VIVAnews-- Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia tengah mengkaji sekitar 20 buku yang diklaim provokatif dan memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hasil kajian akan menjadi dasar rekomendasi kepada Kejaksaan Agung agar melarang peredaraan buku tersebut.
Salah satunya buku terbitan Perserikatan Bangsa Bangsa yang berjudul The Indigenous World of 2009. Buku ini adalah laporan lembaga nirlaba International Working Group for Indigenous Affairs (IWGIA) berbasis di Kopenhagen, Denmark. Lembaga ini mengkaji perkembangan dan kejadian penting pada 2008 dengan menggunakan cara pandang para suku asli di seluruh dunia.
Pemerintah Indonesia menilai buku itu berpotensi membangkitkan semangat separatis. Potensi itu terdeteksi karena IWGIA memisahkan kajian Papua Barat dengan Indonesia. Kepada reporter VIVAnews, Purborini, Editor Regional buku The Indigenous World 2009, Christian Erni, menjelaskan ihwal buku itu. Erni berada di Thailand saat wawancara via telepon dilakukan. Berikut petikannya.
Bisa Anda ceritakan bagaimana proses pembuatan buku itu?
Kami bekerja dengan contributor yang bekerja sukarela. International Work Group for Indigenous Affairs (IWGIA) tidak memberikan bayaran untuk artikel yang ditulis. Volume The Indigenous People of 2009 mencakup laporan dari 63 negara dan delapan laporan untuk proses internasional.
Artikel dalam buku ini mencerminkan bagaimana penulis memandang masalah, dan IWGIA tidak dapat bertanggungjawab terhadap opini yang dibuat. Terkait hal itu, kami mendorong pihak yang ingin mengetahui informasi lebih lanjut agar menghubungi langsung penulisnya.
Tetapi, identitas penulisnya tak diterakan dalam buku itu?
Kami merahasiakannya. Para penulis tetap anonim, itu adalah kebijakan kami melindungi mereka, mengingat isu yang diusung sangat sensitif.
Berapa lama anda melakukan pengumpulan data?
Kami menerima artikel tersebut pada bulan Oktober. Pada Januari artikel itu selesai untuk finalisasi. Pada April, buku itu siap dirilis. Setiap tahunnya kami selalu mengeluarkan laporan ini.
Papua Barat ditempatkan dalam Bab Australia, New Zealand dan Pacific. Adakah alasan khusus untuk ini?
Kami bertujuan memberikan ruang kepada pemerhati, dan penggiat suku asli melaporkan perkembangan, dan kejadian penting pada 2008, dengan menggunakan cara pandang para suku asli.
Sejumlah kasus kami tempatkan berdasarkan pertimbangan etnografik ketimbang batasan negara. Ini dilakukan karena pandangan orang suku asli dan identifikasi budaya dalam banyak kasus kerap mengaburkan batas negara. Sebenarnya ini keputusan yang sulit.
Bagaimana menjelaskannya lebih detail?
Secara geografis, Papua Barat satu pulau dengan Papua Nugini. Letaknya ada di Pacific. Seperti kami jelaskan tadi, suku asli kerap tersebar melewati batas negara. Masalah sama sebenarnya terjadi di Rusia. Rusia kan merupakan negara Federasi. Negaranya tersebar hingga kutub utara.
Masalah yang di Rusia itu pun kami kami temukan dalam pengumpulan data di Kanada. Kami memutuskan membagi dua kajian terhadap Kanada ini. Kanada kami tempatkan dalam dua bagian yaitu Northwest Teritory, dan Kanada sebagai bagian Amerika Utara. Jadi, geografis sebagai basis pertimbangan kami.
Pemerintah Indonesia tengah meneliti buku itu, dinilai bentuk provokasi?
Sebenarnya, Pemerintah Indonesia selalu mengajukan keluhan kepada kami setiap tahunnya. Setiap tahun pula kami kerap memberikan jawaban. Tahun lalu juga begitu. Hanya saja mereka tidak berhubungan langsung dengan kami. Pemerintah Indonesia mengajukan keluhan itu ke New York (Markas PBB, penerbit buku ini--red) dan kami menjawab keluhan mereka. Pemerintah Indonesia juga pernah mengajukan keluhan kepada Pemerintah Denmark dan Swedia.
Kali ini, apakah anda akan merespon secara langsung kepada pemerintah Indonesia?
Tentu saja. Kami dengan senang hati akan memberikan jawaban. Mungkin juga karena mereka tidak membaca bukunya.
Bagaimana caranya?
Persis seperti yang anda lakukan. Sampaikan saja keluhan itu melalui email kepada kami. Kami pun akan langsung menjawab bahkan jika perlu menghubungi melalui telepon.
Apakah anda akan mengubah isi laporan tersebut setelah mendengarkan keluhan pemerintah Indonesia?
Tidak. Kami tidak akan mengubah buku itu. Ketika kami menulis, tidak ada niat lain kami selain memberikan laporan. Kami hanya menulis apa yang kami dapatkan.
VIVA.co.id
27 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial
Nasional
12 menit lalu
Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.
Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot
Nasional
17 menit lalu
Koordinator TPDI (Tim Pembela Demokrasi Indonesia), Petrus Salestinus mengingatkan kepada Kejaksaan Agung agar tidak itu tidak menjadi bahan santapan para pejabat. Sebab,
Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024
Politik
sekitar 1 jam lalu
Mahfud MD, buka-bukaan mengenai langkah politik dia selanjutnya, usai pelaksanaan dari Pilpres 2024. Mengingat mantan Menkopolhukam RI tersebut bukan kader partai politik
Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi
Bisnis
sekitar 1 jam lalu
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menyebut, risiko RI masuk ke jurang resesi masih jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain.
5 Orang jadi Tersangka Baru Korupsi Timah, Siapa Saja Mereka?
Nasional
sekitar 1 jam lalu
Lima orang kembali ditetapkan jadi tersangka kasus dugaan korupsi tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan atau IUP PT Timah Tbk 2015-2022. Tiga ditahan
Esports: PUBG Mobile Sukses Gelar Turnamen Komunitas hingga Influencer selama Ramadhan
Gelanggang
1 jam lalu
Selama Bulan Suci Ramadhan 2024 yang baru saja berlalu, pecinta Esport dan gamers disuguhkan berbagai kegiatan oleh PUBG Mobile.
Terpopuler
Wow! Ada Senjata HS Kaliber 9 Mm di Dalam Mobil Polisi yang Tewas di Mampang Jaksel
Kriminal
27 Apr 2024
Polisi berhasil menemukan sejumlah barang bukti dalam dugaan kasus polisi tewas dari Satlantas Polresta Manado, Sulawesi Utara Brigadir Ridhal Ali Tomi (RAT).
Bukan Hina Pemain Korea Selatan, Ernando Minta Maaf dan Jelaskan Alasan Joget Usai Gagalkan Penalti
Liga Indonesia
27 Apr 2024
Kiper Timnas Indonesia U-23, Ernando Ari jadi sorotan saat berhasil menggagalkan penalti pemain Korea Selatan dalam laga perempat final Piala Asia U-23 2024.
Eko Patrio juga bersyukur penyakit batu ginjal yang diderita oleh Parto belum menjalar ke mana-mana atau membahayakan organ lainnya.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Springer, diamati bahwa sekitar 65 persen pria dan 40 persen wanita melakukan masturbasi.
Esports: PUBG Mobile Sukses Gelar Turnamen Komunitas hingga Influencer selama Ramadhan
Gelanggang
27 Apr 2024
Selama Bulan Suci Ramadhan 2024 yang baru saja berlalu, pecinta Esport dan gamers disuguhkan berbagai kegiatan oleh PUBG Mobile.
Selengkapnya
Partner
Saldo DANA Gratis dari Google Untuk Kamu! Aplikasi aman dan menguntungkan, Klaim Sekarang Juga!
Gadget
11 menit lalu
Nikmati saldo DANA gratis dari Google sekarang juga! Temukan cara mendapatkannya melalui artikel ini. Aplikasi aman dan menguntungkan.
Oppo baru saja merilis ponsel terbaru mereka di segmen entry-level, yaitu Oppo A60, yang pertama kali diluncurkan untuk pasar Vietnam. Menawarkan sejumlah Fitur Menarik
Kisah Palestina Saat Kepemimpinan Kaisar Ottoman
Gadget
sekitar 1 jam lalu
Palestina, panggung sejarah penuh konflik. Sejak Mandat Britania hingga Perang Dunia I, konflik antara Israel dan Palestina tumbuh. Perjuangan antara bangsa Arab, Inggris
Unjuk Gigi di Piala Asia Qatar, Ini Sederet Fakta Timnas U-23 Besutan Shin Tae Yong
Ceritakita
sekitar 1 jam lalu
Timnas Indonesia U-23 mengunci tiket ke semifinal Piala Asia U-23, setelah menumbangkan Korea Selatan (Korsel) melalui drama adu penalti dengan skor 11-10.
Selengkapnya
Isu Terkini