1 dari 2 Penderita Kanker Pasti Butuh Terapi Radiasi

Ilustrasi Pasien Kanker
Sumber :
  • Pixabay/Unsplash

JAKARTA – Kanker adalah penyebab kematian nomor dua di dunia, dan menyebabkan 9,6 juta kematian setiap tahunnya. Di Indonesia, kasus baru kanker sebanyak 396.314 kasus dengan kematian sebesar 234.511 orang.

Mengenal Penyakit Radang Usus, Bisa Sebabkan Kanker Usus Besar Jika Dibiarkan

Salah satu penanganan kanker adalah terapi radiasi (radioterapi), di mana sebanyak 50 hingga 60 persen dari semua pasien kanker memerlukan radioterapi. 

Spesialis onkologi radiasi, Prof. Dr. dr. Soehartati A. Gondowihardjo, SpRad(K), Onk, Rad menjelaskan bahwa radioterapi merupakan salah satu modalitas utama dalam terapi kanker. Minimal satu dari dua orang penderita kanker, selama menjalani perjalanan terapi kanker pasti memerlukan terapi radiasi, berdasarkan data dunia tentang utilisasi alat radioterapi.

Jokowi Bersyukur Angka Stunting Turun dari 37 Persen Menjadi 21 Persen

Ilustrasi penyakit kanker.

Photo :
  • U-Report

“Radioterapi merupakan terapi yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak dapat disentuh. Oleh karena itu, proses quality control sangat penting untuk memastikan radiasi diberikan secara aman, tepat dan berkualitas,” kata dia, Selasa 20 Juni 2023. 

Melahirkan Berulang Kali Dapat Menjadi Risiko Kanker Serviks, Benarkah?

Dalam rangka terapi radiasi yang berkualitas, akurat dan presisi ada 3 komponen utama yang diperlukan yaitu ketersediaan sistem dengan teknologi canggih / terkini dan SDM yang mumpuni, serta sistem quality control yang baik. 

“Dalam hal penggunaan alat pencitraan sebelum radiasi dalam menentukan target radiasi menggunakan CT simulator menjadi hal yang sangat penting,” ujar dia.

Di sisi lain, Executive General Manager Imaging, GE HealthCare ASEAN, Korea, and Australia, Vijay Subramaniam melihat bahwa banyak dari pasien kanker yang akhirnya menjalani proses radioterapi. Dia menjelaskan lebih lanjut, untuk menghasilkan terapi yang akurat diperlukan adanya satu modalitas dalam hal perencanaan supaya perencanaan terapi lebih akurat. 

“Catatan besar yang kami perhatikan pertama perlunya ada deteksi dini terutama di primary care atau puskesmas atau lini terdepan layanan kesehatan. Ketika ini ditingkatkan kami melihat tantangan kemampuan kapability dan kapabilitas tenaga kesehatan,” kata Vijay. 

Oleh karena itu, GE Health Care bersama elekta pihaknya mendukung pemerintah bukan hanya meningkatkan kewaspadaan dari sisi skrining tapi juga bersama-sama meningkatkan kualitas tenaga kerja kesehatan di Indonesia. 

Sebagai informasi, dalam rangkaian kolaborasi untuk tingkatkan perawatan kanker melalui radioterapi yang lebih presisi di Indonesia, GE HealthCare-Elekta hadir dalam pameran Kesehatan di acara Training Course “SEAROG ESTRO LIVE COURSE” yang didukung oleh IROS (Indonesian Radiation Oncology Society) yang diselenggarakan pada 18 – 22 Juni 2023 di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat. Selain itu, GE HealthCare-Elekta juga berpartisipasi dalam acara SEAROG ESTRO LIVE COURSE mengenai onkologi radiasi yang menghadirkan lebih dari 200 ahli onkologi radiasi dari seluruh Indonesia dan kawasan ASEAN.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya