Wanita Petualang Indonesia, Keliling 18 Negara Lewat Darat

Traveler wanita, Famega Syavira Putri di Bardenas Reales de Navarra, Spanyol
Sumber :
  • Instragram @cyapila

VIVA – Melakukan perjalanan wisata keluar negeri menjadi impian semua orang. Dengan berwisata seseorang, selain bisa menghilangkan jenuh atau stress, bisa mendapat pengalaman baru mengenai budaya dan kebiasaan masyarakat setempat.

Tren Pariwisata Era New Normal, Solo Traveler Kian Meningkat

Umumnya seseorang memutuskan untuk melakukan perjalanan wisata bersama teman untuk bersama-sama menikmati pengalaman seru tersebut. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Famega Syavira Putri, salah satu travel blogger asal Jakarta.

Dia, melakukan perjalanan seorang diri keliling dunia selama 4,5 bulan mulai dari April hingga Agustus 2017 lalu dengan perjalanan darat dari Indonesia hingga ke Maroko, Afrika. Dia berhasil melewati 18 negara, 44 kota dan 23 ribu kilo jalan darat.

Tips Solo Traveling Bagi Wanita ala Famega

"Semuanya aku lewat darat, perjalanan aku mulai naik kapal ke Malaysia, kemudian jalan darat sampai ke Spanyol, sampai akhirnya ke Afrika, Maroko menggunakan kapal. Kalau pulangnya aku baru naik pesawat dari Maroko ke Milan baru Jakarta," katanya kepada VIVA saat ditemui di Plaza Senayan, Jakarta, Rabu 20 Desember 2017.

Dia pun bercerita mengenai latar belakang perjalanannya. ini berawal dari kesukaannya terhadap traveling. Dengan melakukan perjalanan darat dirinya bisa melihat berbagai tempat lebih detail.

Ingin Solo Travel? Perhatikan Beberapa Hal Berikut

"Ingin memperhatikan detail-detail yang enggak bisa dilihat pakai pesawat. Dan sebagai perempuan, traveling sendirian memang rumit. Tapi enggak masalah karena aku riset dulu sebagian besar negara eropa dan aman," ujarnya. 

Famega memulai perjalanannya dari Dumai, Indonesia, menyeberang dengan kapal ke Malaka, Malaysia. Dari Malaysia, dia melanjutkan perjalanannya dengan bus dan kereta ke Thailand, Laos dan Vietnam.

Dari Hanoi, ia naik kereta ke Tiongkok, lalu berkereta ke Mongolia. Selama seminggu dia menjelajahi negeri asal Jengis Khan itu. Famega lalu melintasi Rusia dengan menyusuri jalur kereta Trans Siberia sejauh 6.000 kilometer dari Ulan Ude hingga Moskow, lalu melanjutkan perjalanan ke St Petersburg.

Selanjutnya adalah melintasi Uni Eropa dan singgah di Estonia, Latvia, Lithuania, Polandia, Republik Ceko, Swiss, Prancis, dan Spanyol. Dari Tarifa, Spanyol, Famega menyeberangi Selat Gibraltar dengan kapal sebelum menginjakkan kakinya di Benua Afrika, tepatnya di Kota Tangier, Maroko.

Selama melakukan perjalanan 4,5 bulan tersebut, dia mengaku tidak pernah membuat itinerary atau rencana perjalanan. Padahal keberhasilan perjalanan seseorang ditentukan oleh perencanaan yang matang. 

Menurutnya, dengan adanya itinerary malah akan membuat seseorang kurang bisa bebas mengunjungi sebuah destinasi.

"Kalau aku bilang jangan bikin itinerary, karena kamu akan lebih bebas, jadi lebih kalau mau ke situ ya ke situ. Aku bukan orang yang suka bikin itinerary karena aku lebih spontan, dan itu enggak bisa terjadi kalau aku sudah pesan (tiket)," katanya.

Melakukan perjalanan selama 4,5 bulan melewati 18 negara dan 44 kota telah memberi kesan tersendiri baginya. Tak sedikit pengalaman senang dan kurang menyenangkan dialaminya selama perjalanan. 

Misalnya ketika ia pergi ke Iran. dia mengaku pernah diikuti oleh banyak lelaki, dan "dicolek-colek" ketika dia berjalan.

"Tiap hari ada diikutin jadi harus hati-hati," katanya.

Bahasa menjadi salah satu tantangan yang dihadapi Famega selama melakukan perjalanan ke berbagai negara. Wanita yang fasih berbahasa Inggris ini harus berkreasi untuk dapat berkomunikasi dengan penduduk setempat, yang tidak mengerti bahasa Inggris. 

"Salah paham soal ngobrol, jadi akhirnya bawa tulisan gambar kayak tebak-tebakan gambar di kereta," ucapnya.

Baginya Rusia menjadi salah satu negara yang paling mengesankannya dalam perjalanan ini.

"Selama ini orang mikir (Rusia) seram, orangnya gimana-gimana, padahal di sana orangnya baik dan selalu nolongin," ucapnya.

Mengatur Anggaran

Melakukan perjalanan ke-18 negara pastinya membutuhkan uang tidak sedikit, bisa mencapai puluhan juta rupiah. Soal berapa banyak uang yang dikeluarkan, Famega enggan untuk berbicara. 

Untuk memenuhi agenda wisatanya itu, ia mengaku perlu membutuhkan waktu beberapa bulan untuk menyiapkan dana. Ia pun harus menekan keinginannya untuk "jajan", agar uangnya bisa ditabungnya demi memenuhi hasrat travelingnya.

Selama melakukan perjalanan untuk menekan bujet pun ia lakukan dengan menginap di hostel, memasak makanan di hostel hingga bahkan menumpang mobil yang lewat.

"Semua ada risiko, tapi perlu hati-hati," ujarnya.

Ia pun mengaku dengan melakukan kegiatan solo traveling ini ia bisa mendapatkan banyak sekali pelajaran, mulai dari budaya, hingga perbedaan.

"Mendapatkan pengalaman yang enggak terlupakan selama hidup itu lebih penting dibanding aku mengumpulkan barang. Belajar banyak tentang kehidupan liat dunia, belajar soal perbedaan," ucapnya. (ren)

Sudah dengar hotel menggantung di tebing yang berada di Purwakarta, Jawa Barat? Wah benar-benar pengalaman luar biasa bisa menginap di sana. Penasaran? Lihat di video ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya