Gadget Vs Permainan Tradisional

- Pixabay/PublicDomainPictures
Selain permainan digital dan tradisional, ada fenomena tersendiri di kalangan anak-anak. Salah satu yang jadi primadona saat ini adalah permainan squishy dan slime. Bagi para orangtua yang memiliki anak di usia tujuh hingga 16 tahun mungkin pernah mendengarnya.
Squishy adalah mainan yang terbuat daru spons lembut yang jika ditekan-tekan mempunyai kemampuan untuk kembali ke bentuk semula. Awalnya mainan ini berbentuk bulat dan berfungsi sebagai terapi penghilang stres. Ketika digemari, mainan ini mulai diproduksi dengan bentuk yang disukai anak-anak dan bisa digunakan sebagai gantungan kunci.
Satu lagi adalah slime. Berbentuk gumpalan cairan kental dan kenyal namun tidak basah dan tidak lengket. Tidak jelas bagaimana memainkan mainan ini, yang jelas slime awalnya digunakan sebagai pembersih keyboard komputer atau pembersih yang bisa menjangkau sela-sela sekalipun. Setelah disukai anak-anak, kini slime dibuat dengan beragam warna dan gliter.
Kedua mainan ini merupakan item yang paling diburu anak-anak sebagai koleksi.
Mimi (12) salah satu penggemar slime dan squishy. Siswi kelas 1 SMP ini mengaku, senang bermain squishy dan slime sehingga jarang main permainan lainnya.
"Kalau permainan tradisional, sudah susah mainnya, sudah enggak ada teman sebaya," tuturnya. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
Menurut dia, bermain slime dan squishy bisa menghilangkan stres. Meski demikian, Mimi menceritakan kedua mainan tersebut memiliki harga yang cukup lumayan.
"Kalau untuk squishy harganya kisaran Rp10-50 ribu itu untuk yang common. Kalau untuk yang licensed harganya bisa sampai Rp100-500 ribu. Bedanya, kalau common itu umum dijual di toko pernak pernik dan kualitasnya kurang bagus. Kalau yang licensed itu harganya lebih mahal dan squishy-nya ada wanginya tergantung gambar atau bentuk squishy-nya," ujarnya. Â Â Â
Selanjutnya, dampak gadget dan permainan modern      Â