Kampung Pelangi yang Mendunia

Kampung Pelangi di Semarang
Kampung Pelangi di Semarang
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

"Kita tidak buat tiket, tetapi souvenir. Tapi masih dalam proses. Alasan digratiskan, karena yang datang anak-anak SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi," ujarnya saat ditemui VIVA.

Lebih lanjut, Erwin menambahkan, Kampung Wisata mulai dipromosikan sebagai tempat wisata pilihan di kota Lumpia tersebut.

"Sejak kami dikasih SK Dinas Pariwisata pada 2017 lalu, sudah jadi destinasi wisata. Termasuk, warga yang ditunjuk sebagai pengelola Kampung Pelangi,” ujarnya.

Asal mula Kampung Pelangi Semarang

Ketua Kelompok Sadar Wisata Kampung Pelangi, Erwin Sumarah menyebutkan, ada sekitar 400 rumah warga dua RW, kini dipoles warna-warni cat di kampung Wonosari. Pengunjung bisa masuk dengan leluasa melewati delapan gang dari jalan Dr Soetomo, atau di belakang pasar bunga Kalisari.

Tambah Erwin, pembuatan Kampung Pelangi, yang sebelumnya bernama Kampung Gunung Brintik, dimulai pada 15 April 2017 lalu. Sebelum dicat warna-warni, kampung Wonosari dikenal sebagai kampung kumuh yang tak tertata. Hal itu terlihat, dengan adanya rimbunan tanaman liar dan rumah warga yang saling berdekatan di pinggir Kali Semarang. Kawasan sungai di belakang pasar bunga Kalisari itu sebelumnya terlihat kotor.

"Jadi, awalnya dari pembangunan pasar kembang yang dibangun terbuka. Karena, kampung Wonosari terlihat kumuh dengan aliran sungai dangkal dan kotor, akhirnya bapak wali kota berinisiatif mengecat warna-warni, " ujar Erwin.

Sorot Kampung Warna Warni

Sejumlah wisatawan saat berwisata mengunjungi Kampung Pelangi Wonosari, Randusari, Semarang, Jawa Tengah. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Rumah-rumah di kampung tersebut, kata Erwin, bangunannya masih setengah permanen dan belum sempurna. Dan, warga setempat kecenderungannya tak mampu mengecat bangunan rumah mereka.

Halaman Selanjutnya
img_title