Sumber :
- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVA.co.id
- Skandal korupsi yang tengah melanda FIFA membuat dukungan terhadap Pangeran Ali bin Hussein meningkat. Pria asal Yordania itu merupakan satu-satunya rival yang akan bertarung melawan Sepp Blatter pada kongres ke-65 FIFA yang akan digelar di Zurich, Swiss, hari ini, 29 Mei 2015, waktu setempat.
Presiden UEFA, Michel Platini, telah menegaskan bahwa mayoritas anggotanya enggan memberikan suara kepada Blatter. Mereka pilih mengalihkan dukungannya kepada Pangeran Ali.
Selain itu, Amerika Serikat juga bersikap sama. Presiden Federasi Sepakbola AS, Sunil Gulati, juga menyatakan akan memberikan suaranya kepada Ali.
Lantas siapakah Prince Ali?
Ali merupakan mantan komandan Pasukan Khusus Yordania. Usianya baru 39 tahun, jauh di bawah rivalnya, Blatter yang sudah mendekati 80 tahun.
Pangeran Ali berdarah biru. Dia merupakan putra ketiga dari Raja Hussein dari Yordania. Dia adalah anak kedua dari istri ketiga raja, Ratu Alia.
Ali merupakan jebolan militer. Semasa aktif, dia sempat menjadi komandan pasukan pengawal King Abdullah II pada 1999 hingga 2008. Selanjutnya dia ditunjuk menjadi pimpinan Pusat Keamanan Nasional dan Manajemen Krisis serta menjabat pimpinan dewan Komisi Film Kerajaan.
Pada 1999, Prince Ali terpilih menjadi Presiden Asosiasi Sepakbola Yordania. Dia juga membentuk dan menjadi pimpinan Federasi Sepakbola Asia Barat.
Karirnya terus berkembang. Pada 7 Oktober 2010, Ali terpilih menjadi Wakil Presiden FIFA mewakili Asia. Dia semakin terkenal setelah sukses meloloskan pemakaian hijab bagi tim putri.
Tahun ini, Pangeran Ali resmi mencalonkan diri menjadi presiden FIFA. Dia akan bersaing dengan Blatter yang kini menjadi sasaran tembak akibat penangkapan sejumlah pejabat FIFA akibat korupsi. (one)
Halaman Selanjutnya