Bakal Ada Insentif Mobil Listrik, Stok Baterai Jadi Sorotan

VIVA Otomotif: Mobil listrik Toyota bZ4X di KTT G20 Bali
Sumber :
  • Dok: TAM

VIVA Otomotif – Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang belum lama ini mengatakan bahwa pemerintah sedang menyiapkan kebijakan baru terkait percepatan peralihan dari kendaraan bermesin konvensional ke model listrik.

Tesla Bakal Luncurkan Mobil Listrik Murah? Ini Kata Elon Musk

Kebijakan yang dimaksud adalah rencana pemerintah, untuk memberikan insentif khusus pada masyarakat yang membeli mobil listrik maupun mobil hybrid.

“Pemerintah sekarang sedang dalam tahap finalisasi, menghitung untuk memberikan insentif terhadap pembelian mobil dan motor listrik,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Ini Mobil Andalan Pelatih Timnas Shin Tae-yong untuk Jalan-jalan di Indonesia

Meski angka insentif saat ini masih dalam tahap proses penghitungan, namun Menperin mengaku bahwa besarannya untuk kendaraan bermotor jenis mobil mencapai puluhan juta rupiah.

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menjajal mobil listrik di Bali

Photo :
  • Kemenperin
Adu Laris Toyota Fortuner vs Mitsubishi Pajero Sport di 2024

“Kira-kira untuk pembelian mobil listrik akan diberikan insentif sebesar Rp80 juta, untuk pembelian mobil listrik berbasis hybrid akan diberikan insentif sebesar Rp40 juta,” tuturnya.

Munculnya wacana itu mendapat sambutan positif dari Direktur Pemasaran PT Toyota-Astra Motor, Anton Jimmi Suwandy. Ia mengatakan, bahwa pihaknya sangat mendukung dan berharap bisa diwujudkan dalam waktu secepatnya.

“Mudah-mudahan bisa cepat, harapan kami seperti itu. Apa yang terbaik buat konsumen, yang terbaik buat Indonesia, pasti kami dukung,” ungkapnya di Semarang, Jawa Tengah, dikutip Jumat 23 Desember 2022.

Anton mengaku, saat ini TAM masih menunggu terbitnya aturan itu sebelum bisa menentukan langkah mereka selanjutnya supaya produk mobil listrik dan hybrid mereka bisa mendapatkan insentif tersebut.

“Kan katanya harus CKD, nah itu harus berapa. Lalu, yang dipotong yang mana karena kan PPnBM-nya saja sudah di bawah 10 persen. Kalau Rp40 juta itu kan lebih besar dari 10 persen. Lalu waktunya kapan, itu yang kami sedang tunggu,” jelasnya.

Direktur Marketing Toyota-Astra Motor Anton Jimmi Suwandy

Photo :

Satu hal lain yang juga menjadi sorotan Anton, yakni dampak dari adanya insentif tersebut pada kemampuan pabrikan untuk memenuhi pesanan konsumen. Terutama, dari sisi ketersediaan komponen baterai.

“Ketersediaan baterai sendiri bagaimana, karena baterai ini kan masih impor dan setahu saya secara global juga masih cukup terbatas jumlahnya. Kami berusaha menambah impor atau ke depan melokalkan baterainya, tapi itu butuh waktu. Saya rasa demand supply-nya harus diperhatikan, tidak hanya demand-nya saja,” kata Anton.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya