Bolehkah Berutang untuk Liburan? Ini Saran Ahli

Ilustrasi traveling
Sumber :
  • Pixabay/Pexel

VIVA – Kebutuhan untuk berlibur bagi sebagian orang bukan sekadar kebutuhan tersier. Hal itu belakangan telah menjadi kebutuhan primer untuk sejumlah orang.

Viral Aksi Emak-emak di Makassar Mengamuk Sambil Ancam Pakai Parang Penagih Utangnya

Bahkan, ada anggapan bahwa generasi milenial lebih rela menghabiskan uang untuk berlibur dibanding untuk membeli rumah. Sebagian dari mereka juga rela untuk berutang demi bisa mencapai destinasi impiannya.

Terlebih beberapa online travel agent juga menawarkan fitur yang kian memudahkan orang berutang untuk pergi liburan. Beberapa menyebutnya dengan istilah pay later atau membayar kemudian.

Rasio Utang Pemerintah 2025 Ditargetkan Naik Jadi 40 Persen, Kemenkeu Buka Suara

Lantas, apakah hal itu cukup bijak dilakukan dari segi pengelolaan keuangan? Ditemui di acara Jenius Financial Class: Check Up Your Lifestyle #hari2jenius, Certified Financial Planner, Metta Anggriani, punya tanggapan tersendiri terkait hal itu. 

Metta menyebut utang untuk berwisata itu sebagai konsumtif. Ia berpendapat bahwa boleh saja memiliki utang konsumtif, namun dengan nilai sekecil mungkin. 

Ini Penyebab Aset PLN Nusantara Power Melesat Jadi Rp 350 Triliun

"Apalagi banyak travel fair, tipsnya boleh nyicil buat liburan tapi setelah liburan utangnya harus lunas. Artinya kalau banyak travel fair untuk akhir tahun kalau mau cicil, ya cicil selama enam bulan dari sekarang," ungkap dia, di Menara BTPN, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 25 Juli 2019. 

Ia mengatakan bahwa sah-sah saja berutang untuk berlibur namun dengan besaran yang sesuai dengan pendapatan dan seminimal mungkin. Menurutnya, jangan sampai bahwa liburan yang harusnya untuk melepas penat justru menjadi beban karena untuk membayar utang. 

"Kalau misal sudah dicicil tinggal senang-senangnya, agar pulang kita enggak pusing dan menabung untuk liburan berikutnya. Jadi jangan langsung tergiur dengan pay later," ungkap Metta.

Ditemui di tempat yang sama, Head of Digital Banking Bank BTPN, Irwan S Tisnabudi, juga mengatakan bahwa sebetulnya kian hari makin banyak masyarakat digital yang paham dan menyadari pentingnya pengelolaan keuangan. Dengan begitu, lanjut Irwan, mereka bisa mengantisipasi kebutuhan di masa mendatang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya