Viral Bayi Dicekoki Steroid oleh Babysitter, Orang Tua Harus Tahu Anak Gemuk Tak Selamanya Sehat

Ilustrasi tangan ibu dan anak
Sumber :
  • Pixabay/pexels

Jakarta, VIVA –  Seorang pengasuh berinisial N resmi ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pemberian steroid kepada anak majikannya selama satu tahun. Kasus ini menimbulkan kekhawatiran besar bagi para orang tua, terutama yang menggunakan jasa pengasuh untuk merawat anak-anak mereka.

Dinkes Jakarta Bakal Tindak RSIJ Cempaka Putih Jika Terbukti Lalai dalam Kasus Bayi Tertukar

Dalam Media Briefing: Dampak Penggunaan Obat Steroid pada Bayi dan Anak, yang digelar pada 17 Oktober 2024, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A (K), menyatakan bahwa penggunaan jasa pengasuh tidak berarti orang tua bisa lepas tangan dalam mengawasi tumbuh kembang anak. "Ibu rumah tangga yang ingin instan saja, lalu menggunakan babysitter untuk merawat anaknya, tetap harus mengawasi tumbuh dan kembang anak," kata dr. Piprim. Ia menambahkan, anak yang tumbuh kembangnya sesuai dengan kurva perkembangan adalah tanda anak tersebut sehat.

Para orang tua juga diingatkan untuk terus mengasah keterampilan parenting yang diterapkan kepada anak. Jika pola asuh yang digunakan kurang efektif, disarankan untuk mengevaluasi dan memperbaikinya agar anak dapat merespons dengan lebih baik.

Polisi Turun Tangan Usut Kasus Bayi Diduga Tertukar di RS Jakpus

"Ketika anak belum lapar, jangan dipaksa untuk makan. Hal ini justru bisa menyebabkan anak menjadi tidak mau makan," jelas dr. Piprim. Ia menambahkan, jika anak dipaksa makan sebelum waktunya, mereka cenderung menolak secara halus, seperti hanya mengemut makanan sebagai bentuk perlawanan agar tidak dipaksa lagi.

Janggal! Orang Tua Bayi Diduga Tertukar di Jakpus Tak Diperbolehkan Foto Anaknya saat Lahir

Dalam kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Anak dengan Subspesialis Endokrinologi Anak, dr. Agustini Utari, yang akrab disapa dr. Titut, juga menekankan pentingnya memantau kurva pertumbuhan anak. "Anak yang tinggi badannya tidak naik, tapi berat badannya naik dengan cepat, perlu diawasi," ujar dr. Titut. Menurutnya, keseimbangan antara tinggi dan berat badan sangat penting, terlepas dari faktor genetik dan pola makan anak.

Dr. Titut juga menjelaskan bahwa anak yang sehat bisa dilihat dari perkembangan motoriknya yang sesuai usia, misalnya, pada usia 1-2 bulan sudah bisa memiringkan badan, dan pada usia 18 bulan sudah lancar berucap "mama" dan "papa." Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak harus dilakukan secara terus-menerus untuk memastikan apakah sesuai atau ada penurunan.

Kekhawatiran orang tua terhadap tumbuh kembang anak semakin meningkat di tengah masyarakat. Stigma yang menganggap "anak gemuk adalah anak sehat" perlu dihilangkan dari pemikiran para orang tua. Kasus ini menjadi pelajaran penting bahwa pola asuh yang salah, termasuk tindakan pemberian steroid oleh pengasuh untuk menggemukkan badan anak, harus dihindari.

Dengan adanya kejadian ini, diharapkan para orang tua di Indonesia dapat melakukan evaluasi diri terhadap pola asuh yang diterapkan kepada anak-anak mereka.

Pihak RS Islam Jakarta Cempaka Putih Jakarta Pusat bersama ayah sang bayi MR

RSI Jakarta Tanggung Biaya Tes DNA Kasus Bayi Tertukar: Laboratorium Terserah Orang Tua

Direktur Utama Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih, Jack Pradono memastikan komitmen rumah sakit untuk memberikan pelayanan terhadap keluarga pasien

img_title
VIVA.co.id
13 Desember 2024