Mengukur Kekuatan Alumni

- ANTARA FOTO/Dede Rizky Permana
Deklarasi alumni berbagai perguaruan tinggi untuk Prabowo
Fenomena dukungan para alumni perguruan tinggi kepada capres-cawapres tertentu di Pilpres 2019 ini memang mengemuka. Situasi ini tidak didapati pada Pilpres 2014 yang lalu.
Bahkan tidak hanya di kalangan perguruan tinggi saja, tapi lebih meluas lagi. Misalnya, di kelompok alumni Sekolah Menengah Atas juga merebak, seperti alumni SMA se-DKI yang mendukung Jokowi. Lalu kelompok yang menamakan dirinya Makbul atau Mahakam-Bulungan, bersiap mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo-Sandi.
Seberapa Signifikan
Jumlah seluruh pemilih pada Pemilu 2019 mencapai angka 192 juta lebih. Dari jumlah itu, Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Dr Valina Singka Subekti, dalam sebuah kesempatan menyebutkan sekitar 65 persen merupakan tamatan Sekolah Dasar atau tidak tamat SD. Sedangkan sisanya bervariasi, antara lulusan SMP, SMA, dan perguruan tinggi.
Media Survei Nasional pada 1-9 Februari 2018 lalu membedah pemilih Jokowi dan Prabowo berdasarkan tingkat pendidikannya. Disebutkan bahwa tingkat pendidikan pemilih Jokowi yang tidak tamat SD sebesar 40,9 persen, tamatan SD sebanyak 39 persen, tamatan SMP sebesar 37,4 persen, tamatan SMA ada 27 persen, tamatan S1 sekitar 13,7 persen, dan tamatan S2/S3 hanya 10 persen.
Sedangkan tingkat pendidikan pemilih Prabowo yang tidak tamat SD ada 13,7 persen, tamatan SD sebanyak 21 persen, tamatan SMP di angka 22,8 persen, tamatan SMA sebesar 25,1 persen, tamatan S1 ada 34 persen, dan tamatan S2/S3 mencapai 40,0 persen.
Pengamat Politik Indonesian Public Institute Jerry Massie, mengungkapkan kampus dan SMA merupakan kelompok yang sangat potensial dalam konteks Pemilu 2019. Dia menyampaikan dua institusi itu merupakan tempat kalangan milenial berada. Sebanyak 80 juta atau 40 persen dari 192 juta pemilih ada di kalangan ini.