- ANTARA FOTO/Zabur Karuru
VIVA – Melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hingga mendekati level Rp15 ribu membuat para produsen mobil di Tanah Air menaikkan harga produknya. Di balik kondisi tersebut, ada yang diuntungkan yakni pedagang mobil bekas.
Sebab pada kondisi seperti ini, keuntungan mereka mengalami lonjakan.
Seperti yang disampaikan Manager Senior Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, Herjanto Kosasih. Dia mengatakan, menguatnya dolar menjadi anugerah kedua setelah ganjil genap. Karena kedua masalah itu justru membuat penjualan mobil bekas meningkat.
“Dolar naik tidak berpengaruh ke harga mobil bekas, jadi gara-gara harga mobil baru naik orang lebih pilih mobil bekas. Saya sudah cek enggak ada pedagang nakal ikut-ikutan naikan harga,” ujarnya kepada VIVA, Jumat 14 September 2018.
Menurutnya, jika salah satu pedagang ikut menaikkan harga mobil bekasnya otomatis tidak akan dilirik konsumen. Dengan harga yang mahal, pedagang tentu tak bisa bersaing dengan pedagang lainnya, terlebih memang tak ada pedagang yang menaikkan harga.
Pedagang mobil bekas juga dikatakan Herjanto kembali dibuat untung saat pemerintah melarang impor mobil mewah bermesin 3.000cc ke atas. “Mobil ber-cc gede laku lagi bekasnya, karena di WTC juga banyak mobil sekelas Land Cruisser, Porsche sampai Bentley juga ada,” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan Fadli pemilik ruang pamer Bambu Kuning Motor di kawasan Cipinang, Jakarta Timur. Dia mengatakan, andaipun dolar sampai naik sampai Rp15 ribu tetap saja harga mobil bekas stabil.
"Dampaknya orang lebih memilih edisi second ketimbang mobil baru yang harganya tinggi."
