Nazaruddin 'Serang' Anas dan KPK

Bendahara Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin
Sumber :
  • ANTARA/Andika Wahyu

VIVAnews - Buronan Interpol, Muhammad Nazaruddin, kembali bernyanyi. Kali ini, dia tidak hanya 'menyerang' rekannya di Partai Demokrat, tapi  juga 'menyerang' Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dalam wawancara dengan stasiun MetroTV, Selasa 18 Juli 2011, Nazaruddin dengan lantang menyeret keterlibatan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Angelina Sondakh, Mirwan Amir, dan politisi PDI Perjuangan Wayan Koster. 'Serangan' ini dilakukan beberapa hari menjelang digelarnya Rakornas Partai Demokrat pada 23 Juli 2011.

Seperti yang diinformasikan kepada VIVAnews melalui BlackBerry Messenger, Nazaruddin membeberkan mengenai kasus suap wisma atlet.

"Ini cerita awal di menpora. Januari 2010 itu ada pertemuan di kantor lantai 10 (hadir) Andi, Angelina, Mahyudin, dan saya. Dalam pertemuan itu Andi mengajukan permohonan anggaran Rp2,3 triliun untuk membantu anggaran sarana prasarana SEA Games dan percepatan fasilitas. Andi memanggil Wafid dalam pertemuan itu supaya bantu Angelina dan kawan-kawan. Itu perintah Andi ke Wafid.

Setelah itu ada pertemuan ke dua antara awal Februari 2010. Wafid, Angelina, Mirwan Amir, Anas waktu itu jabatan Anas masih ketua Fraksi DPR, Mahfud pengusaha teman Anas, dan saya. Membicarakan teknis, soal proyek Ambalang Rp1,2 triliun, proyek Rp75 miliar alat bantu olahraga, dan Rp200 miliar pembangunan wisma atlet di Palembang, serta Rp180 miliar pembangunan sarana prasarana atlet di Jawa Barat.

Angelina paling tahu teknisnya untuk bawa pengusaha ketemu secara teknis dengan Wafid. Kalau kita mau bawa pengusaha kita hanya kenalkan sama Angelina setelah itu Angelina yang atur ke dalam dan urusan teknis Angelina yang urus dan Mirwan Amir, kalau di DPR Demokrat.

Setelah disepakati ada pertemuan ke-3 yang dilakukan sekitar minggu ke 3 Februari 2010 di Arcadia di restoran Jepang. Yang dihadiri Angelina, Mirwan Amir, saya, Mahyudin, Andi M, Wafid dan ada satu deputi yang baru dilantik Andi M beliau bekas dari salah satu dir di istana namanya saya lupa. Dalam pertemuan itu disepakati usulan menpora semua tentang kekurangan anggaran untuk sarana prasarana penyelenggaraan SEA Games untuk dianggarkan APBN-P 2010 dan APBN 2011. Kita sepakati urusan teknis. Nanti yang menjalankan antara Wafid dan Angelina dan Mirwan Amir. Yang mana soal anggaran akan diatur oleh Mirwan Amir dari pimpinan banggar besar dan soal pengusaha akan diatur oleh Angelina. Begitu ceritanya.

Di tengah jalan saya ditinggal sama mereka, jadi secarah teknis saya tidak mengikuti. Kalau soal wisma atlet Palembang sudah dialokasikan Rp9 miliar. Dan untuk proyek Ambalan sekitar Rp50 miliar. Ini semua fakta benar.

Kalau soal wisma atlet yang nilai proyek Rp200 miliar, sudah dialokasikan Rp16 miliar, Rp9 miliar untuk DPR lewat Paul, dan Rp7 miliar dialokasikan untuk tim kongres pemenangan Anas.

Untuk pro Ambalan Rp1,2 triliun dana yang sudah dialokasikan Rp100 miliar. Dengan rician ke DPR lebih kurang Rp30 miliar lewat pengusaha teman Anas namanya Mahfud, Rp50 miliar untuk pemenangan Anas waktu kongres dan ke tim konsultan Anas calon presiden Ifang konsultan Rp20 miliar."

Dalam wawancara dengan Metro TV, Nazaruddin juga mengungkapkan Anas menerima aliran dana hingga US$20 juta untuk pemenangan dalam kongres. Selain itu, Anas juga menerima Rp100 miliar dari proyek Ambalan. "Semua biaya kongres Anas Urbaningrum itu dari APBN. Dari peran Ambalan saja, untuk Anas Rp50 miliar."

"KPK datang saja ambil CCTV Aston biar liat puluhan juta dari sana. Duitnya memang tidak ke Anas. Anas yang mendistribusikan lewat saya. Kasih si A, si B, si C, begitu. Anas otak besarnya. Begitu faktanya. Masa saya harus merekayasa."

Bantahan


Tudingan Nazaruddin itu pun sudah dibantah oleh pihak-pihak yang disebutkan. Angelina Sondakh justru mempersilakan agar bekas bendaharanya itu melaporkan tuduhan ke KPK. “Akan lebih elegan kalau Nazar pulang dan lapor langsung ke KPK,” kata Angelina. Wakil Sekjen Partai Demokrat itu juga membantah tudingan Nazaruddin bahwa ia diperkenalkan Menpora Andi Mallarangeng kepada Sesmenpora Wafid Muharram.

Mirwan Amir juga membantah semua tudingan Nazaruddin. "Itu semua kebohongan dari Nazaruddin," ujarnya.

Bantahan serupa juga disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng. “Pokoknya kami siap bekerja sama penuh dengan KPK. Bila hendak dimintai keterangan lagi, silakan,” kata Menteri Pemuda dan Olahraga. Tapi, imbuhnya, ia tidak berniat melaporkan Nazaruddin ke polisi seperti yang telah dilakukan Anas, untuk menghindari konflik kepentingan.

Wayan Koster juga telah membantah. Namun politisi PDI Perjuangan itu tak mau menanggapi lebih lanjut tudingan Nazar. "Saya tak perlu komen soal pernyataan Nazar nanti malah jadi ribet," ujar Koster dalam pesan singkat yang diterima VIVAnews.
 
Mengenai tudingan dana kampanye yang mengalir saat kongres, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum membantah keras. "Saya kira begini, yang penting adalah kalau ada data atau bukti, dibawa saja ke Indonesia biar mudah. Kan begitu," kata Anas.

Anas pun menegaskan bahwa semua pesan BlackBerry Messenger yang dikirimkan oleh Nazaruddin tidak ada yang benar. Dia sudah melaporkan Nazaruddin ke polisi atas pesan yang dikirimkannya itu. "Ya, BBM yang keliru semua kok. Keliru semua. Kan sudah saya bantah. Bukan hanya saya yang bantah. Tetapi biarkan menjadi proses hukum. Kan sudah ada laporan ke polisi, jadi tidak perlu ribut, apalagi ribut di media, kan tidak baik," bebernya.

Keterlibatan KPK


Selain membeberkan keterlibatan politisi, Nazaruddin juga 'menyerang' KPK. Bahkan Nazaruddin menuding kasus wisma atlet ini hanya akan berujung pada keterlibatannya saja, tidak menindak orang-orang yang telah disebutkannya.

Dalam pesan BBM yang diterima VIVAnews, Nazar mengungkapkan:
"Ini fakta benar. Tetapi saya yakin KPK tidak berani menindaklanjuti masalah ini karena udah ada pertemuan pimpinan KPK dengan Pimpinan Demokrat supaya kasus ini jangan dikembangkan lagi hanya dihabiskan sampai di Nazar. Padahal informasi dari penyidik di KPK udah cukup bukti untuk menjadikan Angelina, Mirwan, Anas, dan Andi untuk menjadi tersangka. Tetapi sudah ada deal di atas antara pimpinan KPK dan Pimpinan Demokrat kasus jangan dikembangkan lagi."

"KPK sudah ada deal khusus antara Anas dan Chandra Hamzah. Deal-nya, Chandra terpilih kembali menjadi pimpinan KPK, begitu juga Ade Raharja terpilih kembali. Ini deal untuk KPK ke depan."

Sementara itu, dalam wawancara dengan MetroTV, Nazaruddin mengungkapkan hal baru. Dia menuding Chandra M Hamzah menerima uang terkait kasus korupsi pengadaan baju hansip untuk pemilu.

"November 2010, Chandra terima uang. Ada CCTV-nya. Chandra menerima uang proyek pengadaan baju hansip untuk pemilu. Kasusnya mau dinaikkan ke KPK. Ada seorang pengusaha yang memberi itu. Bukan saya yang berikan, pengusaha yang berikan. Ada Benny K Harman. Saya tidak percaya KPK."

"Chandra terima suap dari kasus proyek baju hansip. Waktu itu kasus baju hansip mau diusut, Chandra terima itu."

Namun, saat dicecar mengenai keterlibatan Andi Mallarangeng, Nazar mengaku belum ada keterlibatan langsung dari Menpora itu. "Saya rasa secara teknis tidak ada keterlibatan Andi."

Mengenai tudingan menerima uang terkait korupsi baju hansip, Chandra M Hamzah membantah keras. "Nggak benar," kata Chandra lewat pesan singkat, Selasa 19 Juli 2011.

Juru Bicara KPK Johan Budi juga membantah keras tudingan mengenai pertemuan KPK dan Demokrat. Johan mengaku sudah mengonfirmasi tuduhan itu ke Chandra. Dan Chandra mengatakan bahwa pada waktu yang dituduhkan itu sedang tugas ke Australia.

"Pada saat ada pertemuan itu Pak Chandra di Australia sedang tugas dengan tim, baru balik pekan depannya. Jadi gak mungkin ada pertemuan itu," kata Johan Budi di KPK Jakarta. Selasa, 19 Juli 2011.

Menurut Johan, terkait kasus Wisma Atlit KPK tidak akan berhenti pada Nazarudin. Dia menegaskan kasus ini masih berjalan dan akan berkembang sesuai dengan hasil penyidikan.

"Siapa bilang kasus ini hanya berhenti sama Nazarudin kita belum pernah bilang kasus ini berhenti pada kasus Nazarudin, ini belum berhenti masih jalan," ujarnya.

Sementara, Deputi Penindakan KPK Ade Rahardja juga membantah mengenai pertemuan tersebut. "Tidak ada. Tidak ada itu. Saya tidak pernah bertemu Anas," kata Ade dalam pesan singkat kepada VIVAnews.com.


**

Sebelum semua tudingan itu meluncur, 'Nazaruddin' juga sudah pernah melontarkan bola panas. Sesaat setelah dia pergi ke Singapura, ada SMS yang mengatasnamakan Nazaruddin. SMS itu dikirim melalui nomor +6584393907 yang diterima wartawan.

"Demi Alloh, Saya M Nazaruddin telah dijebak, dikorbankan dan difitnah. Karakter, karier, masa depan saya dihancurkan. Dari Singapore saya akan membalas. Saya akan bongkar Mega korupsi Bank Century, korupsi Andi Malaranggeng dalam Wisma Atlit, Manipulasi data IT 18 juta suara dlm Pemilu oleh Anas Urbaningrum dan Andi Nurpati. Mohon doa dan dukungan. Wasallam."

Peran Presiden Salurkan Bansos, Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu

Saat menyampaikan tudingan, Nazaruddin juga memiliki istilah unik terhadap rekan-rekannya.

Istilah-istilah yang sering disebut Nazaruddin dalam pesan-pesannya itu antara lain Ibu Artis, Pak Bali, apel Malang, dan salak Bali. Empat istilah itu memiliki arti tersendiri.

"Artis itu Angelina, Bali itu Wayan Koster," kata Nazaruddin soal istilah-istilah itu dalam pesan BlackBerry Messenger yang dikirim ke VIVAnews.com.

Angelina Sondakh sudah membantah terlibat dalam kasus suap Kemenpora. Angie justru mempersilakan Nazaruddin melaporkan tuduhannya itu ke KPK. “Akan lebih elegan kalau Nazar pulang dan lapor langsung ke KPK,” kata Angelina. Wakil Sekjen Partai Demokrat itu juga membantah tudingan Nazaruddin bahwa ia diperkenalkan Menpora Andi Mallarangeng kepada Sesmenpora Wafid Muharram.

Wayan Koster juga telah membantah. Namun politisi PDI Perjuangan itu tak mau menanggapi lebih lanjut tudingan Nazar. "Saya tak perlu komen soal pernyataan Nazar nanti malah jadi ribet," ujar Koster dalam pesan singkat yang diterima VIVAnews.

Sedangkan untuk istilah apel Malang dan salak Bali, dimaksudkan sebagai uang. "Apel Malang atau salak Bali itu istilah uang," ujarnya.

Namun, Nazaruddin enggan menjawab pertanyaan apakah ada istilah untuk Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono, maupun Andi Mallarangeng. Padahal Nazar pernah mengungkapkan keterlibatan Andi Mallarangeng dalam kasus Kemenpora ini.

Rakornas dan Pemecatan


Semua tudingan baru yang dilontarkan Nazaruddin itu keluar beberapa hari setelah Demokrat mengumumkan pemecatan terhadap kadernya itu. Dan beberapa hari menjelang Rakornas Partai Demokrat.

Anas menyatakan Rakornas yang akan digelar 23 Juli itu akan dijadikan ajang bagi partai yang didirikan Susilo Bambang Yudhoyono itu untuk evaluasi dan koreksi diri. "(Rakornas) Akan kami jadikan momentum untuk melakukan koreksi perbaikan dan penyempurnaan agar seluruh kader partai makin disiplin, makin tertib, dan makin memegang teguh asas dan etika partai," kata Anas.

Bagi Anas, ada dua hal utama yang dikedepankan dalam pelaksanaan Rakornas akhir Juli mendatang di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Pertama, sebagai forum untuk melakukan konsoldasi politik partai secara nasional. Kedua, Rakornas Demokrat akan dijadikan momentum untuk melakukan koreksi perbaikan dan penyempurnaan.

Konferensi Pers

Putri Marino Berani Mesra dengan Nicholas Saputra, Ini Reaksi Tak Terduga Chicco Jerikho!

Aktor dan aktris ternama Tanah Air, Nicholas Saputra dan Putri Marino disatukan dalam film The Architecture of Love, produksi Starvision tayang di bioskop 30 April 2024

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024