Nonton Bisa Jadi Pengganti Anestesi saat Anak Radioterapi

Ilustrasi menonton televisi.
Sumber :
  • Pixabay/mojzagreb

VIVA.co.id – Sebuah penelitian terbaru menyebutkan bahwa kegiatan menonton film ternyata bisa menjadi alternatif yang lebih tenang sekaligus murah untuk melakukan anestesi bagi anak-anak yang menjalani radioterapi untuk mengobati kanker.

1 dari 2 Penderita Kanker Pasti Butuh Terapi Radiasi

Penelitian tersebut juga mengkalim bahwa temuannya dapat menghindarkan anak-anak dari lusinan dosis anestesi umum dengan memproyeksikan video langsung ke bagian dalam mesin radioterapi selama perawatan.

"Sejak kami mulai menggunakan video, anak-anak jauh tidak lebih cemas. Sekarang mereka tahu bahwa mereka akan menonton film pilihan mereka, mereka lebih santai dan begitu filmnya dimulai, seolah-olah mereka bepergian ke dunia lain," kata Catia Aguas kepala peneliti dari Cliniques Universitaires Saint Luc di Belgia.

Radioterapi Efektif 70 Persen Sembuhkan Pasien Kanker Stadium 1 dan 2

Dilansir dari laman Indian Expres, peneliti mengamati 12 anak berusia antara satu setengah dan enam tahun yang dirawat dengan radioterapi menggunakan unit pengobatan Tomoterapi (teknologi radiasi yang revolusioner) di rumah sakit universitas. Enam dirawat sebelum proyektor video dipasang dan enam dirawat setelahnya.

Peneliti menemukan bahwa sebelum video tersedia, anestesi umum dibutuhkan untuk 83 persen perawatan anak-anak. Namun, begitu proyektor dipasang, anestesi hanya diperlukan pada 33 persen perawatan, kata periset.

Gaet Mitra Jepang dan Singapura, Siloam Pacu Layanan Industri Kesehatan di RI

"Radioterapi bisa sangat menakutkan bagi anak-anak. Ini adalah ruangan besar yang penuh dengan mesin dan suara aneh, dan yang terburuk adalah mereka berada di ruangan sendirian selama perawatan mereka," kata Aguas.

Sebelum perawatan radioterapi mereka telah melalui serangkaian tes dan perawatan, beberapa di antaranya menyakitkan. Jadi ketika mereka tiba untuk radioterapi mereka tidak merasa sangat aman atau percaya diri.

Seiring dengan menghindari beberapa risiko yang melekat pada anestesi umum, penelitian ini juga menunjukkan bahwa perawatan yang biasanya dilakukan hingga satu jam, sekarang memakan waktu sekitar 15 sampai 20 menit.

Ini sebagian karena waktu yang tersimpan dengan tidak harus mempersiapkan dan mengelola anestesi, tapi juga karena anak-anak tahu mereka akan menonton video lebih kooperatif, kata periset.

"Sekarang di klinik kami, video hampir menggantikan anestesi total, sehingga mengurangi waktu pengobatan dan mengurangi stres bagi pasien muda dan keluarga mereka," kata Aguas.

Ini juga merupakan alternatif yang lebih murah karena proyektor yang digunakan tidak mahal dan mudah dipasang, kata periset.

"Dalam radioterapi, semuanya biasanya sangat mahal tapi dalam kasus ini tidak. Kami membeli sebuah proyektor dan, dengan bantuan mahasiswa, kami menciptakan sebuah dukungan untuk memperbaiki perangkat ini ke sofa pasien, " kata Aguas.

Ia menambahkan bahwa menggunakan video dapat menghemat uang dan sumber daya dengan mengurangi kebutuhan akan anestesi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya