- Tangkapan layar Facebook
VIVA – Kendaraan yang masuk dalam segmen low cost green car dirancang khusus untuk penggunaan di dalam kota. Mobil ini dibuat dengan mengutamakan biaya operasional rendah, serta irit pemakaian bahan bakar.
Namun seiring waktu, para produsen mulai melengkapi mobil LCGC dengan banyak fitur, mulai dari kantung udara hingga rem anti-lock braking system atau ABS. Tujuannya menarik minat konsumen, untuk memiliki kendaraan tersebut.
Saat awal meluncur pada 2013, beberapa produsen menjual mobil LCGC dengan banderol di bawah Rp100 juta. Sayangnya, hal itu kini tidak lagi bisa didapatkan. Semakin banyaknya fitur yang disematkan, membuat banderolnya ada yang tembus Rp150 juta.
Meski kini harga jualnya tidak lagi semurah zaman dulu, namun citra mobil murah masih melekat pada LCGC. Demikian pula dengan kualitas yang ditawarkan, yang dianggap oleh sebagian orang hanya layak untuk dipakai sebagai mobil harian saja.
Namun, sebuah video yang diunggah di laman Facebook Motuba, dikutip VIVA Otomotif pada Jumat 21 Agustus 2020 menunjukkan hal yang sebaliknya. Meski menyandang status mobil murah, tapi kemampuan LCGC tidak bisa dipandang sebelah mata.
Dalam video tersebut, tampak Daihatsu Ayla dipacu di jalur lumpur yang licin. Mobil awalnya melaju kencang, namun kemudian terhenti akibat ban kehilangan traksi di kontur jalan yang tidak rata.
Sang pengemudi tidak mau menyerah, ia memposisikan mobil sehingga ban kembali mendapat traksi dan berhasil melalui medan off-road yang sangat menantang itu.
Baca juga: Simak Angsuran Innova Baru
Taruh Helm Sembarangan, Nyawa Bisa Melayang
Tidak sedikit pemotor yang menaruh helm sembarangan, karena kendaraan yang dipakai tidak memiliki tempat penyimpanan yang cukup besar.
