SOROT 335

Harga Miring Rasa Elite Pasar 8

Pasar 8 Alam Sutera di Tangerang Selatan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

VIVA.co.id - Kerumunan orang seakan tak pernah surut. Sebagian lagi ada yang antre. Mereka rela menunggu. Sengat bau asap yang membumbung tinggi, tetap tak peduli. Jarang orang yang mau seperti ini. Tapi terjadi di Pasar 8 Alam Sutera.

Tak heran jika pasar kuliner ini jadi pilihan warga Tangerang dan sekitarnya. Selain cozy untuk hang out, hidangannya pun beragam. Mulai dari makanan lokal hingga asing. Tapi paling laris, antara ayam bakar Taliwang, sate Padang, sate kambing dan soto Betawi.

Selain enak, harga pun tak membuat dompet tipis. Cukup merogoh kocek antara Rp25 ribu hingga Rp50 ribu per orang, bisa nongkrong sepuasnya. "Terjangkau. Sudah sama lontong, kita kenyang makan di sini," ujar Fikri salah satu pengunjung, yang asik mengunyah sate Padang.

Tak cuma Sate padang, incaran para pecinta kuliner tertuju pada Soto Betawi. Makanan ini laris manis saat sore menjelang malam. Harga pun tak jauh berbeda. Wajar jika banyak yang antre di depan kedai Soto Betawi.

Tapi dari banyaknya kuliner ada satu yang menarik. Mie Kangkung. Kuliner ini cukup sohor di Pasar 8. Andreas, salah satu penyuka kuliner ini, mengatakan bisa sebulan dua kali datang ke pasar ini.

"Kebetulan dekat tempat kuliah. Saya biasa makan bubur ayam dan mie kangkung. Di sini murah," ujar Andreas yang membawa teman dekatnya itu.

Pasar 8 Alam Sutera di Tangerang Selatan
Deretan kedai makanan di Pasar 8 Alam Sutera, Tangerang Selatan. Foto: VIVA.co.id/Fikri Halim

Pasar ini saat pagi dan siang lebih banyak penjual sayur dan sembako. Namun mendadak berubah setelah lewat jam 5 sore. Terlebih lagi di malam hari. Salah satu pengunjung, Helen menceritakan begitu senangnya saat setelah berbelanja bisalangsung menikmati kuliner yang disajikan pada malam hari. Kebiasaan ini sudah sejak tiga tahun belakangan.

"Ya, hampir tiap hari, karena memang kerja dekat sini. Kalau saya ke sini sekalian belanja," ujar Helen.

Bagi Helen dan Andreas, tak ada lagi kesan pasar yang kumuh dan jorok jika sudah singgah di pasar ini. Mereka  memilih pasar ini ketimbang harus mencari makan di mal. "Dibanding ke mal lebih mending ke sini. Makanannya enak dan  murah. Makan berdua nggak sampai Rp80 ribu," ujarnya.

Kepala pasar 8 Alam Sutera, Sarwindro Dwi Pranoto mengatakan siapa saja pembeli dan pendatang yang datang ke pasar ini akan dimanjakan oleh beragam kuliner khas nusantara dan makanan impor seperti Chinese Food.

Meski jam bukanya dibatasi, kata Sarwindro, tak menyurutkan para pembeli berdatangan ke pasar ini.

"Buka dari jam 5 sore sampai jam 12 malam. Jadi orang ramai itu biasanya malam hari," ujar Sarwindro.



Menampik Kesan Harga Selangit
Mendengar nama Alam Sutera, pasti banyak orang akan menyimpulkan nama Alam Sutera adalah kawasan elit. Banyak orang akan berpikir bahwa apapun yang dijual dan dijajakan di Alam Sutera terkesan mahal.

Stigma mahal terpatahkan dengan kehadiran Pasar 8. Keberadaan pasar yang terletak di Serpong, Banten itu  merangkul berbagai kalangan masyarakat.

Mereka, datang dari mana saja dan kapan saja. Ada kalangan menengah atas ada juga kalangan menengah ke bawah. Barang yang dijajakan pun sama dengan Pasar Induk.

Salah satu pedagang, Yadi mengatakan, sayuran dan daging yang dijual di Pasar 8 masih mengikuti harga  di pasar tradisional lainnya. "Nggak jauh beda dengan harga di pasar lain. Paling beda sedikit karena disesuaikan dengan tempatnya di sini lebih bagus," ujar Yadi.

Biaya sewa kios memang terbilang mahal. Yadi dan beberapa teman pedagannya pun harus merogoh kocek dari Rp17 juta sampai Rp20 juta untuk menyewa kios. "Tergantung tempatnya di dalam apa lebih ke depan," ujar Yadi.

Pasar 8 Alam Sutera di Tangerang Selatan

Kios buah di Pasar 8 Alam Sutera, Tangerang Selatan. Foto: VIVA.co.id/Fikri Halim

Bukan Pasar Biasa

Uang itu sudah termasuk uang pemeliharaan dan keamanan. "Pokoknya sudah semua. Jadi kita merasa nyaman berjualan," kata Yadi.

Tak hanya mencari barang kebutuhan pokok. Mereka yang datang ke pasar ini juga mencari kenyamanan. Mereka ingin berbelanja dengan suasana yang rapih dan bersih. Mahfum, tidak semua pasar di Jabotabek memberikan rasa aman dan nyaman.

Aman, karena bagi yang membawa kendaraan bermotor akan disediakan area parkir yang luas, cctv dan petugas keamanan yang berjaga 24 jam.

Selain itu, pasar ini juga bersih. Saat hujan, jejak sepatu pengunjung yang masuk langsung dibersihkan petugas dengan cekatan. Keset pun disediakan sebelum para pembeli masuk ke pasar itu. "Petugas kebersihan di pasar ini cukup profesional," ujar Sarwindro.

Apa yang dilakukan pihak pengelola pasar patut diacungi jempol. Sebab, upaya sederhana membuat pembeli merasa nyaman.

Tak sedikit pengunjung yang datang menanyakan alasan mengapa diberi nama Pasar 8. Kisah awalnya, karena nama kawasan ini dulunya adalah Kawasan 8.

"Alasan lainnya, karena angka 8 diyakini akan memberikan keberuntungan," ujar Sarwindro.

Pasar yang terletak di Jalan Raya Serpong ini telah hampir lima tahun ini menjadi tempat favorit untuk belanja bagi warga Tangerang dan sekitarnya. Pasar ini dikembangkan oleh PT Alam Sutera Realty, Tbk.

Pasar ini berdiri sejak 28 Maret 2010. Adalah hasil peleburan antara pasar tradisional dengan konsep modernnya.

Saat ini pasar 8 Alam Sutera memiliki 149 unit ruko, 238 unit kios dan 304 unit lapak. Hampir seratus persen kios dan lapak terisi oleh pedagang.

Suasana di salah satu sudut Pasar Santa

Pasar Santa, Pasar untuk Semua

Dari sebuah pasar sayur, kini juga jadi tempat nongkrong.

img_title
VIVA.co.id
14 Maret 2015