SOROT 86

Langkah Mati Israel

Misi kemanusiaan Palestina di Kapal Mavi Marmara
Sumber :
  • AP Photo/Free Gaza Movement

VIVAnews –BAYANGAN tragedi itu masih melekat di ingatan Ferry Nur. Berada di atas kapal Mavi Marmara, kapal pengangkut bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina, dia menjadi saksi sekaligus korban dari serangan tentara Israel, pekan lalu.

Ferry sedang shalat berjamaah ketika kapal itu mendekati perairan Israel. Dia berada di lantai dua. Tiba-tiba terdengar suara gaduh di geladak, dan imam mempercepat shalat. Setelah jamaah bubar, dia berlari ke lantai tiga.

Kapal mereka rupanya dicegat tentara Israel. “Saya dengar jelas sekali mereka menurunkan tentara di dekat nakhoda,” ujar Ferry, koordinator Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (Kispa), kepada VIVAnews, Jumat, 4 Juni 2010.

Selanjutnya, kegaduhan tambah menggila. Sleeping bag, dan tikar berterbangan. Lalu ada letusan gas air mata serta peluru timah. Sejumlah korban jatuh, dan meninggal.

Ferry sempat melihat ke sisi kiri. Ada dua kapal perang, dan tiga kapal cepat. Dia dan rekannya yang berada di sisi kapal, lalu menyemprotkan air. Mereka mencegah tentara dari kapal perang Israel memanjat Mavi Marmara. Terdengar rentetan suara tembakan.

Dua rekannya, Oktvianto Baharudin (aktivis Kispa) tertembak di tangan dan kaki. Surya Fahrial, seorang jurnalis Suara Hidayatullah ditembak di bagian dada. “Dalam tempo satu jam, kapal berhasil diambil alih mereka,” ujar Ferry.

Tentara Israel lalu memborgol relawan. “Ada yang kepalanya ditendang, dipukuli. Mereka teriak-teriak 'Sit down! Sit down!'”. Nahkoda diambilalih dan kapal dibelokkan ke Pelabuhan Ashdod.

Gandeng Swiss Re Asia, IFG Perkuat Bisnis Jasindo Jadi Mitra Pengelolaan Manajemen Risiko BUMN

Selama 12 jam, tangan mereka terborgol, bentakan bertubi-tubi, tak boleh ke toilet, dan tak ada makan dan minum. “Kami juga tidak diperbolehkan shalat, sehingga kami sholat sambil jongkok atau duduk dengan tangan terborgol,” Ferry mengisahkan.

Peristiwa berdarah itu terjadi pada 31 Mei lalu. Tentara Israel menyerang para peserta konvoi “Armada Kebebasan untuk Gaza" (Freedom Flotilla to Gaza) - yaitu misi tak resmi pembawa bantuan kemanusiaan ke wilayah Palestina di Gaza, yang diblokade Israel selama tiga tahun.

Armada terdiri dari enam kapal. Para awaknya yang tak bersenjata itu, dicegat oleh pasukan komando, dan kapal angkatan laut Israel di perairan internasional. Mereka dilarang bergerak menuju perairan Gaza.

Selain Sandra Dewi, Ini Daftar Istri Tersangka Kasus Korupsi Timah yang Diperiksa Kejaksaan

Aksi cegat itu berujung pada insiden berdarah. Sedikitnya sembilan aktivis tewas oleh berondongan tembakan tentara Israel. ??Dunia mengecam aksi brutal Israel itu. Masyarakat internasional menilai aksi itu sebagai pembajakan di laut netral, dan kejahatan internasional. PBB dan sejumlah negara pun menyerukan penyelidikan atas insiden Flotilla.
 
Tapi Israel berkilah. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan para pejabatnya, menyatakan penembakan itu untuk membela diri, setelah pasukan mereka diserang begitu turun dari helikopter. Bagi Israel, pencegatan itu mereka lakukan untuk memastikan tak ada penyelundupan material yang bisa digunakan Hamas, organisasi radikal yang kini menguasai Gaza, untuk dijadikan senjata.

Seorang wartawan Israel malah menyebut selama ini Hamas menggunakan banyak bahan selundupan untuk membuat roket yang ditembakkan ke wilayah Israel. Soal kebutuhan di Gaza, seperti makanan, tak pernah diblokade. Selama ini bantuan ke Gaza harus melalui mereka, dan sudah tersalurkan. Tapi banyak yang meragukan pernyataan Israel itu, termasuk dari para pegiat yang ikut dalam armada “Freedom Flotilla to Gaza.”

Di tengah hujan kecaman terhadap Israel, berbagai upaya internasional tengah dilancarkan untuk menanggapi tragedi itu. Namun, masalah ini mungkin berbuntut panjang. Tak penyelesaian yang jelas,  konflik di Timur Tengah kian parah dan nasib penduduk Palestina di Gaza pun tidak menentu.

Warung di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang

Pemerintah Bekasi Perlu Laksanakan Rekomendasi KPPU untuk Mitra Pengolahan Sampah

Peneliti isu sustainability, Sigmaphi Indonesia, Gusti Raganata meminta Pemerintah Kota Bekasi untuk melaksanakan rekomendasi KPPU, terkait pelaksanaan tender pemilihan m

img_title
VIVA.co.id
16 Mei 2024