Mobil Tercepat Sejagat Dipecundangi Sepeda

Bugatti Veyron 16.4 Super Sport
Sumber :
  • Most Expensive Journal

VIVAnews – Memasuki musim panas di berbagai negara Timur Tengah, banyak saudagar Arab melakukan rutinitas "migrasi" besar-besaran ke Eropa untuk berlindung dari panasnya sengatan matahari.

Kota London, Inggris, menjadi tempat paling favorit mereka. Suhu udara yang sejuk membuat para raja minyak itu bisa leluasa menggunakan mainan mahal, yang sengaja diboyong langsung dari negara asalnya.

Aksi pamer mobil super mahal mereka semakin lengkap, lantaran London sedang menjadi pusat perhatian dunia, karena perhelatan pesta olahraga dunia, Olimpiade 2012.

Curhat Menhub Budi Banyak Daerah yang Enggan Kembangkan Bus Listrik Tanpa Bantuan Pusat

Namun banyaknya wisatawan yang berasal dari berbagai negara di kota London, membuat pemerintah Inggris memperketat keamanan termasuk lalu lintas. Itu pula juga yang membuat aksi pamer si raja minyak dengan tunggangan mewah menjadi tidak leluasa. 

Dilansir Autoevolution, Selasa 31 Juli 2012, mobil tercepat di dunia, Bugatti Veyron, yang diketahui dikemudikan pria berkebangsaan Arab, tak berdaya ketika diperintahkan polisi bersepeda untuk menepi ke sisi jalan di London, Inggris. Lihat videonya di sini.

Reaksi 10 Negara Terkait Kecelakaan Helikopter yang Menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi

Sang pengemudi pun menuruti perintah polisi. Padahal, mobil yang bisa melesat dari posisi diam ke 100 km/jam dalam waktu 2,5 detik, dengan kecepatan puncak 431 km/jam bisa saja kabur dari kejaran polisi London yang hanya menggunakan sepeda kayuh.

Alasan polisi sepeda menghentikan mobil pabrikan Perancis tersebut karena kendaraan itu tidak memiliki plat nomor di bagian depan.

Beruntung  saja, pengemudi supercar berkelir hitam tersebut tak terkena tilang. Dia hanya mendapat teguran polisi dan kembali melanjutkan perjalanan.

Aliansi Masyarakat Bali

Aliansi Gabungan Masyarakat Bali Menolak People's Water Forum yang Dibiayai Asing

Aliansi Gabungan Masyarakat Bali tersebut juga sempat menyoroti, bahwa PWF sangatlah tidak mencerminkan sebuah aspirasi atau kebutuhan sebenarnya, dari masyarakat Bali.

img_title
VIVA.co.id
21 Mei 2024