Kemenperin: Pajak 0 Persen Bukan Demi Keuntungan Pabrik Mobil

Pengunjung suatu pameran mobil di Tangerang beberapa waktu silam.
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

VIVA – Beberapa waktu lalu, Kementerian Perindustrian bersama Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, mengusulkan untuk menghapus sementara pajak mobil baru.

Harga Hyundai Kona Electric Rakitan Lokal Dijual Rp 500 Jutaan, Siap Jegal Mobil Listrik China

Namun, usulan tersebut dianggap belum perlu diterapkan oleh Kementerian Keuangan. Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan bahwa insentif pajak yang ingin diberikan pemerintah adalah secara luas untuk industri keseluruhan.

"Setiap insentif kami berikan, akan kami evaluasi dari yang kami berikan dengan sangat lengkap, sehingga insentif di satu sisi yang kemudian memberikan dampak negatif terhadap kegiatan ekonomi lain," ujarnya belum lama ini.

6 Mobil yang Bisa Dibeli Tanpa DP, Cicilan Rp2 Jutaan per Bulan

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin, Taufiek Bawazier menjelaskan bahwa usulan penghapusan pajak mobil itu sifatnya hanya sementara, dan bukan demi menguntungkan pabrik mobil.

“Ini untuk menguntungkan sub sektor yang ada di balik itu semua. Jadi, IKM (Industri Kecil dan Menengah) bisa bekerja, dan IKM juga enggak bakal PHK, ini yang menjadi perhatian. Kalau utilitas pabriknya menurun, otomatis supliernya juga pasti kehilangan pendapatan,” tutur Taufiek saat acara webinar Kemenperin, dikutip VIVA Otomotif Jumat 13 November 2020.

Cicilan Honda Brio Tipe Termahal Setiap Bulannya, Siapkan Uang Segini

Menurut Taufiek, dengan menghapus sementara pajak mobil bisa mendapat nilai tambah yang semakin besar. Ini berkaitan dengan ekosistem di industri otomotif, yang menjadi andalan bagi 1,5 juta kepala keluarga di Tanah Air.

“Nilai tambah bukan hanya penjualan mobil, tapi semua IKM meningkatkan pendapatannya. Orang-orang yang kerja di IKM dan pabrik mendapatkan penghasilan, kemudian dia belanjakan uangnya ke sektor makanan dan minuman, ke sektor lain. Jadi multiplier efek ekonomi dari pengurangan itu, dan itu pun kami minta cuma sementara waktu,” ungkapnya.

Meski belum mendapat lampu hijau dari Kemenkeu, namun Taufiek mengaku bahwa Kemenperin akan terus mendorong agar industri otomotif bisa bangkit dan mencapai target, demi kepentingan orang banyak.

“Mudah-mudahan ada instrumen lain, bukan 0 persen. Tapi yang lain yang bisa mendukung, saya kira kesempatan itu yang kami gunakan,” jelasnya.

Baca juga: Mobil Sultan Tabrak Warung Mie Ayam, Begini Kondisinya

Test drive Mitsubishi Xforce

Mitsubishi Targetkan Market Share XForce Sebesar 15 Persen, Ini Alasannya

Mitsubishi XForce diluncurkan pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) pada Agustus 2023 lalu. MMKSI menargetkan pangsa pasar Xforce besar 15 persen.

img_title
VIVA.co.id
29 Mei 2024