Pendidikan Kebhinekaan di Sekolah, Perlukah?

Ilustrasi anak-anak
Sumber :
  • pixabay/stockpict

VIVA.co.id – Indonesia terdiri dari beragam suku, agama dan etnis. Karenanya pengembangan perilaku untuk saling menghargai dan membaur, dirasa penting dan baik dimulai di bangku sekolah.

Heboh Uang Jajan Anak Artis, Arie Untung dan Fenita Arie Terapkan Kesederhanaan

Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan baru-baru ini menemukan permasalahan intoleransi kebhinekaan di lingkungan sekolah. Karena itu pelaksanaan pendidikan kebhinnekaan di satuan pendidikan secara optimal dirasa penting.

Hasil dari kajian yang dilakukan oleh Kemendikbud tersebut menunjukkan permasalahan pendidikan kebhinnekaan di sekolah dapat dibagi menjadi tiga.

Mendidik Generasi Tangguh: Tips Dokter Aisah Dahlan Cegah Anak Terjerumus Liberalisme

"Tiga hal itu mencakup kebijakan pemerintah dan sekolah, sikap dan perilaku warga sekolah, serta keterbatasan sumber daya," ujar Peneliti Puslitjakdikbud Kemendikbud, Nur Berlian Venus Ali, lewat rilis yang diterima VIVA.co.id.

Lebih lanjut ia menambahkan bahwa sebagian pemerintah daerah kurang memiliki inisiatif dalam program kebhinnekaan di sekolah dan pihak sekolah dianggap terlalu menekankan kemampuan kognitif.

Bingung Pilih Sekolah untuk Anak? Ini 5 Tipsnya

Tak hanya budaya, soal keberagaman agama harusnya menjadi fokus khusus. Menurut Nur Berlian, tidak semua sekolah memberikan pelayanan pendidikan agama yang sesuai dengan agama yang dianut siswa. Banyak dari siswa yang masih sulit berbaur dengan mereka yang berbeda suku, agama dan etnis.

"Sikap dan perilaku warga sekolah terbentuk dari pendidikan sebelumnya atau lingkungan yang kurang mendukung pembauran," ucapnya lagi.

Pendidikan kebinekaan bertujuan dalam mengarahkan warga sekolah untuk membentuk dan mengembangkan suasana sekolah pada sikap dan perilaku saling menghormati dan menghargai kemajemukan. Implementasi pendidikan kebinekaan di sekolah masih dihadapkan pada berbagai persoalan yang terkait dengan kebijakan sekolah dan sikap warga.

"Praktik baik melalui peran kepala sekolah dan guru, banyak yang sudah terlaksana. Namun, memang perlu memperbanyak kegiatan yang mendukung pembauran lintas budaya dan agama seperti perkemahan kerukunan antar umat beragama serta perlu program afirmasi dari berbagai etnis dan agama," ujarnya lagi. (hd)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya