Taktik Licik Armenia Adu Domba Turki-Azerbaijan dengan Rusia

VIVA Militer: Recep Tayyip Erdogan dan Vladimir Putin
Sumber :
  • Atlantic Council

VIVA – Setelah pernyataan Vagharshak Harutyunyan, giliran Kementerian Pertahanan Armenia yang memberikan keterangan kontroversial atas tudingannya terhadap Turki dan Azerbaijan. Turki dan Azerbaijan dianggap telah melakukan kerjasama untuk menggagalkan upaya perdamaian yang digalang oleh Rusia.

Putin Akan Kunjungi China dan Bertemu Xi Jinping Pekan Ini

Dalam berita VIVA Militer sebelumnya, Harutyunyan yang merupakan Kepala Penasihat Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, menyatakan jika Turki dan Azerbaijan punya rencana sabotase terhadap perjanjian damai yang telah disepakati di Moskow, Sabtu 10 Oktober 2020 lalu.

Tuduhan Armenia terhadap Turki dan Azerbaijan semakin tajam. Pasalnya, Kementerian Pertahanan Armenia juga memberikan pernyataan resmi yang menyatakan jika Turki dan Azerbaijan memang ingin mengacaukan situasi dan menggalkan upaya perdamaian.

WN Ukraina-Rusia 'Sulap' Vila di Bali Jadi Lab Narkoba dengan Bunker Bawah Tanah

VIVA Militer : Armenia dan Azerbaijan sepakat melakukan gencatan senjata

Pernyataan Kementerian Pertahanan Armenia menimbulkan risiko meningkatnya tensi konflik di Nagorno-Karabakh (Artsakh). Tak hanya itu, para pengamat militer memperkirakan jika Armenia memang ingin mendapat dukungan dari Rusia sesuai dengan kesepakatan Pakta Pertahanan Kemanan Bersama (CSTO).

Tidak Pakai Dolar, Rusia Beli Senjata dari India Gunakan Rupee

Sebab sebelumnya, Presiden Rusia, Vladimir Putin, sempat menyatakan jika pihaknya sama sekali tidak memiliki kewajiban untuk memberikan dukungan militer kepada Armenia. Pasalnya, konflik yang terjadi tidak berada di teritorial Armenia.

VIVA Militer: Tentara bayaran Turki di Suriah

"Jelas bahwa Turki, dengan partisipasi yang telah direncanakan sebelumnya dan agresi militer Azerbaijan masih berlanjut terhadap Artsakh, tidak akan melepaskan posisinya yang semakin mengacaukan situasi dan merusak kesepakatan yang dicapai," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Armenia.

"Bersamaan dengan memasok pejuang teroris asing dari Timur Tengah, peralatan militer dan para ahli kepada Azerbaijan, Turki juga telah mensponsori informasi dan kampanye politik Azerbaijan yang bertujuan untuk merongrong berbagai ketentuan kesepakatan penghentian permusuhan yang dicapai di tingkat Menteri Luar Negeri Armenia-Azerbaijan, atas prakarsa Presiden Rusia, Vladimir Putin," lanjut pernyataan Kementerian Pertahanan Armenia.

Kementerian Pertahanan Armenia juga meyakinkan Rusia, bahwa Turki hanya memanfaatkan Azerbaijan di balik dukungannya. Otoritas Armenia percaya jika Turki hanya ingin memuluskan misi ekspansinya ke wilayah Kaukasus Selatan.

"Semua ini menunjukkan bahwa aspirasi Turki untuk mengubah wilayah kami bersama dengan wilayah negara tetangga lainnya menjadi platform untuk ambisi ekspansonisnya," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Armenia lainnya.

Baca juga: Armenia Cium Rencana Turki dan Azerbaijan Sabotase Perjanjian Damai

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya