Hari-hari Terakhir Pasukan Tengkorak Kostrad TNI di Papua, Warga Dilanda Ketakutan

VIVA Militer: Pasukan Yonif PR 305 Tengkorak di Intan Jaya.
Sumber :
  • Yonif PR 305/Tengkorak, Kostrad, TNI

VIVA – Dalam hitungan beberapa hari ke depan, prajurit TNI dari Batalyon Infanteri Para Raider 305/Tengkorak, Kostrad, akan segera mengakhiri operasi dalam Satuan Tugas Organik di Komando Daerah Militer (Kodam) XVII/Cenderawasih.

Biadab, Tentara Israel Hancurkan Puluhan Rumah Badui di Gurun Negev

Tak lama lagi pasukan elite TNI Angkatan Darat ini akan meninggalkan Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah yang telah lebih dari 9 bulan mereka huni.

Namun rupanya walau telah siap terbang menuju Karawang, Pasukan Tengkorak pimpinan Letnan Kolonel Inf Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila belum terlihat menghentikan aktivitas sosial kemasyarakatan. Entah kenapa mereka seolah tidak mau berpisah dengan masyarakat, begitu juga sebaliknya.

28 Perwira TNI AU Terima Brevet Kehormatan Setia Waspada Paspampres, Siapa Saja Mereka?

VIVA Militer: Pasukan Yonif PR 305 Tengkorak di Intan Jaya.

Photo :
  • Yonif PR 305/Tengkorak, Kostrad, TNI

Terbukti, Program Terpadu 100 yang digagas Raja Aibon Kogila masih digelar. Bahkan, akhir pekan kemarin, lebih dari 1000 warga Intan Jaya dari berbagai distrik berdatangan ke Gereja Titigi, tempat di mana program tersebut dilangsungkan.

Letjen TNI Saleh Mustafa Buka Kejuaraan Taekwondo Pangkostrad Cup 2024

Menurut Raja Aibon Kogila dalam siaran resmi yang diterima VIVA Militer, Jumat 30 Juni 2023,  di Gereja Titigi dilaksanakan pentasbisan pastur. Di mana acara ini merupakan bagian dari Program Terpadu 100 Hari.

Acara besar itu telah dipersiapkan jauh-jauh hari secara matang oleh para kesatria Pasukan Tengkorak. Termasuk dua ekor babi berukuran besar yang diserahkan langsung oleh Letnan Satu Inf Reza Hidayat alias Ronggolawe.

VIVA Militer: Pasukan Yonif PR 305 Tengkorak di Intan Jaya.

Photo :
  • Yonif PR 305/Tengkorak, Kostrad, TNI

"Kami ucapkan, dari kepala kampung, sebagai umat di sini, kami mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada bapak-bapak TNI, yang memberikan bantuan babi berupa 2 ekor. Atas nama panitia kami banyak terima kasih 305. Terima kasih banyak, Amakanie. Semua tetap di Intan Jaya jaya selalu, untuk mengamankan damai. Hormat," kata Okto Mujizau, Kepala Kampung Titigi.

Enggak cuma itu saja, sehari setelah acara besar di Gereja Titigi, Raja Aibon menggelar acara lanjutan di Pos TNI Kodim Persiapan (Pos Koper). Dalam acara ini, alumni Akmil 2004 ARUPADATU itu mengundang perwakilan masyarakat dari Kampung Holomama, Sambili dan Mamba Bawah.

Ini merupakan hal yang pertama kali terjadi, di mana masyarakat dapat langsung masuk ke Pos Koper. Masyarakat yang datang diajak untuk melihat langsung kondisi Pos Koper. Salah satunya diajak ke kandang budidaya babi dan perkebunan sayur mayur yang tumbuh subur.

VIVA Militer: Pasukan Yonif PR 305 Tengkorak di Intan Jaya.

Photo :
  • Yonif PR 305/Tengkorak, Kostrad, TNI

Masyarakat sangat terheran-heran melihat kondisi Pos Koper. Pos yang dahulu sangat berantakan, kini telah disulap Pasukan Tengkorak menjadi sebuah tempat yang nyaman, indah dan rapi.

Masyarakat begitu senang dan bahagia ketika Raja Aibon mempersilakan mereka untuk memetik dan menikmati hasil kebun yang memang sengaja dibuat untuk mengedukasi masyarakat.

"Selama ini, masyarakat dari Kampung Holomama, Sambili dan Mamba Bawah sering menyampaikan keluhannya kepada kami, baik langsung kepada saya maupun kepada Danpos Mamba, Koper dan Holomama. Selama ini mereka merasa sangat kurang diperhatikan. Makanya setelah kami hadir di sini, dengan berbagai program yang kami laksanakan, mereka sangat senang. Itulah kenapa, beberapa hari yang lalu, mereka sampai berkumpul untuk membuat pernyataan agar kami tetap tinggal di Intan Jaya bersama mereka," kata Raja Aibon Kogila.

VIVA Militer: Pasukan Yonif PR 305 Tengkorak di Intan Jaya.

Photo :
  • Yonif PR 305/Tengkorak, Kostrad, TNI

Usai plesiran melihat taman, kebun dan kandang budidaya. Kapten Inf Poltak Siahaan yang oleh masyarakat dikenal sebagai Gembala Poltak, bersama dengan Osea Sani dan Yeskiel Sani kemudian mengarahkan masyarakat untuk menikmati hidangan ala kadarnya, sambil menunggu acara dimulai.  

Acara yang sangat sederhana, yang pada intinya adalah memperlihatkan sekaligus mengedukasi masyarakat tentang bagaimana memanfaatkan lahan yang ada untuk perkebunan, sekaligus berbagi rejeki jelang perayaan Idul Adha.

"Kalau dulu-dulu, mungkin adik-adik, mama-mama, bapak-bapak, mungkin tidak pernah masuk ke Pos to, tidak pernah. Tapi, saya kan berbicara terus to. Saya punya teman-teman, kalau datang ke pos pos, tidak usah takut. Jadi mama-mama, teman-teman, ini beruntunglah punya kakak seperti kakak Osea, kakak Yeskiel, bapak dari Holomama, itu beruntung. Maksudnya, beliau-beliau ini menyambungkan bicara bersama kami. Kami sampaikan kepada mereka, tidak perlu takut. Karena kita semua saudara, jadi kita semua saudara. Ke depan-ke depan kita berharap, kalau dulu kan kita lihat di Intan Jaya tidak ramai seperti ini to, sepi. Kalau lihat jalan itu, apalagi sore-sore, sepi. Apalagi kalau malam, tidak ada, motor tidak ada. Kita bilang sama adek, sampaikan saja sama masyarakat jalan saja sudah. Ini tempat kan punya masyarakat semua, ini tempat punya masyarakat semua. Puji Tuhan sekarang sudah semakin bagus," ucap Raja Aibon Kogila di hadapan perwakilan masyarakat Mamba Bawah, Sambili dan Holomama.

VIVA Militer: Pasukan Yonif PR 305 Tengkorak di Intan Jaya.

Photo :
  • Yonif PR 305/Tengkorak, Kostrad, TNI

Osea Sani dan Yeskiel Sani kemudian membagikan bantuan para Ksatria Tengkorak kepada masyarakat. Masyarakat kemudian diarahkan untuk berkumpul sesuai kampungnya masing-masing.

"Selamat pagi untuk kita semua. Saya hormati kepada Bapak Pimpinan di sini dan keamanan. Saya terima kasih juga kepada masyarakat yang sudah ada di sini, kami juga ucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Shonobi atas bantu masyarakat, masyarakat saya, masyarakat kami, masyarakat yang ada di sini. Kami banyak-banyak ucapan terima kasih kepada Bapak Komandan dan anggota. Hanya kami ucapkan, upah yang besar-besar nanti dapat dari surga. Dari kami ucapkan terima kasih atas berkat dan masyarakat saya," ucap salah satu perwakilan masyarakat.

Ketika para mama sibuk mengatur pembagian buah tangan dari Kesatria Tengkorak, Raja Aibon Kogila mengajak Osea Sani dan para pemuda untuk berbincang-bincang di pojokan Pos. Sambil menikmati kopi panas dan kue, Raja Aibon Kogila kembali mendengar keluh kesah masyarakat.

VIVA Militer: Pasukan Yonif PR 305 Tengkorak di Intan Jaya.

Photo :
  • Yonif PR 305/Tengkorak, Kostrad, TNI

Semua menyampaikan bahwa selama ini, sebelum kehadiran para Ksatria Tengkorak, masyarakat tidak pernah masuk ke Pos TNI. Di satu sisi karena komunikasi yang juga sangat kurang, di sisi lain, mereka juga takut akan ancaman gerombolan KST OPM, yang selalu mencurigai bahkan mengancam dan mengintimidasi masyarakat yang menjalin komunikasi dengan TNI.

Masyarakat juga kembali menyampaikan agar Raja Aibon dan pasukan tetap tinggal di Intan Jaya. Jikapun harus kembali, agar tidak saat ini, karena mereka belum tahu apakah yang akan menggantikan nanti sama seperti yang dilakukan para prajurit Tengkorak atau berbeda.

Masyarakat sangat mengharapkan agar Intan Jaya terus seperti saat ini, di mana kekerabatan antara masyarakat dengan para prajurit terjalin tanpa adanya rasa curiga.

VIVA Militer: Pasukan Yonif Para Raider 305/Tengkorak, Kostrad di Intan Jaya.

Photo :
  • Yonif PR 305/Tengkorak, Kostrad, TNI

Untuk diketahui, sangat wajar masyarakat Intan Jaya cemas dan tak mau Pasukan Tengkorak kembali ke Pulau Jawa. Sebab, sejak batalyon andalan Divisi Infanteri I Kostrad ini menginjakkan kaki di wilayah itu, banyak perubahan yang terjadi.

Intan Jaya yang tadi merupakan kota mati karena rawan gangguan keamanan dari OPM, kini secara perlahan telah kembali hidup. Dan gangguan keamanan berhasil diredam. Masyarakat pun tak lagi takut keluar rumah untuk beraktivitas, hal itu memicu bergerak roda perekonomian.

Enggak cuma itu, Pasukan Tengkorak juga berhasil mengatasi kesulitan hidup yang selama ini diderita masyarakat. Salah satunya terkait air bersih. Tadinya air bersih merupakan barang yang langka di sana. Dulu untuk mendapatkan air bersih masyarakat harus berjalan kaki menembus hutan dan turun ke jurang-jurang menuju sumber air. Sekarang tak begitu lagi, karena melalui program TNI AD Manunggal Air, air bersih telah berhasil dialirkan ke perkampungan dengan pipa yang dibangun Pasukan Tengkorak.

Para Ksatria Tengkorak Kostrad telah masuk ke hati sanubari masyarakat Intan Jaya. Semoga Intan Jaya terus damai dan masyarakatnya semakin sejahtera. Papua Penuh Damai, PAPEDA.

Baca: Tanpa Baku Tembak, Tim Khusus Bima Sakti TNI Bikin OPM Tobat dan Serahkan 4 Senjata Secara Sukarela

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya