- VIVA/Jeffry Yanto
VIVA – Era mobil ramah lingkungan semakin dekat. Setiap negara berlomba-lomba menjual mobil listrik dan hibrida, berharap bisa mengurangi polusi udara yang dihasilkan dari mesin berbahan bakar.
Agar harga mobil listrik murah, setiap negara memberikan insentif pada produsen yang menjualnya. Tapi, hal itu belum terwujud di beberapa negara yang ada di Asia, termasuk Indonesia. Saat ini, aturan kendaraan rendah emisi di Tanah Air masih dalam proses.
Mengubah suatu negara agar segera beralih ke mobil listrik tidak mudah, karena pabrikan mobil tidak bisa semena-mena memaksa pemerintah. Seperti yang disampaikan Corporate Vice President, Global Head of Marketing and Brand Startegy Nissan Motor Company Ltd, Roel de Vries.
"Yang memutuskan Nissan menjual mobil listrik di setiap negara, enggak hanya dari pajak atau subsidi dari pemerintah di negara tersebut. Tapi, ekosistemnya mendukung atau tidak. Misalnya, stasiun pengecasan yang bekerja sama dengan perusahaan lain," ujarnya di Yokohama, Jepang, Rabu 26 September 2018.
Dia mencontohkan, area gedung seperti apartemen dan pusat perbelanjaan yang selalu dekat dengan aktivitas pengguna kendaraan listrik, dilihat apakah sudah menyediakan tempat pengisian baterai.
"Kalau pemerintah punya visi panjang untuk masa depan, atau menerima inovasi-inovasi baru, pemikiran seperti itu yang membuat negara tersebut cepat menjual mobil listrik. Contohnya California, pemerintahnya inovatif, jadi gampang menerapkan kendaraan ramah lingkungan," tuturnya.