Kampung Pelangi yang Mendunia

Kampung Pelangi di Semarang
Kampung Pelangi di Semarang
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

"Apalagi, warga ekonomi ke bawah. Total warga itu sekitar 3.200 orang. Warga dilibatkan, tetapi enggak tanggung jawab penuh. Warga dicatnya ditawari per rumah," katanya menjelaskan.

Pekerjaan pengecatan dan penataan kampung pelangi sendiri menelan anggaran sekitar Rp3 miliar. Namun, proyek ini tidak bisa didukung oleh anggaran pemerintah, melainkan dikumpulkan dari sumbangan, dana CSR (tanggung jawab sosial) perusahaan hingga uang pribadi.

Untuk proyek pelaksananya oleh Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) Kota Semarang, Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Semarang, dibantu warga sekitar.

Keberadaan bercat warna-warni di Semarang memang bukan pertama di Indonesia. Sejumlah daerah seperti Malang, Balikpapan, Yogyakarta, dan Lubuklinggau, juga memiliki konsep serupa. Tetapi, menurut Erwin, magnet Kampung Pelangi Semarang berbeda.

"Konstruksi rumah berbukit-bukit. Kalau kampung warna di tempat lain, posisinya datar. Jadi, Kampung Pelangi view-nya lebih bagus dan cukup luas," ujarnya.

Meski begitu, Erwin mengakui, jika proyek Kampung Pelangi belum sepenuhnya rampung. Masih banyak pekerjaan untuk menambah eksotisme wisata baru di wilayahnya bisa terus digandrungi pengunjung. Salah satunya, butuh peremajaan pengecatan secara rutin.

"Paling tidak, pengunjung datang tak hanya foto terus pulang. Tetapi, bisa singgah dalam waktu lama agar potensi lain bisa tergali di sini," katanya.

Dalam kesempatan itu, Erwin juga menjelaskan maksud dan tujuan dibangunnya Kampung Pelangi tersebut. Menurutnya, tujuannya itu secara tidak langsung untuk meningkatkan kualitas hidup warga.

"Sebelumnya relatif kebersihan rendah jadi tinggi. Tahu peluang bisnis dan menyadari kekurangan SDM (sumber daya manusia) di bidang pariwisata," ungkapnya.

Mulai dikenal dunia

Halaman Selanjutnya
img_title