Wawancara Rahmat S alias Icha

"Umar Tulus Mencintai Saya"

Muhammad Umar (berdiri) dan Icha alias Rahmat Sulistiyo (duduk)
Sumber :
  • VIVAnews/Erik Hamzah

VIVAnews - Bersuara bariton dan lembut. Sesekali melempar senyum. Gaya bicaranya gamblang dan tegas, tapi tetap tenang. Padahal ancaman hukuman penjara sudah menunggu. Tujuh tahun.

Dia terjebak dalam raga yang salah. Raga laki-laki, jiwa wanita. Suara bariton tapi gemulai aduhai. Nama Rahmat Sulistyo yang diberikan semenjak bertemu bumi, berganti menjadi Fransiska Anastasya Octaviany. Laki-laki ini kemudian sohor dengan nama panggilan yang diciptakan untuk menyamarkan raganya itu, Icha.

Dengan nama Icha itulah dia membentuk diri. Lentik mata, kuku dan jari yang terawat dan bawa badan yang gemulai.

Rahmat yang menyaru jadi Icha itulah yang berkenalan dengan Umar tahun 2010. Perkenalan itu bermula dari telepon nyasar. Hendak menelpon kawan, tapi nyasar ke telepon Umar.  Setidaknya ini menurut pengakuan Umar.

Keduanya memang sama-sama orang baik. Icha, juga Umar. Terpikat suara di telepon itu, lalu berkenalan, berpacaran dan menikah 27 November 2010. Handai taulan dan tetangga banyak yang datang. Karangan bunga banyak.

Tapi di hari bahagia itu, Icha dirundung rupa-rupa kecemasan. Cemas jika raga laki-lakinya itu ketahuan. Itu sebabnya Icha mengawasi detil semua hajatan ini. Dari saksi pernikahan, undangan hingga karangan bunga ucapan turut bersuka cita. Ada juga karangan bunga dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang direkayasa sendiri oleh si "mempelai wanita".

Lalu mereka berumah tangga. Icha mengaku bahagia. Meski sesekali cemas, sebab Umar nyaris mencium keaslian jatinya. Tiga bulan tidur sekasur, Umar sempat bertanya, "Mah kok ada jenggotnya." Tapi dia bisa berkelit. Rumah tangga jalan terus.

Icha tetap menjalani tugasnya sebagai seorang istri. Melayani sang suami mulai dari dapur sampai urusan kasur. Tapi 31 Maret 2011 identitas itu terkuak sudah. Warga sekitar yang sudah lama menaruh sak wasangka akhirnya menggerebek rumah mereka.

Digelandang keluar lalu diserahkan ke polisi.  Icha kini mendekam di rumah tahanan Kejaksaan Negeri Bekasi. Dia dijerat dengan pasal penipuan. Umar mengaku tertipu. Mengawini perempuan yang ternyata laki-laki. Tapi Icha menegaskan bahwa tak lama setelah pernikahan itu Umar  sesungguhnya sudah tahu bahwa dia laki-laki. Icha kini pasrah. Juga pasrah dengan tubuhnya  yang mendua itu.

Jokowi Beri Tugas Baru ke Luhut Urus Sumber Daya Air Nasional

Hasil pemeriksaan para psikolog menyimpulkan bahwa dia lelaki tulen. Tapi, kata para ahli jiwa itu, sisi wanita dalam dirinya sangat dominan. Jadi raganya laki-laki, tapi jiwanya perempuan.

Lalu siapa sesungguhnya yang diadili. Raganya yang kelihatan atau jiwanya yang terjebak itu. Yang diperlukan Icha, eh Rahmat, sesungguhnya bukan cuma pelajaran dari kamar penjara, tapi bantuan untuk menyudahi jiwa wanita yang terjebak dalam raga lelaki itu. Sebab kekuatan jiwa itulah yang menyuruhnya mengatur lentik mata, memakai lipstik dan melihat lelaki ditakdirkan untuk seranjang dengannya.

Ditemui VIVAnews.com di kamar tahanan Kejaksaan Negeri Bekasi jelang persidangan Kamis 16 Juni 2011, dia terlihat tenang. "Saya pasrah saja," katanya. Dia berjanji akan membongkar semua kisahnya dengan Umar dalam persidangan itu.  Berikut petikan wawancara itu.

Apa yang akan kamu dibongkar dalam persidangan nanti? Soal hubungan dengan Umar?

Kalau soal itu saya serahkan kepada pengacara. Biar nanti pengacara saya yang membantu dan menjelaskan semuanya. Intinya dalan sidang saya akan mengikuti peraturan. Saya serahkan semuanya kepada pengadilan dan biar nanti pengacara yang jawab. Dan apabila nanti hakim atau jaksa bertanya saya akan jawab sejujurnya. Saya berharap  sidang bisa berjalan lancar.

Apakah kamu yakin bahwa sebelum jadi masalah, Umar sesungguhnya mengetahui mengenai jenis kelaminmu?

Sebenarnya kalau menurut saya, Umar sudah tahu. Bahwa saya seorang laki-laki. Karena saat pernikahan berusia 3 bulan dia sempat bertanya, "Mah kok ada jenggotnya." "Yang kedua mamah kok badannya kayak laki-laki." Sepertinya sih dia sudah tahu saya ini laki-laki. Mungkin karena sudah terjadi pernikahan dan dia malu kalau ketahuan warga.

Dia jadi tidak berani terus terang sama keluarga. Jadi untuk sementara ditutupi dulu.  Mungkin suatu saat dia akan bongkar semua sebelum ketahuan.

Apakah Icha pernah jujur memberitahu Umar soal identitas laki-laki itu?

Secara langsung saya belum pernah bilang kalau saya ini laki-laki. Semua baru saya sampaikan pada 31 Maret 2011, pada waktu saya digerebek warga dan digiring ke polsek Jatiasih. Waktu itu, selain sama Umar, saya juga jujur tentang identitas saya di depan masyarakat.

Umar mengaku berhubungan layaknya suami istri karena merasa terancam.  Dan kamu, katanya, pernah mengancam pakai pisau.

Semua yang dibilang Umar bahwa saya mengancam pakai pisau itu tidak benar. Saya pegang pisau bukan untuk mengancam dia, tapi kebetulan saat itu saya pegang pisau dalam kondisi emosi. Waktu itu saya dan Umar berselisih mengenai masalah ekonomi.

Pisau itu bukan untuk mengancam dia, tapi untuk membela diri biar tidak terjadi keributan. Supaya kita bisa berdamai lagi, bukan maksud untuk mengancam.

Apakah yang membuat Anda yakin, Umar tulus menikahi Anda?

Yang membuat saya yakin adalah; pertama dia bermaksud mempersunting saya. Itu ketulusan dan kejujuran dia untuk menikahi saya. Yang kedua ya dari cara dia mengajari saya mengaji, dari cara dia membimbing saya dengan kesabaran. Itulah yang membuat saya yakin bahwa dia tulus mencintai saya. Ya kebetulan setiap malam Jumat di rumah Umar ada pengajian yasinan. Saya sering ikut.

Kapan tepatnya memutuskan diri untuk menikah?

Kalau nggak salah bulan Agustus 2010 tapi saya lupa tanggalnya.

Apakah perasaan Icha saat memutuskan untuk menikah dengan Umar. Kamu nggak cemas?

Saya takut dan resah karena diri saya ini laki-laki. Takutnya jati diri saya yang sebenarnya terbongkar. Setelah menjalani pernikahan saya juga takut berterus terang. Tapi waktu itu saya tidak mau mundur ke belakang, ya saya jalani saja, ikuti alurnya saja. Tapi tetap rasa takut sama cemas itu ada.

Bisa diceritakan perasaannya saat memalsukan identitas untuk menikah?

Saya melakukan pemalsuan hanya fotokopinya saja. Bahwa saya laki-laki tapi dipalsukan jadi perempuan. Semua itu saya lakukan untuk meyakinkan keluarga Bang Umar. Rasa takut pasti ada, bakal ketahuan atau tidak. Karena sudah memalsukan identitas itu.

Bisa diceritakan perasaan saat mengundang orang untuk hadir di pernikahan, apakah tidak khawatir ketahuan?

Sebagai orang normal, rasa takut pasti ada.

Ada 4,14 Juta Temuan di Google jika Klik Kata Ini

Apa perasaan saat Umar mengucapkan ijab kabul dan kalian membacakan janji nikah?

Sempat takut juga, karena saya merasa bersalah menurut undang-undang dan agama Allah Subhana wata'alaa. Tapi saya nekat karena saling cinta. Ya saya jalani saja.

Terus sampai malam pertama dan sampai kasus ini kemudian terkuat, apa perasaan Icha ?

Awalnya takut, resah dan cemas. Tapi setelah ini terbongkar perasaan saya justru sudah lega, karena tidak harus terus-terusan berbohong. Waktu pertama ketahuan warga takut banget, tapi sekarang sudah nggak lagi.

Laporan: Erik Hamzah | Bekasi

Workshop Makin Cakap Digital, Membentuk Kesadaran Etika Berjejaring bagi Guru dan Murid Sorong Papua
Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, AKBP Bintoro di TKP Polisi Bunuh Diri

Polisi Periksa 13 Saksi Kasus Tewasnya Anggota Polresta Manado di Mampang Jakarta Selatan

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Bintoro, mengaku saat ini pihaknya sudah melakukan pemeriksaan 13 orang atas tewasnya anggota Satlantas Polresta Manado.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024