Banjir di Musim Kemarau, Mengapa Terjadi?

Banjir bandang di Mandailing Natal, Sumatra Utara
Sumber :
  • Antara/Irsan Mulyadi

VIVAnews - Di tengah panas terik yang menyengat warga di ibukota dan sebagian besar masyarakat Pulau Jawa, banjir bandang justru menerjang wilayah lain di tanah air. Tak hanya harta benda, musibah alam itu juga menelan korban jiwa manusia.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan banjir bandang menerjang Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu malam, 25 Agustus 2012. Banjir melanda enam Desa Boyangtongo, Desa Lemusa, Desa Dolago, Desa Gangga, Desa Nambaru, dan Desa Tindaki. Semua desa ini berada di wilayah kecamatan Parigi Selatan.

Hingga saat ini tercatat dua orang meninggal dunia, satu orang hilang, empat luka berat, dan dua luka ringan. Kerusakan fisik meliputi 15 rumah hanyut, 51 rumah rusak berat, 100 rumah terendam lumpur, dua gereja rusak, satu Puskesmas rusak berat, dan 356 kepala keluarga atau 1.424 jiwa mengungsi. 

"Selain itu jembatan Boyantogo dan Dolago yang merupakan trans Sulawesi terputus," Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.

Banjir bandang ini juga menyebabkan dua desa terisolir karena akses transportasi putus.

Pada hari yang sama, musibah alam berupa banjir bandang juga melanda Kelurahan Besusu Timur dan Kelurahan Talise, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Akibat bencana itu, dua orang dilaporkan meninggal dan dua lainnya hilang dalam banjir bandang yang terjadi pukul 22.00 WITA tersebut.

Selain korban jiwa, banjir menyebabkan 5 rumah hanyut, 200 rumah terendam lumpur, termasuk Kantor Lurah Talise Palu Timur. Hingga saat ini, tercatat 101 jiwa harus mengungsi.

"Mereka saat ini mengungsi di masjid. Tapi beberapa di antaranya ada yang bolak-balik ke rumah untuk membersihkan lumpur," ujar Kalaksa BPBD Kota Palu, Rahmat saat dihubungi VIVAnews.

Musim Banjir

Fenomena banjir seolah menghiasi kabar yang diperoleh masyarakat dalam beberapa pekan terakhir. Kondisi ini bertolak belakang dengan cuaca sejumlah kawasan Indonesia yang umumnya tengah panas oleh terik matahari.

Selain dua musibah banjir yang terjadi di Sulawesi tersebut, BNPB juga mencatat bencana serupa menerjang kawasan Ambon. Data terakhir menunjukan, sejak 1 Agustus lalu, sebanyak 5.240 rumah masih terendam banjir yang tersebar di 26 lokasi. Sebanyak 119 rumah rusak berat, 24 rumah rusak sedang, dan 77 rumah rusak ringan.

"102 rumah terancam longsor. Sampai saat ini 1.452 jiwa mengungsi yang tersebar di 13 lokasi," ujar Sutopo.

Datangnya berbagai musibah di Indonesia sebetulnya sudah diingatkan BNPB sejak awal tahun 2012. Kala itu, institusi ini memperkirakan bencana 2012 akan didominasi oleh hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, kekeringan, puting beliung, dan gelombang pasang.

"Data bencana 2002-2011 menunjukkan 85 persen bencana di Indonesia adalah hidrometeorologi," kata Sutopo.

Prakiraan Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology (Jamstec), National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Bureau of Meteorology (BoM), dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), antara Januari-Agustus kondisi cuaca normal. Sementara itu, Agustus-Desember kemarau agak basah. "Tahun 2013 diprediksi kemarau elnino," katanya.

Musim kemarau 2012 sendiri diprediksi normal. BMKG menyatakan, sifat hujan musim kemarau 2012 sebagian besar normal (57%), di atas normal (35%), dan di bawah normal (8%). Namun nyatanya kekeringan terjadi di beberapa wilayah.

Namun prakiraan dari pemerintah itu tak sepenuhnya disetujui oleh berbagai kalangan. Kendati tetap meminta masyarakat waspada, Profesor riset astronomi-astrofisika, Thomas Djamaluddin memberikan pandangan yang berbeda mengenai kondisi cuaca di tanah air. 

"Sampai saat ini belum diperkirakan secara tepat terkait prakiraan kondisi ekstrem tahun 2012. Kaitan menuju puncak aktivitas matahari dengan kondisi ekstrem kemarau atau ekstrem lainnya belum jelas," kata Thomas.

Kata Thomas, bayangan apa yang terjadi tahun depan tidak semenakutkan itu. Sejauh ini ilmuwan belum bisa memprakirakan kondisi ekstrem lebih dari batas waktu enam bulan.

Dari prospek cuaca yang dibuat BMKG untuk periode 21-27 Agustus 2012 dilaporkan, hujan dengan intensitas labat berpotensi terjadi di Kepulauan Sula, sebagian Maluku Utara bagian selatan, dan pantai Utara Papua Timur.

Hujan dengan intensitas ringan dan sedang diperkirakan bakal melanda sejumlah kawasan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Maluku

Mengapa Terjadi?

Menangapi fenomena bencana banjir yang melanda sejumlah daerah ditengah cuaca panas di wilayah Jawa, Kepala Sub Bidang Informasi Meterorologi BMKG, Hary Tirto Djatmiko kepada VIVAnews mengatakan bencana alam yang terjadi itu memang ada kaitannya dengan cuaca di tanah air. 

"Berbagai parameter harus dilihat. Selain cuaca harian harus diketahui bahwa tak semua wilayah di Indonesia tengah mengalami kemarau," kata Hary.

BMKG menilai kondisi cuaca wilayah sebelah selatan khatulistiwa Indonesia saat ini memang tengah mengalami kemarau. Wilayah itu diantaranya Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Kondisi berbeda justru terjadi di wilayah sebelah utara khatulistiwa Indonesia yang tengah mengalami cuaca hujan.

"Bahkan beberapa daerah diantaranya tengah mengalami puncak hujan yaitu pada Juni-Agustus," ungkap Hary.

Munculnya hujan di beberapa daerah di Indonesia ini, disebabkan terjadinya badai tropis Tembin yang melanda kawasan utara Filipina. Saat ini, badai tersebut tengah bergerak di sekitar laut China Selatan dan Taiwan.

Sebelum munculnya badai Tembin, cuaca di kawasan Asia juga telah dihantam oleh kemunculan badai Kai-Tak di Laut China Selatan.

"Efek ini muncul berbarengan sehingga muncul kumpulan awal di wilayah bagian utara Indonesia yang mengakibatkan curah hujan tinggi," kata dia.

Melihat kondisi tersebut, BMKG mengimbau agar masyarakat tetap waspada dengan cuaca hujan yang kemungkinan memilik intensitas tinggi. Hal itu bisa terjadi minimal dalam sepekan ke depan.

Wilayah-wilayah seperti Ambon, sumatera bagian utara, dan Papua diimbau untuk tetap memantau kondisi cuaca di daerahnya masing-masing.

"Dengan kondisi ini, iklim Indonesia sebetulnya tak hanya dua yaitu hujan dan kemarau. Tapi ada periode transisi dari perubahan cuaca itu," ujar Hary.

5 Makanan yang Tidak Boleh Dikonsumsi oleh Penderita Asam Lambung, Apa Saja?
Rilis TikToker Galih Loss Soal Video Diduga Menistakan Agama

Motif TikToker Galih Loss Buat Konten Penistaan Agama Terkuak, Ternyata Buat Cari Endorse

Polisi sudah menangkap Galih Loss karena konten 'hewan mengaji' yang meresahkan dan diduga menistakan agama Islam.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024