Gempor Lawan Rusia, Militer Ukraina Paksa 1 Juta Sipil Jadi Tentara

VIVA Militer: Pasukan wajib militer Ukraina
Sumber :
  • ukrgate.com

VIVA – Pasca direbutnya sejumlah wilayah di timur oleh pasukan militer Rusia, Ukraina terus memutar siasat untuk menghadapi pergerakan masif sang agresor. Kabar terbaru menyebut, militer Ukraina menjadikan 1 juta warga sipil sebagai prajurit untuk perang menghadapi Rusia.

Punya Kekuatan Perang Nabi Muhammad, Ini Rudal Iran yang Bikin Israel Ciut

Hampir lima bulan Operasi Militer Khusus Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) berlangsung, Ukraina sudah kehilangan banyak wilayahnya.

Beberapa di antaranya adalah Oblast (Provinsi) Luhansk, dan sebagian besar Oblast Donetsk, termasuk kota pelabuhan Mariupol.

19 Pati TNI Naik Pangkat Lebih Tinggi, Ini Daftar Namanya

Meski Angkatan Bersenjata Ukraina (ZSU) kerap mengklaim berhasil memukul unit militer Rusia di berbagai daerah, fakta di lapangan justru membuktikan sebaliknya.

VIVA Militer: Tentara Ukraina

Photo :
  • forbes.com
Tentara Amerika Ditemukan Meninggal Dunia di Karawang, Ini Kata Mabes TNI

Pasukan militer Ukraina yang dibantu ribuan tentara bayaran asing, mendapat suplai dana dan persenjataan dari negara-negara Barat, tetap saja tak bisa menandingi dahsyatnya serangan armada Beruang Merah.

Dengan sederet fakta itu, Ukraina masih belum mau menyerah. Demi memberikan perlawanan terhadap agresi masif militer Rusia, Ukraina mengubah status 1 juta warga sipil menjadi prajurit. 

Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Russia Today, jumlah tersebut dikonfirmasi langsung oleh Kepala Dewan Kemanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Alexey Danilov.

"Ukraina telah mencapai situasi militerisasi maksimum dalam beberapa bulan terakhir. Sekitar satu juta orang Ukraina mendapatkan pengalaman pertempuran dan militer dalam konflik dengan Rusia," ujar Danilov.

VIVA Militer: Pasukan wajib militer Ukraina

Photo :
  • ukrgate.com

Tak hanya itu, militerisasi warga sipil Ukraina menurut Danilov adalah respons keras terhadap ambisi Presiden Rusia, Vladimir Putin. Pada akhir Februari 2022 lalu, Putin menegaskan alasan utama invasi Rusia adalah demiliterisasi Ukraina.

"Alih-alih demiliterisasi, dalam empat bulan militerisasi maksimum terjadi. Ukraina dengan cepat mempersenjatai kembali (pasukan) sesuai dengan standar NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara). Angkatan bersenjata kami terus terakumulasi dan dipenuhi dengan senjata, serta teknologi Barat," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya