Amerika Bongkar Jaringan Terlarang Bank Pendana Nuklir Kim Jong-un

VIVA Militer: Pyongyang.
Sumber :
  • KCNA

VIVA – Amerika telah menuduh puluhan warga Korea Utara dan lima warga China telah memfasilitasi dana lebih dari 2,5 miliar Dolar Amerika secara ilegal untuk membiayai program nuklir Pyongyang.

Donald Trump Jual Sneakers 'Emas', Tak Lama Setelah Didenda Rp5,56 Triliun

Dikutip VIVA Militer dari The Washington Post, jumat 29 Mei 2020, dalam dakwaan setebal 50 halaman, puluhan warga kedua negara itu dituduh sebagai agen dari Bank Perdagangan Asing Korea Utara, bank mata uang asing terutama bank-bank yang dalam status kena sanksi dalam kasus pelanggaran sanksi Korea Utara terbesar yang dituduhkan oleh Amerika Serikat.

Agen-agen itu diduga mendirikan lebih dari 250 perusahaan dan cabang-cabang bank rahasia di seluruh dunia untuk menutupi pembayaran transit sistem keuangan Amerika.

Soal Lemahnya Penegakkan Aturan ke Tiktok, Ekonom Singgung Ambisi Jalur Sutra Tiongkok

Tuduhan itu mengungkapkan sejauh mana China telah membantu jaringan terlarang itu. Sejak awal 2016, semua negara anggota PBB seharusnya telah mengusir cabang lokal bank-bank Korea Utara. Tapi pada kenyataannya cabang-cabang seperti itu masih beroperasi di Beijing dan Shenyang.

"Melalui surat dakwaan ini, Amerika Serikat telah menandakan komitmennya untuk menghambat kemampuan Korea Utara untuk secara ilegal mengakses sistem keuangan AS dan membatasi kemampuannya untuk menggunakan hasil dari tindakan terlarang untuk meningkatkan WMD ilegal dan program rudal balistik," kata Penjabat Amerika Serikat Jaksa Michael R. Sherwin dalam sebuah pernyataan.

Hajar China, Indonesia Juara EA Sports FC Pro Mobile Festival 2024

Sebanyak 33 orang telah didakwa, termasuk dua mantan presiden dan dua mantan wakil presiden Bank Perdagangan Asing. Transaksi terjadi di China, Rusia, Libya dan Thailand, dan banyak dari mereka yang dituntut adalah karyawan bank.

Dalam membongkar jaringan terlarang ini, sejak 2015, pemerintah Amerika Serikat mengklaim telah menyita dana sebesar 63 juta Dolar Amerika terkait dengan investigasi.

Langkah itu dilakukan ketika perundingan Amerika dengan Korea Utara mengenai program nuklirnya terhenti setelah serangkaian pertemuan antara Presiden Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Baca: Situasi Minneapolis Mirip Perang, Trump Kerahkan Tentara Nasional

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya