'Kanker' Itu Bernama Pembajakan

Bens Leo
Bens Leo
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nuvola Gloria



Mengubah Strategi Pasar
Peneliti HKI Ignatius Haryanto mengatakan, industri musik memang sangat rentan terhadap pembajakan, karena adanya perangkat teknologi yang memudahkan proses berbagi musik secara gratis. Sayangnya, hal ini belum diantisipasi secara baik oleh industri musik.

Menurut dia, ini tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di dunia. Ia menuturkan, pembajakan marak karena saat ini masyarakat gampang mengakses musik.

Selain itu, munculnya perangkat canggih seperti yang ada sekarang memudahkan proses berbagi. Karena, musik yang ada sudah terdigitalisasi, sehingga mudah dikirim ke berbagai pihak dalam bentuk file saja. Soal harga juga menjadi salah satu faktor penyebab maraknya pembajakan.

“Ketika album resmi barat dijual dengan harga Rp80.000 hingga Rp100.000, sedangkan sebagai file dalam CD, pembajak bisa menjual hanya Rp5.000-6.000, maka konsumen akan mencari yang lebih murah,” ujar penulis buku Sesat Pikir Kekayaan Intelektual ini.

Pria yang akrab disapa Kumkum ini menyarankan, musisi Indonesia belajar dari grup U2. Grup musik asal Irlandia ini memberikan kesempatan masyarakat dunia untuk mendengar sampel tiga lagu dari albumnya di I-tunes sebelum ia merilis albumnya.

U2 memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menikmati dulu atau mencicipi sedikit album barunya. Jika masyarakat suka, mereka akan membelinya. Namun, jika tak suka masyarakat cukup mengambil tiga sampel lagu tersebut.

“Menurut saya, ini terobosan marketing. Karena U2 memberikan kesempatan kepada bukan fansnya untuk mencicipi karyanya. Jika tertarik ia akan jadi fans baru U2,” ujarnya.

U2 memberikan kesempatan masyarakat dunia untuk mendengar sampel tiga lagu dari albumnya di I-tunes.

Berangkat dari apa yang dilakukan U2, Kumkum menyarankan agar industri musik juga melakukan terobosan dalam marketing
Halaman Selanjutnya
img_title