- nbcnews.com
VIVA – Pukulan telak diderita militer Rusia saat pasukan Ukraina membombardir kota Makiivka, Republik Rakyat Donetsk (DPR), 1 Januari 2023 lalu. Lebih dari 20 roket Angkatan Bersenjata Ukraina (ZSU), menghantam wilayah yang diduduki pasukan Rusia.
VIVA Militer melaporkan dalam berita Senin 2 Januari 2023, pasukan Ukraina melepaskan sekitar 25 roket yang diluncurkan dari Sistem Artileri Roket Mobilitas Tinggi (HIMARS) buatan Amerika Serikat (AS).
Kementerian Pertahanan Rusia saat itu memastikan 63 tentara Rusia tewas dalam serangan tersebut. Hingga hari ini, jumlah korban tewas dari militer Rusia sudah meningkat menjadi 89 orang.
Informasi peningkatan jumlah korban dilaporkan oleh Wakil Kepala Departemen Politik-Militer Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF), Letnan Jenderal Sergei Sevryuokov.
Seperti halnya Kementerian Pertahanan Rusia, Sevryukov juga mengakui serangan di Makiivka diakui Rusia sebagai salah satu yang terbesar sepanjang invasi berlangsung, sejak 24 Februari 2022.
Yang mencengangkan, Sevryukov mengungkap fakta jika serangan dahsyat militer Ukraina yang membunuh banyak tentara Rusia justru disebabkan masalaj spele.
Para prajurit banyak yang menggunakan telepon selular (ponsel), yang sangat dilarang. Sinyal ponsel dimanfaatkan pasukan Ukraina, untuk mencari titik koordinat lokasi penempatan unit militer Rusia.
"Alasan yang jelas adalah pengaktifan dan penggunaan besar-besaran oleh ponsel personel dalam jangkauan senjata musuh yang bertentangan dengan larangan tersebut," ujar Sevryukov.
"Hal ini menyebabkan musuh melacak dan menentukan koordinat lokasi tentara untuk serangan rudal," katanya dikutip VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, TASS.
Sevryukov memastikan militer Rusia akan menghukum siapa pun prajurit yang bertanggung jawab pasca insiden ini. Hal ini dilakukan agar peristiwa tak terulang.
"Mereka yang bertanggung jawab akan dihukum, dan menegaskan kembali bahwa tindakan akan diambil untuk mencegah insiden serupa di masa depan," ucap Sevryukov.