WHO Peringatkan Ancaman Wabah Penyakit yang Serang Anak-anak di 2024

Doa untuk anak sakit
Sumber :
  • pixabay

VIVA Lifestyle – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali mengingatkan akan kemungkinan wabah baru di akhir 2024 ini. Diungkap baru-baru ini oleh Direktur Regional WHO untuk Eropa, Dr Hans Henri P. Kluge bahwa adanya risiko wabah campak di akhir 2024.

Tragedi DBD, Kisah Meninggalnya Seorang Anak di Lampung

Risiko wabah campak ini menyusul dengan meningkatnya angka kasus campak. Tercatat di tahun 2023 lalu ada lebih dari lebih dari 58.000 orang di 41 dari 53 negara di wilayah Eropa dan Asia Tengah terinfeksi campak yang mengakibatkan ribuan kasus rawat inap. Dari kasus tersebut juga diketahui ada 10 kasus kematian akibat campak. Scroll lebih lanjut.

Hans menjelaskan, angka kasus campak di 2023 mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan dengan 3 tahun sebelumnya. Dijelaskannya, angka kasus campak paling tinggi terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Hal ini menyusul dengan  tingginya jumlah vaksinasi yang terlewat di tengah pandemi COVID-19.

Eko Patrio Ungkap Sakit yang Diidap Parto Hingga Harus Dioperasi

"1,2 juta anak yang melewatkan vaksin campak mereka antara tahun 2020 hingga 2022 sambil melanjutkan imunisasi rutin. Karena virus terus menyebar di banyak bagian Wilayah, deteksi dan respons wabah yang tepat waktu tetap penting untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan mengamankan kemajuan Wilayah menuju penghapusan penyakit yang sangat menular ini,” kata Dr Hans Henri P. Kluge.

Keberadaan Astronot Terancam, Hal Mengerikan Ini Muncul di Luar Angkasa

Mempertimbangkan peningkatan kasus campak secara global, risiko penularan ke Wilayah Eropa hampir tidak dapat dihindari. 

Semua Negara Anggota yang terkena dampak sejauh ini telah memperkuat pengawasan untuk mendeteksi kasus dan kontak mereka dengan cepat, mengintensifkan layanan imunisasi rutin mereka, dan/atau melakukan kegiatan imunisasi untuk mengejar ketinggalan vaksinasi.

Vaksinasi anak usia 6-11 tahun

Photo :
  • Istimewa

Tindakan di Armenia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Rumania dan Tajikistan, yang mengakibatkan lebih dari 2,5 juta anak dari segala usia divaksinasi pada tahun 2023, tampaknya telah membantu mengekang penyebaran virus di negara-negara ini. Namun, penularan terus berlanjut di wilayah tersebut, menimbulkan ancaman berkelanjutan bagi kesehatan jutaan anak.

"Setiap kematian terkait campak adalah tragedi yang dapat dihindari mengingat ada vaksin yang aman dan efektif untuk mencegah penyakit tersebut. Saya memuji negara-negara atas langkah-langkah respons komprehensif yang diambil sejauh ini dan berhati-hati terhadap rasa puas diri pada tahap ini. Kita harus mendahului penyakit berbahaya ini dengan secara aktif menjangkau komunitas yang kurang atau tidak divaksinasi,” kata Dr Kluge.

Sementara itu, Penasihat Teknis Senior bidang Campak dan Rubella di WHO, Natasha Crowcroft dalam konferensi pers di Jenewa menyebut, jika melihat data WHO oleh CDC ada lebih dari separuh negara di dunia akan berada pada risiko tinggi atau sangat tinggi terhadap wabah ini pada akhir tahun ini.

Vaksinasi anak

Photo :
  • Times of India

Sebagai informasi, campak adalah salah satu penyakit paling menular di dunia, menyebar ketika melalui udara ketika orang yang terkonfirmasi campak bernafas, batuk atau bersin. 

Beberapa gejala yang perlu diperhatikan adalah ruam. Ruam merupakan gejala yang paling menonjol dari kasus campak. Sementara itu komplikasi campak dapat mencakup kebutaan, ensefalitis, diare parah dan dehidrasi terkait, infeksi telinga, dan pneumonia. Anak-anak kecil dan wanita hamil yang tidak divaksinasi berada pada risiko tertinggi komplikasi campak yang parah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya