Amuk El Nino

El Nino muncul lagi tahun ini
El Nino muncul lagi tahun ini
Sumber :
  • NASA
BNPB menganggap El Nino bukanlah penyebab tunggal bencana kekeringan. Selain populasi penduduk meningkat, daerah aliran sungai (DAS) yang rusak, berkurangnya daerah resapan air, dan pencemaran lingkungan.

“Sebenarnya, El Nino ini hanya memperparah saja. Kalau bicara soal kekeringan yang berdampak pada pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan kekeringan lahan pertanian , penyebabnya itu komplek sekali.

Selain kerusakan lingkungan, kerusakan daerah aliran sungai (DAS), pencemaran lingkungan, hal lainnya karena kebutuhan air meningkat namun ketersediaan air berkurang atau relatif tetap. Jadi gak imbang antara supply and demand,” ujar Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB.

BMKG juga meyakini jika El Nino bukanlah penyebab satu-satunya kekeringan di Indonesia. Hanya saja, fenomena ini adalah yang paling dominan, selain letak geografis Indonesia yang dekat dengan laut, alam yang sudah rusak, serta udara yang semakin tercemar. 

Menurut pihak BMKG, jika wilayah Indonesia dingin tentu saja akan menyebabkan kemarau dan potensi kekeringan yang lebih tinggi karena tidak ada uap air untuk pasokan hujan.

“Jadi, wilayah pulau Jawa bagian tengah ke arah timur, kemaraunya lebih panjang.  Suhu muka laut Sulawesi Tenggara, Ambon, Papua bagian selatan lebih dominan pengaruhnya. Sedangkan Kalimantan cukup hangat," ujar Kukuh Ribudiyanto, Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca, BMKG.

Sumatera, Kalimanta Utara, tidak berpengaruh karena daerah ekuator. Agustus adalah puncak kemarau. "Normalnya hanya sampai Oktober namun sekarang mundur sampai November,” lanjut dia.

Menurut Kukuh, selain Indonesia, negara lain yang terkena dampak buruk El Nino berupa kemarau panjang atau kekurangan air, adalah negara Asia dan sekitarnya, seperti Australia dan Filipina. Sedangkan di benua seberang seperti Amerika, dampak cuaca ekstrim bisa berbentuk hujan lebat sampai banjir. 

Halaman Selanjutnya
img_title