Anak Mogok Makan, Cukupkah Hanya Minum Susu?

Anak ingin makan
Sumber :
  • http://aritunsa.com

VIVA – Selain pilih-pilih makanan, anak mogok makan juga kerap membuat orangtua cemas. "Anak saya menolak makan apa pun, tapi maunya minum susu terus," begitu curhat seorang ibu.

Viral Pria Dimarahi Pacar Gegera Makanan Sehat

Sebagian orangtua mungkin tak terlalu cemas karena hal itu. Dengan anggapan, tubuh anak tetap memperoleh nutrisi dari susu. Tapi cukupkah hanya susu?

Menurut laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak mogok makan, perlu diketahui penyebabnya. Jika anak sudah bisa diajak berkomunikasi, tanyakan apa masalah yang menjadi penyebab ia tidak ingin makan. Selanjutnya, cari tahu makanan kesukaannya, makanan yang kurang disukai dan apa alasannya?

Bunda, Jangan Panik! Ini Tips Mengatasi Anak Susah Makan

Pada beberapa kasus, anak tidak mau makan bisa jadi karena ia bosan dengan menu yang itu-itu saja. Bisa juga karena anak mengalami gangguan pencernaan atau luka di daerah mulut.

Jadwal pemberian makan yang teratur tidak kalah pentingnya untuk menambahkan nafsu makan seorang anak. Dengan jadwal makanan berjarak minimal 3 jam di antara makan, kita dapat menimbulkan siklus lapar dan kenyang sehingga anak akan makan cukup saat waktunya makan. Jumlah pemberian makan ideal per hari adalah sekitar 6-8 kali per hari berdasarkan usia.

Anak Kurang 1 Tahun Banyak Alami Neophobia, Apa Itu?

Selain itu, tipe makanan juga perlu diperhatikan, yaitu, hindari pemberian susu terlalu banyak. Susu terlalu banyak sudah pasti akan mengurangi nafsu makan anak, karena mereka sudah akan merasa terlalu kenyang untuk makan dengan porsi yang cukup.

Sebagai gambaran, untuk anak 6 – 8 bulan, disarankan pemberian makan pendamping 2 kali per hari dan ASI 6 kali per hari. Untuk anak usia 9 – 11 bulan, 4 kali pendamping ASI dan 4 kali ASI. Sedangkan untuk anak 12 bulan ke atas, disarankan pemberian 6 kali pendamping ASI dan 2 kali susu.

Ketika menghadapi anak yang susah makan, perlu diperhatikan apakah ia mewarisi bakat itu dari orangtuanya? Bisa jadi Anda atau pasangan juga pilih-pilih makanan. Anak adalah peniru yang andal, apa yang ia lihat dari orangtuanya, terekam di otak dan itu turut membentuk perilakunya. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya