antara 6-24 bulan yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan dan mengonsumsi MPASI buatan rumah tangga memiliki kadar hemoglobin, besi serum, dan feritin yang lebih rendah, serta berisiko lebih tinggi mengalami stunting dan wasting dibandingkan kelompok bayi berusia 6-24 bulan yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan dan mengkonsumsi MPASI komersial yang difortifikasi.

Sementara itu, menurut dr. Putri Sakti, M.Gizi, Sp.GK, AIFO-K ada banyak bahan makanan kaya nutrisi yang dapat diolah menjadi MPASI di antaranya hati ayam, hati sapi, daging sapi, wortel, ikan, telur dan kurma

“Kurma familiar ya di Indonesia dan mengandung banyak vitamin dan mineral seperti vitamin B kompleks yang diperlukan untuk pembentukan energi dan jaringan tubuh,” ujar dr. Putri. 

Vitamin B12

Photo :
  • Times of India

Selain itu, MPASI buatan rumah tentu saja menjadi pilihan terbaik, namun Ibu harus tahu cara mengolahnya sehingga asupan vitamin dan mineralnya tidak berkurang. Ibu juga harus memahami bahwa untuk memenuhi kebutuhan gizi harian bayi dibutuhkan makanan dalam jumlah yang relatif banyak. 

“Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan zat besi harian bayi sebesar 11 mg diperlukan 85 g hati ayam atau 385 g daging sapi. Tentunya jumlah ini terlalu banyak untuk dikonsumsi mengingat lambung bayi masih kecil dan akan menyebabkan kelebihan asupan protein, sehingga MPASI fortifikasi yang telah diperkaya zat besi bisa menjadi alternatif,” katanya. 

“Guna memperkaya asupan nutrisi adik bayi, ibu dapat memadukan MPASI buatan sendiri di rumah dengan MPASI fortifikasi," sambungnya lagi.

Ilustrasi MPASI.

Photo :
  • Freepik/prostooleh

Menyadari dampak serius hidden hunger dan masih kurang beragamnya konsumsi makanan balita di Indonesia, SUN, MPASI fortifikasi produksi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk menghadirkan bubur bayi dengan varian rasa baru, Kurma dan Sususebagai upaya pemenuhan nutrisi Adik Bayi. 

“SUN yang sudah dikenal lama oleh para ibu dan sebagai pemimpin pasar bubur bayi terfortifikasi di Indonesia, semakin mempertegas kepeduliannya 
dalam pencegahan kekurangan zat gizi mikro sejak MPASI pertama dengan meluncurkan produk baru SUN bubur Kurma & Susu. dibuat dengan kebaikan kurma asli yang aman karena tidak mengandung pengawet”, papar Sri Lestari selaku Brand Manager SUN. 

“Selain rasanya yang enak, SUN bubur Kurma & Susu mengandung nutrisi lengkap esenutri yang dibutuhkan anak, seperti Protein, Omega 3 & 6, Zat Besi, Zink, 11 Vitamin termasuk Vitamin B Kompleks dan 6 Mineral," sambungnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya