Tak Cuma Mesir, Militer Rusia Ternyata Ikut Keroyok Turki di Libya

VIVA Militer: Pesawat pembom Rusia.
Sumber :
  • Badan Intelijen Amerika

VIVA – Perang Libya dipastikan bakal pecah lebih dahsyat dari yang diperkirakan. Sebab, ternyata pasukan Negara Kesepakatan Nasional (GNA) dan Turki tak hanya akan berhadapan dengan Tentara Nasional Libya (LNA) dan tentara dari sang Raja Militer Afrika, Mesir.

Korut Kirim Utusan ke Iran, Kira-kira Ini yang Dibahas

Sebab, berdasarkan laporan terbaru dari Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat, Minggu 19 Juli 2020, diam-diam Rusia juga mengerahkan armada perang melawan koalisi GNA dan Turki.

Badan Intelijen Amerika Serikat menyatakan dalam siaran resmi yang dihimpun VIVA Militer, Rusia terpantau sedang mengirim jet-jet tempur pembunuhnya ke Libya.

Masuk Jebakan, Tentara Israel Ditembak Mati Sniper Hamas di Gaza Utara

Tak tanggung-tanggung Rusia mengerahkan puluhan unit pesawat tempur Sukhoi ke Libya.

VIVA Militer: Tank militer Mesir.

Gara-gara Rumah Dinas Bagus Ini,Pasukan Tengkorak Kostrad Diganjar 5 Miliar Sama Jenderal TNI Maruli

"Menurut laporan, Rusia mengirim 21 pembom Sukhoi Su-34 ke Libya untuk ambil bagian dalam pertempuran Sirte melawan pasukan GNA yang didukung Turki," tulis Badan Intelijen Amerika.

Memang sebelumnya Amerika telah sangat nyinyir menuduh Rusia ikut mempersenjatai LNA untuk melawan GNA dan Turki. Beberapa bukti telah dibeberkan Amerika tentang pengiriman jet tempur Sukhoi dqn MiG Rusia ke Libya.

Sementara itu, hingga saat ini situasi di Libya kian mencekam terutama di 2 kota yang bakal jadi medan perang, yaitu Kota Sirte dan Al-Jafra

Sebelumnya Angkatan Bersenjata Mesir menyatakan siap perang membantu LNA. Mesir bahkan telah mengerahkan peralatan perang seperti sistem pertahanan udara S-300 ke Libya.

Mesir memutuskan ikut perang menumpas GNA, Turki dan tentara bayaran asal Suriah setelah GNA menolak ajakan Mesir dan beberapa negara lainnya untuk melakukan perdamaian.

Mesir semakin yakin mengerahkan armada perang ke Libya setelah mendapat lampu hijau dari parlemen Libya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya