Erdogan Buka Gerbang Perang, Mujahidin Afghanistan Ancam Armenia

VIVA Militer: Pasukan Mujahidin Afghanistan
Sumber :
  • ThoughtCo

VIVA – Janji Recep Tayyip Erdogan untuk mendukung Azerbaijan dalam perang melawan Armenia, memang tak main-main. Presiden Turki itu dikabarkan telah menjalin kesepakatan dengan pemimpin Partai Hezbi Islami Afghanistan, Gulbuddin Hekmatyar, untuk mengerahkan pasukan Mujahidin ke Azerbaijan.

8 Terduga Teroris Jaringan JI Ditangkap, Polisi Ungkap Ada yang Berperan Jadi Bendahara

Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari Armen Press, sejumlah pasukan Mujahidin Afghanistan akan segera tiba di Nagorno-Karabakh dalam beberapa hari ke depan. Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Presiden Armenia, Vahram Poghosyan, yang membeberkan data intelijen.

"Fakta lain yang tidak dapat disangkal adalah bahwa pihak berwenang Turki di tingkat tertinggi, mencoba mengubah itu menjadi sarang teroris," ucap Poghosyan.

Daftar Negara Sekutu Iran yang Siap Bantu Jika Perang Terjadi, Ada China hingga Rusia

Hekmatyar sendiri pernah menduduki jabatan sebagai Perdana Menteri Afghanistan, periode 1996-`1997. Pada masa Perang Uni Soviet-Afghanistan, Hekmatyar menjadi komandan tertinggi pasukan Mujahidin. Di bawah komandonya, pasukan Mujahidin berhasil memukul mundur Tentara Merah Uni Soviet dari tanah Afghanistan.

Setelah pasukan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (AS) menginvasi Afghanistan dan menggulingkan pemerintahan Taliban pada 2001, Hekmaytar melarikan diri ke Pakistan dan kembali mengatur kembali pasukan paramiliternya. 

Ledakan Terdengar di Irak hingga Suriah Imbas Serangan Israel ke Iran

Pada 2003, pemerintah AS memasukan nama Hekmatyar dan Partai Hezbi Islami dalam daftar hitam terorisme global.

Hekmatyar dipercaya AS menjalin kerjasama dengan pemimpin kelompok teroris Al-Qaeda, setelah insiden serangan menara kembar World Trade Center (WTC) di New York, 9 September 2001, atau dikenal dengan sebutan "September 11 Attacks".

Hingga berita ini diturunkan, Erdogan belum memberikan keterangan terkait kabar yang diungkap Poghosyan. Di sisi lain, Erdogan dan Turki kerap dikaitkan dengan sejumlah tentara bayaran yang dimobilisasi ke Azerbaijan.

Para tentara bayaran Turki diyakini Armenia didatangkan dari Suriah dan Libya, dan merupakan mantan anggota organisasi teroris semisal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Negara Islam Irak dan Syam (ISIL), dan Daesh.

Armenia juga yakin jika Erdogan memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Kolonel Jenderal Adnan Tanriverdi, pendiri perusahaan keamanan swasta SADAT International Defense Consultancy Inc. Berkat jasa Tanriverdi lah Erdogan bisa mengerahkan sejumlah tentara bayaran Turki ke Azerbaijan, Libya dan Suriah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya