SOROT 506

Wisata Si Pemberani

Kunjungan Wisatawan Bromo
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

VIVA – Travel is never a matter of money, but of courage.

Sejuta Pesona Keindahan di Kejuaraan Arung Jeram Lareh Sago Halaban

Kutipan terkenal di atas mungkin tak berlaku bagi mereka yang gemar wisata bergaya fancy, seperti glamping atau menginap di hotel bintang lima dengan segudang fasilitas mewah. Tak perlu keberanian dan nyali besar untuk bersantai dan berleha-leha di resor internasional. Semua orang yang punya uang bisa melakukannya. Tapi tidak dengan jenis wisata satu ini, wisata petualangan.

Butuh keberanian dan  tekad untuk melakukannya. Bagaimana tidak, wisata petualangan lebih banyak menguras tenaga dan mengharuskan Anda menjelajahi medan yang berat. Sebut saja turun gunung dengan menaiki sepeda, arung jeram, paralayang, panjat tebing dan masih banyak lagi. Ya, deretan aktivitas ekstrem ini yang membuat wisata petualangan jauh lebih menarik, menantang dan memacu adrenalin.

Pendaki Wajib Tahu Mountable, Alat Komunikasi Tanpa Sinyal Buatan UI

Kegiatan yang berhubungan dengan petualangan memang seringkali berisiko, penuh dengan tantangan atau sesuatu yang tidak pasti. Nah, dalam kegiatan wisata, petualangan dirancang dengan tantangan, namun tetap melibatkan proteksi keselamatan dan dibuat sedemikian rupa agar memiliki suasana yang menggembirakan.

Wisata petualangan terbagi menjadi dua, yakni yang penuh tantangan dan yang lebih menitikberatkan pada fun atau kegembiraan saja. Meski begitu, pada dasarnya, lewat wisata petualangan, beragam tantangan ditawarkan untuk merangsang adrenalin pengunjung. Jenis atau pilihan dari wisata petualangan ini juga beragam, mulai dari menyelam hingga mendaki ketinggian.

Hobi Traveling, Ramon Y Tungka Ungkap Biaya Fantastis Naik Gunung

"Wisata petualangan itu lebih memacu adrenalin dan banyak tantangan, lebih terasa berkesan. Destinasinya juga lebih alami dan memiliki pemandangan yang bagus banget, yang punya keunikan dan kekhasan tersendiri. Walaupun untuk mengeksplornya itu butuh tenaga ekstra," ujar Nini Irianti, seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) berusia 33 tahun yang hobi berwisata petualangan saat diwawancara VIVA baru-baru ini.

Wisata Gunung Bromo

Wisatawan menikmati pemandangan Gunung Bromo dari penanjakan satu di Probolinggo, Jawa Timur. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Nini yang pernah berpetualang mengeksplor Bromo, Ujung Kulon, Sombori dan Labengki, Tana Toraja, Kepulauan Komodo dan Gunung Papandayan itu juga mengatakan, bahwa kelebihan lain dari wisata petualangan dibanding konvensional adalah destinasinya yang alami, bukan buatan.

Hal senada disampaikan Wilson. Menurut dia, penggemar wisata petualangan juga lebih suka menikmati pemandangan alam dibanding perkotaan. Itulah alasan utamanya memilih wisata petualangan untuk refreshing dan menyegarkan pikiran.

"Enggak suka aja (wisata) konvensional cuma jalan-jalan di kota. Saya suka lihat pemandangan alami. Kalau cuma di kota kan kita juga tinggal di kota," katanya.

Pria yang gemar naik gunung itu juga menuturkan, bahwa setiap kali ia berpetualang mendaki gunung, tantangan dan rintangan yang ia temui juga berbeda-beda. Begitu pula dengan jalurnya.

"Juga temannya enggak selalu sama, jadi beda suasananya. Pemandangannya juga jelas beda, pas sampai puncak juga beda sensasinya. Pas sampai puncak paling atas pemandangannya bikin prosesnya terbayarkan," ucapnya.

Wisata petualangan juga digemari para selebriti, salah satunya adalah Ramon Y. Tungka. Aktor sekaligus presenter ini mengaku lebih suka berlibur ke destinasi-destinasi wisata alam, baik darat atau air. Ia bahkan akan berpetualang mendaki Gunung Kilimanjaro, Tanzania, Afrika pada 17 Agustus 2018 mendatang untuk mengibarkan bendera merah putih dan merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di puncak gunung tertinggi di dunia itu.

"Wisata petualangan memberikan banyak pembelajaran, dan selalu ada hal baru setiap kali melakukannya. Walaupun kita sudah pernah mengunjungi destinasi tersebut, namun tetap akan ada surprise baru yang akan ditemui," ujarnya.

Tampilan baru Google Maps.

Jangan Sekali-kali Pakai Google Maps untuk Mendaki Gunung

Para pendaki gunung diingatkan mengenai bahaya mengandalkan aplikasi seperti Google Maps untuk membawa mereka ke puncak.

img_title
VIVA.co.id
19 Juli 2021