Anna 'Gandhi' Hazare, Penumpas Korupsi India

Anna Hazare, mogok makan menentang korupsi di India.
Sumber :
  • AP Photo/Saurabh Das

VIVAnews - Perang melawan korupsi tidak hanya dilakoni sejumlah tokoh dan aktivis anti korupsi di Indonesia dengan mengeluarkan pernyataan tertulis bertajuk Seruan Penyelamatan Bangsa.

Jauh di belahan dunia sana, seorang mantan tentara juga tengah gencar-gencarnya mendorong upaya pemberantasan korupsi yang sudah menggerogoti sendi-sendi ekonomi India. Baburao Hazare atau lebih dikenal dengan nama Anna Hazare, saat ini tengah berperang melawan korupsi dengan menggelar aksi mogok makan 15 hari.

Korupsi adalah salah satu kasus yang sangat meresahkan India saat ini. Berdasarkan laporan Transparasi Internasional pada 2010, negara yang terkenal dengan industri perfilmannya ini menduduki peringkat 87 dari 178 negara terkorup di dunia.

Seperti dikutip laman CNN, sebelum menggelar aksi mogok makan Hazare  sempat ditahan pada Selasa lalu karena menggalang massa dalam jumlah besar. Aksi galang massa itu dilakukan guna menuntut pemberantasan korupsi di negara pimpinan Perdana Menteri Manmohan Sighn.

Biar Nyaman dan Hemat, 7 Trik Pilih Maskapai Penerbangan yang Tepat

Hazare lantas memulai aksi mogok makan di dalam tahanan, dan begitu dibebaskan sehari kemudian, para pendukungnya ikut melakukan hal yang sama.

"Kami tak peduli jika kami mati sekalipun, kami tetap teguh pada pendirian kami. Kami tak akan beranjak dari sini," kata Tarun Garg, salah seorang pendukung Hazare.

Hazare memutuskan untuk menggelar aksi mogok makan setelah tuntutan agar parlemen India mengesahkan Undang-undang (UU) Jan Lokpal disahkan. UU Ini adalah kebijakan mengenai ombudsman publik.

Jika disahkan, UU ini memungkinkan dibentuknya ombudsman independen untuk menyelidiki korupsi di tubuh pemerintahan. UU ini juga memberikan perlindungan bagi warga yang melaporkan tindak korupsi dan dinilai lebih efektif untuk menjerat para koruptor.

Kontan saja, aksi mogok makan Anna Hazare disamakan dengan gaya perlawanan Bapak Bangsa India, Mahatma Gandhi, terhadap kekuasaan Inggris tahun 1940-an. Gandhi melalui perlawanan Ahimsa-nya, pertama kali menggelar aksi demonstrasi dengan melakukan mogok makan sampai mati sebagai bagian dari aksi Satyagraha. 

Sama dengan Gandhi, aksi mogok makan Hazare juga mendapat dukungan dari masyarakat India. Bahkan di hari keempat setelah mogok makan anti korupsi dilakukan, Time of India mencatat semakin banyak warga masyarakat yang bergabung. Sementara ribuan lainnya menggelar unjuk rasa di seantero India.

Mohan Guruswamy, pendiri Pusat Kebijakan Alternatif, mengatakan bahwa para pendukung Hazare adalah mereka yang merasakan perkembangan ekonomi India namun muak dengan sektor publik yang tidak maju.  "Yang anda lihat sekarang adalah pemberontakan kaum menengah India," kata Mohan dilansir dari laman The Guardian.

Dibalik kesamaan aksi Hazare dan Gandhi dalam melancarkan perlawanan tanpa kekerasan, terdapat satu perbedaan diantara keduanya. Hazare dan pengikutnya yang hidup di dunia dengan kecanggihan teknologi informasi, mengkampanyekan perlawanan kelompok anti korupsinya melalui media sosial seperti Facebook dan Twitter.

Terbukti, kampanye melalui media sosial ini cukup efektif menarik perhatian masyarakat, khususnya warga India di seantero dunia. Bahkan, Selang beberapa jam setelah penangkapan Hazare pada 16 Agustus 2011 lalu, hash tag #isupportannahazare menjadi topik trend di Twitter di India. Beberapa pendukung aksi juga ikut mengganti foto akun mereka menjadi foto Hazare.
 
Selain itu, Hazare juga menyampaikan informasi dan agenda gerakan anti korupsi melalui laman Indiaagainstcorruption.org. Serta, memasukan video dukungan melalui situs video, Youtube.

Siapa Anna Hazare?

Melihat sepak terjangnya, Anna Hazare bisa disebut sebagai warga negara India yang mencintai negaranya. Ketika peran Indo-China meletus pada tahun 1962 dan pemerintah mengimbau agar para pemuda bergabung sebagai tentara India, Hazare termasuk salah satunya. Seperti dikutip dari laman annahazare.org, disebutkan bahwa Hazare bergabung dengan tentara India pada 1963.

Selama 15 tahun masa pengabdiannya sebagai tentara, pria yang kini berusia 74 tahun ini pernah ditempatkan di sejumlah negara bagian seperti Sikkim, Bhutan, Jammu-Kashmir, Assam, Mizoram, Leh dan Ladakh.

Dalam masa penugasannya itu, Hazare mengaku sempat frustasi dengan kehidupannya serta memikirkan hal paling esensial dari kehidupan manusia. Bahkan puncak rasa frustasi Hazare ini sempat akan mengantarkannya pada upaya bunuh diri.

Selama masih menjadi tentara, Hazare juga kerap mendatangi wilayah Ralegan Siddhi setiap dua bulan sekali. Pada perjalanannya itu, dia seringkali melihat penderitaan kaum petani karena ketiadaan pasokan air.

Dari kondisi petani seperti inilah, ketokohan Hazare muncul. Dia berinisiatif membangun wilayah kering air tersebut dengan menggagas pembangunan sarana pengairan. Ilmu ini diperolehanya setelah mengunjungi Vilasrao Salunke, sebuah pemukiman di Sasward dekat Pune.

Upaya Hazare membuahkan hasil ketika roda perekonomian Ralegan Siddhi berkembang setelah sistem pengairan air terbangun. Bahkan wilayah ini menjadi model pembangunan ideal di India.

Dari pengalamannya tersebut, Hazare menyadari bahwa pembangunan ekonomi masyarakat India yang sulit berkembang lebih disebabkan maraknya aksi korupsi.  Sekitar tahun 1991, Hazare memutuskan mendirikan Gerakan Rakyat Melawan Korupsi (Bhrashtachar Virodhi Jan Aandolan), sebuah kampanye akar rumput menentang korupsi di kampung halamannya di Ralegan Siddhi, negara bagian Maharashtra.

Aksi pertama pemberantasan korupsi yang dilakukan Hazare adalah mengirimkan bukti terjadinya tindakan korupsi sejumlah petugas kehutanan kepada pemerintah. Namun, setelah 10 kali mengirimkan surat, pemerintah sama sekali tidak menggubris surat tersebut. Hal itu pula yang membuat Hazare mengembalikan penghargaan Padmashree kepada Presiden India dan Vriksha Mitra Award kepada Perdana Menteri India Rajiv Gandhi.

Upaya Hazare tak berhenti disitu. Untuk pertama kalinya, Hazare menggelar aksi mogok makan sampai waktu yang tak ditentukan menuntut penanganan kasus korupsi tersebut. Upaya ini berhasil membuat 6 orang menteri turun dari jabatan dan lebih dari 400 petugas diberhentikan.

Aksi mogok makan juga kembali dilakukan Anna pada Juli 2003 di Azad Maidan. Kali ini Anna mendesak agar pemerintah menyetujui hak memperoleh informasi (Right to Information Act-RT). Upaya ini kembali berhasil mendesak presiden India menandatangani draft RTI setelah aksi mogok makan Anna selama 12 hari.

Namun, ditengah perjuangannya memberantas korupsi India, kehidupan Hazare bukannya tanpa cela. Dia dinilai keras dalam menerapkan pandangannya. Hazare menuntut hukuman mati bagi para koruptor dan mendukung pemandulan (vasektomi) untuk menekan jumlah penduduk.

"Hazare bukanlah malaikat. Pandangannya terhadap wanita menyudutkan dan chauvinist, terkadang metodenya sangat tidak Gandhi. Mengaku non-partisan, Hazare ternyata pernah turut dalam politik," kata Salil Tripathi, jurnalis India yang bermukim di London, dilansir dari laman The Daily Star.

Bahkan, cucu Gandhi, Tushar Gandhi, menyatakan aksi Hazare berbeda dengan aksi kakeknya, Mahatma Gandhi. "Mogok makan Hazare berbeda dengan Bapu (Gandhi) yang menginginkan mengubah musuh menjadi kawan, sementara Hazare mogok makan untuk melawan musuh," kata Tushar.

Terlepas dari sama atau tidaknya aksi Hazare dengan Gadhi, pertanyaannya, haruskan warga Indonesia melancarkan aksi mogok makan serupa untuk mendesak pemberantasan korupsi di tanah air? (sj)

Miris, Ayah Rudapaksa Anak Kandung Berulang Kali Usai Nonton Video Porno
Supri FX

Ramai Kabar Artis Cerai, Supri FX Justru Buat Lagu untuk Istrinya

Saat dihubungi baru-baru ini, Supri FX menjelaskan bahwa lagu ini merupakan ungkapan cinta yang ia dedikasikan secara khusus untuk sang istri.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024