Kisah Letkol TNI Penumpas Belanda, APRA dan RMS

VIVA Militer: Letnan Kolonel TNI Ignatius Slamet Rijadi
Sumber :

VIVA – Pada kisah Letnan Kolonel ignatius Slamet Rijadi sebelumnya, ia bersama pasukannya mengikuti pertempuran di Kota Solo selama empat hari lamanya. Serangan itupun mencapai puncaknya pada tanggal 10 Agustus 1949. 

Kehidupan, Karier dan Karya Profesor Salim Said

Serangan yang dilancarkan oleh Belanda, dilakukan secara besar-besaran dan merupakan serangan perpisahan. Karena serangan ini tidak dimaksudkan untuk merebut kota, tapi ingin memperlihatkan kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Berdasarkan catatan sejarah yang dihimpun VIVA Militer dari Museum TNI Sabtu 12 September 2020,  taktik yang digunakan TNI pada saat itu adalah dengan melakukan gerilya.

4 Fakta Menarik Brigjen TNI Aulia Dwi Nasrullah, Jenderal Bintang 1 Termuda Saat ini

Gerilya dengan cara penghadangan, penyergapan saat malam hari dan sabotase, serta senjata yang digunakan hanyalah senjata ringan. Belanda saat itu menggunakan seluruh kekuatannya untuk menguasai keadaan, tapi tetap saja terhalangi oleh TNI.

Kemudian keadaan semakin memanas, Belanda pun semakin terdesak. Hingga pada akhirnya pasukan Belanda tak berdaya dan pasukan TNI menaati semua perintah Panglima Besar Jenderal Soedirman.

Beda Pendapat, Perpecahan Tercium di Kabinet Pemerintahan Netanyahu

VIVA Militer: Letnan Kolonel Ignatius Slamet Rijadi

Akhirnya pertempuran yang terjadi di Kota Solo ditutup dengan penyerahan kota, dari Letkol Rijadi ke Mayor Achmadi. Di samping itu, Letkol Rijadi sempat menjadi pusat perhatian warga Solo karena kepintarannya dalam memimpin pasukan bergerilya dengan Belanda.

Selain pada merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan Belanda, Rijadi juga turut campur tangan dalam masa pasca kemerdekaan. Pada Januari 1960, Kapten Raymond Westerling membentuk gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) di Bandung.

Gerakan ini didirikan sebagai kegiatan pengacau TNI. Untuk mengatasi gerakan ini, Letkol Rijadi mengirimkan anak buahnya sebagai pasukan bantuan dari Jawa Tengah. Atas langkah inilah, gerakan APRA dengan cepat ditumpas.

Di sisi lain, ternyata Rijadi juga dikirim untuk menumpas pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Pulau Ambon. 

Baca: Kisah Letkol TNI Bernyali Besar Penumpas Jepang dan PKI Sekaligus

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya