Kronologis Penemuan Bangkai Kapal yang Tenggelam 13 Tahun oleh TNI AL

VIVA Militer: Gambar kerangka kapal diambil dari visual scan sonar KRI Pollux
Sumber :
  • Dispen Pushidrosal TNI AL

VIVA – Pusat Hidrografi dan Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal) TNI Angkatan Laut baru saja mengumumkan bahwa pihaknya telah menemukan bangkai atau kerangka kapal yang diperkirakan tenggelam 13 tahun lalu di sekitar alur Selat Bangka. 

Komandan Pushidrosal TNI Angkatan Laut Laksdya TNI Agung Prasetiawan menyatakan, penemuan kerangka atau bangkai kapal itu berawal dari adanya laporan atau pengaduan dari mitra Pushidrosal TNI Angkatan Laut di Inggris, United Kingdom Hydrographic Office (UKHO) tentang adanya dua kapal asing yang melintas alur Selat Bangka bergesekan dengan dasar laut  atau taouching bottom/grounding pada kedalaman sekitar 8,6 meter.

Dua kapal yang melintas itu, lanjut Komandan Pushidrosal, kapal berbendera Marshall Island, MV. Hyundai Anterp yang berlayar pada bulan November 2020 dan kapal berbendera Norwegia, MV. Posidana yang melintas pada bulan Februari 2021 lalu. 

"Atas laporan tersebut, langkah awal yang dilakukan Pushidrosal segera menindaklanjuti dengan melaksanakan penerbitan Berita Pelaut Indonesia (BPI) NO. 18 pada tanggal 30 April 2021, yang berisi tentang pemberitahuan adanya kedangkalan yang berpotensi membahayakan keselamatan pelayaran dengan kedangkalan baru yaitu 8.6 meter, dimana semula data yang tercantum pada lokasi di perairan tersebut pada Peta Laut Indonesia adalah kedalaman 22 meter yaitu pada posisi 02° 16’13.5” S - 105° 17’ 23.7” E," kata Danpushidrosal TNI Angkatan Laut Laksdya TNI Agung Prasetiawan saat memberikan keterangan pers di Dermaga 2 JICT, Jakarta Utara, Rabu, 15 September 2021.

Laksdya TNI Agung menambahkan, setelah menerbitkan BPI, kemudian Pushidrosal TNI Angkatan Laut sebagai lembaga Hidrografi Nasional yang bertanggungjawab atas publikasi untuk keselamatan navigasi dan pelayaran di perairan Indonesia, pada tanggal 8 sampai 12 September 2021 telah mengerahkan Tim Investigasi untuk melakukan survei bawah laut atau hidro-oseanografi di lokasi tersebut dengan menggunakan KRI Pollux-935. 

Sebelum mengerahkan KRI Pollux, Komandan Pushidrosal menegaskan, tim investigasi survei pesisir Pushidrosal TNI Angkatan Laut juga sudah bergerak sejak tanggal 24 Juli 2021 dan dijadwalkan akan dilakukan sampai tanggal 21 September 2021 mendatang.

"Dari kegiatan survey investigasi tim survey tanggap segera dengan menggunakan multibeam echosounder, ditemukan adanya kerangka kapal pada kedalaman 7,5 meter di lokasi tersebut dengan ukuran Panjang 132 meter, lebar 15 meter dan telah ditumbuhi terumbu karang," ujarnya.

VIVA Militer: Komandan Pushidrosal TNI AL Laksdya TNI Agung Prasetiawan

Photo :
  • Istimewa/Viva Militer
Kapal Perang TNI Temukan Gunung-gunung Misterius Setinggi Ribuan Meter di Dasar Laut Flores

Kemudian, lanjut Danpushidrosal, Tim Survey segera memastikan temuan kerangka kapal tersebut dengan peralatan Sidescan Sonar dan menurunkan Remotely Operated Vehicle (ROV) yang ada di KRI Pollux-935.

"Dimana dari hasil konfirmasi visual tersebut, ditemukan jejak huruf A dan G pada bagian buritan kerangka kapal, yang mengindikasikan bahwa kapal tersebut adalah MV. Pagaruyung yang telah tenggelam pada bulan September tahun 2003. Dan dari observasi visual kondisi bangunan kapal secara keseluruhan, hampir keseluruhan bangunan kapal telah padat ditumbuhi terumbu karang yang dihuni berbagai jenis ikan dan biota laut lainnya," kata Laksdya TNI Agung Prasetiawan menjelaskan.

Danpushidrosal Duga Helikopter Polri yang Jatuh ke Perairan Belitung Pecah

Tidak hanya itu, lanjut Laksdya TNI Agung, hasil temuan tim survey Pushidrosal TNI Angkatan Laut menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran kerangka kapal yang semula dilaporkan kedangkalan terjadi pada kedalaman 8.6 meter, kini berubah menjadi 7.5 meter. Sehingga Komandan Pushidrosal menduga ada perubahan peta bawah laut yang harus diperbaharui demi keselamatan navigasi pelayaran di wilayah Selat Bangka tersebut.

Danpushidrosal menekankan,  posisi lokasi kerangka kapal tersebut tepat berada pada recommended track yaitu track atau lajur arah yang direkomendasikan kepada kapal-kapal ketika berlayar di perairan Selat Bangka, sehingga keberadaan kerangka kapal tersebut sangat membahayakan bagi kapal-kapal yang berlayar melintasi perairan Selat Bangka. 

Ngeri, KRI Rigel-933 Temukan Lagi Gunung Misterius Sebelum Laut Banda

"Atas pertimbangan keselamatan navigasi dan pelayaran, kami merekomendasikan kepada pihak terkait dalam hal ini Kementerian Perhubungan, agar kerangka kapal tersebut segera disingkirkan atau dipindahkan dari lokasi alur pelayaran atau diberikan tanda dengan pelampung suar  “bahaya terpencil” atau “Isolated Danger Buoy” -  Black Red Black, dengan top mark 2 bola hitam sebagai tanda adanya bahaya yang tersembunyi atau berada dibawahnya," kata Danpushidrosal menegaskan.

Ilustrasi TNI

Roadmap Repatriasi Hak Militer Sumber Daya Pertahanan Negara

Roadmap repatriasi hak militer Sumber daya pertahanan negara.

img_title
VIVA.co.id
16 Februari 2024