Pahit Hidup Penjaga Monumen Penjara Bung Karno

Patung Ir Soekarno di di Banceuy Kota Bandung Jawa Barat
Sumber :
  • VIVA.co.id/Adi Suparman

VIVA.co.id – Monumen Penjara Banceuy di Banceuy, Kota Bandung, Jawa Barat, ternyata menyimpan kisah pilu. Di balik rapinya tatanan infrastruktur penjara dan gagahnya patung Ir. Soekarno, ada cerita dari sang penjaga monumen, Ahmad, 55 tahun.

Zodiak Hobi Fitnah Hingga Wisata Bandung Ala Korea

Ahmad yang bertanggung jawab sebagai penjaga situs sejak 1982, belum mendapatkan hak yang setara dalam menjalankan tugasnya sebagai penjaga.

"Minimal habislah kebutuhan di sini Rp1.750.000. Gaji satu juta. Dari dahulu ada (intensif), cuma dimanfaatkan oleh oknum. Masa yang kerja Ahmad, yang ngambil gaji D. Kan enggak lucu," ujar Ahmad di situs penjara Banceuy Kota Bandung Jawa Barat, baru-baru ini.

Hits! Intip 8 Wisata Bandung yang Jadi Spot Foto Instagramable

Menurutnya, untuk menutupi kebutuhan di situs penjara, ia berinisiatif membuka celah kantung sedekah dari para pengunjung yang datang. Menurutnya, sedekah tersebut tidak diwajibkan, namun digunakan untuk menutupi beban biaya perawatan.

"Untuk sarana di sini, seperti listrik kan mau enggak mau harus ada terus, buat nyemprot kan pakai jet pum. Apalagi sekarang lantai pakai batu jadi harus ekstra," ucapnya.

Rencana Liburan ke Bandung? Ini Pilihan Destinasi Wisatanya yang Yahud

Dengan situasi tersebut, Ahmad tetap semangat berkontribusi untuk menjaga monumen yang merupakan saksi bisu mantan Presiden itu. Namun, Ahmad meminta pemerintah agar memberikan perhatian.

"Sampai sekarang saja menyedihkan. Yang menyedihkannya apa? Siapa yang mau kerja tanpa upah? Sampai sekarang enggak merasa dikasih upah," ucapnya.

Dengan kondisi tersebut, saat ini ia mengaku tidak membebani keluarga. Istri maupun dua anaknya, bisa hidup mandiri. "Istri punya, anak dua sudah nikah," ujarnya.

Tidak hanya itu, yang lebih penting saat ini, Ahmad mengimbau agar masyarakat jangan sampai melupakan monumen sejarah penjara Soekarno. Menurutnya, grafik pengunjung untuk menggali pengetahuan di situs ini, saat ini terus mengalami penurunan.

"Memang momen-momen kalah sama selfie-selfie alun-alun. Kalau dahulu sebelum alun-alun masih sederhana, sebelum alun-alun ditata banyak pengunjung main ke sini, sebelum ada patung juga," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya