Heboh, TNI Jadi Korban Gorengan Basi Jenderal Andalan Jokowi

VIVA Militer: Presiden Jokowi dan Jenderal TNI GN
Sumber :

VIVA – Dunia militer Indonesia mendadak gaduh dalam beberapa hari ini. Penyebabnya, TNI dituduh telah disusupi komunis.

Gara-gara Rumah Dinas Bagus Ini,Pasukan Tengkorak Kostrad Diganjar 5 Miliar Sama Jenderal TNI Maruli

Tak main-main, tuduhan itu terlontar dari mulut orang yang telah lahir dan dibesarkan oleh Tentara Nasional Indonesia. Bahkan, pernah memegang tongkat komando Panglima TNI, yaitu Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo.

Jenderal asal Tegal, Jawa Tengah itu menuduh TNI telah disusupi PKI hanya gara-gara hal yang tak masuk akal. Yaitu hilangnya patung diorama tokoh militer Indonesia penumpas Gerakan 30 September 1965/PKI yang berada di Museum Dharma Bhakti Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) di Gambir, Jakarta Pusat.

Merinding, Isi Pesan Terakhir Raja Aibon ke Pasukan Tengkorak Sebelum Tinggalkan Kostrad TNI

"Ini menunjukkan bahwa mau tidak mau kita harus mengakui dalam menghadapi pemberontakan G30S PKI, peran Kostrad, peran sosok Soeharto, peran Kopassus dulu RPKAD, peran Sarwo Edhie, dan peran Jenderal Nasution, peran KKO. Jelas akan dihapuskan dan fakta itu sekarang sudah tidak ada, sudah bersih. Ini berarti sudah ada penyusupan di dalam tubuh TNI," kata Jenderal TNI Gatot.

Pernyataan Jenderal TNI jebolan Akademi Militer (Akmil) 1982 bagai bola salju panas yang menggelinding tanpa arah. Akhirnya para petinggi TNI angkat bicara. Mulai dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto hingga Panglima Kostrad, Letnan Jenderal TNI Dudung Abdurachman.

Mayjen TNI Anton Resmi Jabat Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad Gantikan Mayjen Haryanto

"Itu tudingan yang keji terhadap kami. Seharusnya Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo selaku senior kami di TNI, terlebih dahulu melakukan klarifikasi dan bisa menanyakan langsung kepada kami, selaku Panglima Kostrad. Dalam Islam disebut tabayun agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah, dan menimbulkan kegaduhan terhadap umat dan bangsa," ujar Letjen TNI Dudung.

Memang Jenderal TNI Gatot tak pernah melakukan klarifikasi langsung kepada Letjen TNI Dudung, dia mengaku hanya mendapatkan informasi dan telah mengutus orang dan tak melihat dengan mata dan kepalanya sendiri. Dan tidak tahu bagaimana kronologi diorama itu tiada dari museum.

Menurut Letjen TNI Dudung, ketiga patung diorama yaitu patung Jenderal TNI AH Nasution, Mayjen TNI Soeharto, dan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo memang sebelumnya ada di dalam museum tersebut. Patung tersebut dibuat pada masa Panglima Kostrad Letjen TNI (Purn) AY Nasution (2011-2012).

"Kini patung tersebut, diambil oleh penggagasnya, Letjen TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution yang meminta izin kepada saya selaku Panglima Kostrad saat ini. Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," kata Letjen TNI Dudung.

Gorengan Basi PKI

Sebenarnya kegaduhan yang dibuat Jenderal TNI Gatot ini bukan hal baru, sebab memang mantan Panglima Kostrad ke-35 itu sering banget menggoreng isu PKI setiap tahun di bulan September.

Dulu waktu masih menjabat Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot menggoreng isu basi PKI dengan mengeluarkan perintah wajib menonton film G30S/PKI. Dia juga kerap berkoar tentang adanya kebangkitan PKI. Gilanya, kali ini giliran TNI yang jadi korban gorengan basinya.

Jenderal TNI Gatot seolah tak bosan menggoreng isu basi PKI, meskipun di masyarakat dan pengguna media sosial membully habis-habisan atas gorengan basi ini. Apalagi Jenderal TNI Gatot tak pernah mampu membuktikan ocehannya. Malah saat menjabat Panglima TNI tak ada satupun orang yang dituduhnya sebagai PKI berhasil ditangkap olehnya.

Isu PKI yang rutin digoreng Jenderal TNI Gatot setiap tahun ini bisa dikatakan benar-benar hanya mengada-ada saja. Sebab, mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus), Letjen TNI (Purn.) Sintong Panjaitan, pernah menyinggung keberadaan komunis di masa sekarang.

Sintong yang juga ikut serta dalam Operasi Penumpasan G30S PKI pada 1965, memastikan bahwa paham komunis sudah tidak ada lagi di Indonesia. Sintong yakin, ideologi komunis bahkan sudah kapok untuk bisa menunjukkan eksistensinya.

"Perlu diluruskan mengenai komunis. Jadi komunis itu sebetulnya menurut pandangan saya, sudah kapok itu di Indonesia itu. Enggak ada komunis lagi di Indonesia," kata Letjen TNI Sintong Sintong dalam wawancara program Podcast Pusat Penerangan (Puspen) TNI yang ditayangkan 1 Oktober 2020.

Bagi Sintong, siapa pun pihak yang menyebut masih ada komunisme di Indonesia adalah mengada-ada. Oleh sebab itu, Sintong meminta dengan tegas siapa pun yang menyebut masih ada penganut paham komunis di Indonesia masih ada, bisa membuktikannya.

Mantan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IX/Udayana itu meminta untuk membawa 20 orang penganut paham komunis, dalam waktu seminggu.

"Sekarang saya mau tanya dulu, tunjukkanlah 20 komunis di Indonesia ini. Saya kasih (waktu) seminggu, yang betul-betul mereka komunis supaya kita jelas. Jangan kita membuat sesuatu yang tidak ada," ujar Sintong.

Perlu diketahui, memang banyak pihak menduga Jenderal TNI Gatot sengaja menggoreng isu PKI untuk mengangkat popularitasnya yang anjlok setelah tak lagi berada di lingkaran petinggi negara.

Jenderal TNI Gatot merupakan tokoh militer andalan Presiden Joko Widodo. Dia merupakan Jenderal TNI pertama yang dipercaya Jokowi memegang tongkat komando tertinggi TNI sebagai panglima di era kepemimpinan Jokowi.

Baca: Dunia dalam Bahaya, Rudal dan Ribuan Tank Iran Kepung Azerbaijan

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya