Flu Burung Tewaskan Kakak-Adik, Salah Siapa?

Wabah flu burung
Sumber :
  • Antara/Nyoman Budhiana

VIVAnews - Virus flu burung atau avian influenza (H5N1) kembali mengancam. Dua kakak beradik di Jakarta Utara, meninggal akibat terjangkit virus ganas ini. Pembasmian unggas dilakukan. Tapi masyarakat Jakarta diminta untuk tidak panik.

Korban baru yang meninggal akibat virus ini adalah ASR, bocah perempuan berusia 5 tahun. Ia dipastikan tertular virus flu burung dari PDY (23), kakak kandungnya yang meninggal pada Sabtu, 7 Januari 2012.

Terkait dua kematian pasien flu burung itu, kesiapan pemerintah untuk menangani pasien flu burung patut dipertanyakan lagi. Karena, sebelum divonis terjangkit flu burung, ASR dipastikan terbebas dari virus itu oleh tim dokter penanganan flu burung Rumah Sakit Persahabatan.

Beberapa jam setelah sang kakak meninggal, ASR langsung dievakuasi ke rumah sakit. ASR yang melakukan kontak langsung dengan PDY, mengalami gejala demam, batuk dan pilek. Bocah itu  ditempatkan di ICU khusus flu burung.

Berdasarkan hasil uji laboratorium, Pada Selasa, 10 Januari 2012, ASR dinyatakan negatif terjangkit flu burung. Menurut anggota tim dokter penanganan flu burung, Tjatur Kuat Sagoro, sudah dua kali ASR menjalani pemeriksaan, pada pemeriksaan ketiga dipastikan bahwa anak pasangan Sriyati (48) dan Mariono (58) itu negatif dari virus mematikan.

Setelah tiga hari di ruang perawatan umum, kondisi ASR menurun dan mengalami sesak nafas. Pemeriksaan polymirasea chain reaction (PCR) kemudian dilakukan. Hasilnya diketahui bahwa ASR positif terinfeksi virus H5N1. Perawatan kembali dilakukan di ICU khusus flu burung.

Kondisi ASR terus menurun. Senin, 16 Januari 2012, nyawanya tidak dapat ditolong. Tepat pukul 02.00 WIB, ASR dinyatakan meninggal dunia. Direktur RSUP Persahabatan, Priyanti, mengatakan
bahwa rumah sakit telah berusaha dengan maksimal untuk melakukan pertolongan.

"Kami sudah berikan pelayanan sesuai dengan prosedur penderita flu burung. Pasang alat ventilator, namun nyawanya tetap tidak tertolong," katanya, Jumat, 20 Januari 2012.

Namun, kenapa kondisi ini tidak disampaikan pihak Rumah Sakit Persahabatan kepada keluarga korban. Sebab, informasi yang didapat oleh orangtua korban, ASR meninggal akibat mengidap demam berdarah.

"Dia meninggal pukul 02.00 WIB dini hari di Rumah Sakit Persahabatan," kata Sriyati, saat ditemui VIVAnews.com di rumah Jalan Baru, Ancol Selatan, RT 10, RW 6, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat 20 Januari 2012.
 
Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih langsung mengelar keterangan pers terkait hal ini. Dalam pernyataannya, Endang ikut menegaskan bahwa saat pemeriksaan awal di laboratorium memang tidak memperlihatkan adanya virus H5N1.

Selain itu, Edang juga memastikan tidak ada kesalahan diagnosa yang dilakukan Rumah Sakit Persahabatan. Tapi ada kelemahan teknologi dalam penangan kasus pasien flu burung di Indonesia. Jadi, dia menegaskan, hal tersebut bukan kesalahan RS Persahabatan
"Nanti kami coba kembangkan. Jadi itu semua karena kemampuan teknologi, dan bukan kesalahan Rumah Sakit," katanya.

Tidak hanya terhadap ASR saja, penanganan pemerintah terhadap korban flu burung juga dianggap tidak cepat tanggap terhadap PDY, kakak ASR yang lebih dulu meninggal.

Pria yang kesehariannya bekerja sebagai tukang las di Sunter Garden, Jakarta Utara itu, harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang, setelah Rumah Sakit Sulianty Saroso dan Rumah Sakit Persahabatan memastikan ruangan ICU di dua rumah sakit itu penuh.

Sekitar pukul 19.00 WIB, saat dirujuk dari RS Satyanegara ke RSUD Tangerang, nyawa PDY sudah tidak dapat ditolong lagi. Alat pacu jantung untuk memancing jatungnya juga tidak dapat membantu.

Setelah kabar kematian PDY tersiar akibat flu burung, Kementerian Kesehatan langsung membentuk tim khusus untuk menangani penyebaran virus itu di Ibukota. Sumber-sumber penularan diminta untuk ditangani. Pembasmian unggas pun mulai dilakukan.

Aaliyah Massaid Banjir Cibiran Usai Jadi Bridesmaid di Resepsi Pernikahan Mahalini-Rizky Febian

Dinas Kesehatan DKI Jakarta langsung melakukan pemeriksaan terhadap keluarga dan penduduk sekitar yang memiliki kontak dengan penderita flu burung langsung dilakukan.

Sebanyak 500 unggas peliharaan yang ada di sekitar rumah korban langsung dibasmi dengan cara dibakar. Penyembelihan unggas juga dilakukan di empat wilayah lain di Jakarta.

Menurut data Dinas Kesehatan DKI, selama 2009, dari 10 pasien suspect flu burung, 8 pasien meninggal dunia (84 persen). Pada 2010 jumlahnya menurun menjadi 3 pasien, namun ketiganya meninggal dunia (100 persen). Kemudian pada 2011 dari tiga pasien, dua orang meninggal. Tahun ini sudah dua orang meninggal dunia.

Departemen Kesehatan Indonesia pertama kali telah mengidentifikasi adanya infeksi flu burung pada seorang penderita di kota Tangerang dan dikuatkan oleh pemeriksaan laboratorium resmi WHO di Hongkong. Pada 25 Januari 2004 Departemen Pertanian telah mengumumkan secara resmi, untuk pertama kali kasus avian influenza menyerang unggas di Indonesia.

Tampilan klinis orang yang terjangkit virus flu burung bisa seperti orang yang mengalami gejala flu biasa. Diawali emam, nyeri otot, sakit tenggorokan, batuk dan sesak napas. Virus ini banyak menyerang anak-anak di bawah usia 12 tahun.

Viral, Masjid di Sumbar Kokoh Berdiri Pasca Dihantam Banjir Bandang Lahar Dingin

Korban Jiwa Banjir Bandang Sumbar Bertambah Jadi 44 Orang

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperbarui data jumlah korban bencana banjir bandang di wilayah Sumatera Barat (Sumbar), yang kini telah bertambah menjadi 4

img_title
VIVA.co.id
14 Mei 2024