Ricuh, Duel St Pauli vs Schalke Dihentikan

Para pemain Schalke merayakan kemenangan
Sumber :
  • AP Photo/Martin Meissner

VIVAnews - Kericuhan mewarnai jalannya lanjutan Bundesliga antara St Pauli vs Schalke, Jumat, 1 April 2011. Wasit terpaksa menghentikan pertandingan pada menit ke-88 dengan posisi tim tamu unggul 2-0.

Bertanding di Stadion Millerntor, tim tamu, Schalke unggul lewat gol Raul Gonzales pada menit ke-26 dan Julian Draxler pada menit ke-66. Tuan rumah sendiri harus bermain dengan sembilan pemain sejak menit ke-78.

Dua kartu merah diberikan wasit kepada tuan rumah. Masing-masing kepada Jan Philipp Kalla pada menit ke-68 dan Fin Bartels pada menit ke-78.

Pada menit ke-88, wasit terpaksa menghentikan pertandingan lantaran penonton melemparkan gelas bir ke tengah lapangan. Keputusan ini diambil setelah wasit Deniz Aytekin berkonsultasi dengan asistennya.

"Kami harus menghentikan pertandingan. Tidak ada pilihan lain lagi," kata Aytekin seperti dilansir yahoo.com, Sabtu, 2 April 2011.

Selain melemparkan gelas bir, wasit juga menemukan sebagian penonton melempar koin dan pemantik ke tengah lapangan. Lemparan ini mengenai hakim garis dan harus mendapat perawatan dari dokter.

"Ini (lemparan berbagai benda ke tengah lapangan) benar-benar tidak bisa diterima. Ini tidak bisa ditolerir. Saya hanya bisa meminta maaf kepada penjaga garis," kata pelatih St Pauli Holger Stanislawski.
 
Pada laga ini, St Pauli sebenarnya berhasil menyarangkan bola ke gawang Shalcke pada menit ke-65 lewat Fabian Boll. Namun wasit menganulirnya karena menganggap Boll telah lebih dulu berada di posisi offside

Protes publik tuan rumah semakin menjadi saat Draxler membobol gawang St Pauli pada menit ke-66. Draxler berhasil menjebol gawang Benefikt Pliquett dengan memanfaatkan umpan silang dari Jefferson Farfan.

5 Orang jadi Tersangka Baru Korupsi Timah, Siapa Saja Mereka?
Ilustrasi resesi ekonomi/ekonomi global

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menyebut, risiko RI masuk ke jurang resesi masih jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024