Wisata Religi Ke Makam Syekh Burhanuddin Ulakan

Makam Syekh Burhanuddin di Ulakan, Padang Pariaman, Sumatera Barat
Sumber :
  • VIVA/Andri Mardiansyah

VIVA – Hanya berjarak 38,4 kilometer atau sekitar 1,5 jam dari kota Padang, ada sebuah Nagari atau Desa yang bernama Ulakan. Ulakan ini, merupakan satu dari beberapa nagari yang berada di Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.

Virus Corona Belum Berdampak Serius terhadap Pariwisata Sumbar

Secara sepintas, memang kelihatannya Nagari Ulakan ini biasa saja bahkan terkesan sama sekali tak ada yang spesial. Namun, anggapan tersebut terbantahkan ketika tiba di hari Rabu kedua bulan Syafar. 

Ribuan umat muslim, terutama pengamal Tarekat Shatariyah, berbondong-bondong, silih berganti berdatangan ke Ulakan ini. Mereka berasal dari dalam maupun luar Sumatera Barat, bahkan ada yang datang dari Luar Negeri seperti Malaysia. Tujuan mereka tak lain yakni mengikuti dan melaksanakan tradisi Basafa.

Genjot Wisata Bahari, Sumbar Bisa Jadi Destinasi Unggulan di Sumatera

Tradisi Basafa merupakan salah satu aktivitas ritual keagamaan yang dilakukan oleh muslim tarekat Syatariyah. Ritual ini selalu diadakan setiap tahunnya, setiap tanggal 10 bulan syafar di Makam Syekh Burhanuddin di Ulakan.

Makam Syekh Burhanuddin Ulakan di Padang Pariaman, Sumatera Barat

Ada Destinasi Baru, Kampung Warna-warni Bernuansa Jokowi

Tak heran, ketika tradisi Basafa dilaksanakan, jalur lalu lintas Ulakan ini macet total. Bahkan, di pintu masuk gerbang kawasan Makam Syekh Burhanuddin ditutup. Pengunjung hanya diperbolehkan berjalan kaki.

Makam Syekh Burhanuddin sangat mudah diakses, baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat, karena terletak di dekat Jalan Raya Pariaman-Bandara Internasional Minangkabau.
Makam ini merupakan tempat dikuburkannya Syekh Burhanuddin, salah seorang penyebar dan tokoh agama Islam awal di Sumatera Barat. 

Makam para murid

Makam Syekh Burhanuddin Ulakan di Padang Pariaman, Sumatera Barat

Sampai akhir hayatnya Syekh Burhanuddin tidak beristri, sehingga kompleks makam ini berisi para murid dan para khalifahnya saja. Dalam meneruskan ajaran yang dikembangkan oleh beliau, diangkatlah seorang khalifah yang dipilih, melalui musyawarah dan mufakat di antara murid-murid Syekh Burhanuddin. 

Tradisi tersebut masih berlangsung sampai sekarang. Khalifah sekarang adalah khalifah ke-16 yaitu Syahrillutan Tuanku Kuning. Makam Syekh Burhanuddin ini, berada dalam sebuah gobah (cungkup makam) yang terbuat dari bata berplester dari keramik dan dipagari besi. Ukuran cungkup ini memiliki lebar 450 sentimeter, panjang 500 sentimeter, dan tingginya 200 sentimeter.  

Dalam cungkup ini terdapat tiga buah makam, yaitu sisi timur makam Syekh Abdurrahman (merupakan murid dan khalifah pertama pengganti Syekh Burhanuddin), sisi barat makam Syekh Majolelo (salah satu murid Syekh Burhanuddin), sementara makam Syekh Burhanuddin berada di tengah-tengah. 

Masing-masing jirat berukuran panjang 210 sentimeter dan lebar 110 sentimeter. Letak ketiga makam ini berhimpitan. 

Makam Syekh Burhanuddin Ulakan di Padang Pariaman, Sumatera Barat

Jirat makam Syekh Burhanuddin seluruh pinggirnya telah diberi keramik, nisan makam terbuat dari batu kali dengan pengerjaan yang sangat sederhana hanya dibentuk balok dengan pengerjaan yang kasar. Di sisi utara jirat terdapat inskripsi dalam bahasa dan tulisan arab tentang tanggal wafatnya Syekh Burhanuddin yaitu 10 Safar 1111 H (20 Juni 1704 M).

Selain diperuntukan ziarah bagi pengikutnya, Makam Syekh Burhanuddin yang saat ini sudah menjadi situs cagar budaya, juga diperuntukan kepentingan pendidikan dan kepariwisataan. Tak sedikit pengunjung yang datang ke lokasi ini hanya sekadar melihat bentuk dan keunikan arsitektur makam, maupun masjid yang berada di area Makam Syekh Burhanuddin itu

Syekh Burhanuddin sendiri adalah seorang ulama yang menjadi tokoh penyebar agama Islam di Sumatera Barat. Beliau lahir pada hari selasa 17 Safar 1026 H. Pada waktu muda, ia belajar agama pada ulama besar bernama Tuanku Yahyudin yang dikenal dengan Syekh Madinah, seorang pedagang dari Hadramaut, yang juga sebagai murid dari Syekh Ahmad Qushashi dari Madinah al-Munawarah. 

Makam Syekh Burhanuddin Ulakan di Padang Pariaman, Sumatera Barat

Dalam usahanya mendalami syariat agama Islam, Syekh Burhanuddin belajar kepada Syech Abdurrauf al-Fansuri di Singkel, yang lebih dikenal dengan nama Teungku Syiah Kuala di Aceh. Beliau masih kakak kelas dengan Syekh Madinah. 

Kemudian Syekh Burhanuddin mendalami agama di bidang Tasawuf yang bernama Thariqat Syatariyah, ilmu Tasawuf yang dikembangkan oleh Imam Kasthari. Pada bulan safar 1066 H beliau kembali ke kampung halaman dan mendirikan Surau di Tanjung Medan, yang sekarang terkenal dengan sebutan Surau Gadang Syekh Burhanuddin. 

Syekh Burhanuddin telah berhasil mengembangkan agama Islam di kalangan masyarakat Sumatera bagian tengah, dan pengaruhnya paling besar di kalangan masyarakat pedalaman. Pada 10 Safar 1111 H (20 Juni 1704 M) beliau wafat dalam usia 84 tahun, dan dimakamkan dalam kompleks Makam Syekh Burhanuddin di Ulakan ini. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya