Cerita Pilu Korban Airbag Maut Takata, Dadanya Berlubang

Ilustrasi Airbag.
Sumber :
  • www.inautonews.com

VIVA.co.id - Belakangan ini, sejumlah raksasa otomotif tengah didera masalah pelik akibat salah satu komponen di dalam mobilnya yang cacat. Komponen tersebut ialah airbag alias kantung udara buatan Takata Corporation, yang semestinya melindungi pengendara, namun bisa membuat celaka.

Rompi Ini Bisa Lindungi Pengendara Motor Saat Jatuh

Cerita mengerikan akibat airbag Takata disampaikan Angelina Sujata, warga Amerika Serikat. Ia mengaku menjadi korban dari airbag maut tersebut, dan hampir merenggut nyawanya.

Seperti dilansir CBSNews, Selasa 26 Mei 2015, tiga tahun lalu ia terlibat kecelakaan saat mengendarai Honda Civic lansiran 2001. Saat kecelakaan, ia hanya memacu kecepatan mobilnya 25 mil per jam.

Saat kecelakaan itulah airbag pada mobilnya meledak dan menyemburkan pecahan besi seperti peluru. Kata dia, pecahan itu keluar dari airbag, salah satunya hingga masuk ke tubuhnya.

"Saya memiliki lubang di dada, cukup jelas untuk melihat tulang ke bawah. Namun, saat itu, tidak ada yang percaya padaku. Semua orang terus mengatakan padaku, airbag tidak akan bisa seperti itu," kata Sujata.

Tak Lama Lagi, Airbag Juga Dipasangi di Luar Mobil



Kini, setelah masalah terkuak, ia pun menempuh jalur hukum untuk menggugat Takata dan Honda. "Ini adalah kasus terburuk pada produk otomotif, di mana produknya cacat dan mengancam pemiliknya," kata Kevin Dean, kuasa hukum Sujata.

Dean menjelaskan, sebenarnya Honda sudah tahu jika produknya bermasalah pada airbag. Terbukti, pada 2008 silam, Honda mengeluarkan recall pertama untuk 4 ribu mobilnya terkait airbag Takata. Namun, pada saat itu, mereka berdalih jika masalah tersebut ada pada manufaktur.

Seiring berjalannya waktu, kasus pun meluas hingga melibatkan 11 produsen otomotif. Penarikan meliputi sebagian besar wilayah dengan karakter lembab.

Sebagai penguat gugatan ke Takata dan Honda, Dean menyewa insinyur forensik, Bill Williams, untuk mencoba menemukan penyebab.

Faktor yang Bikin Airbag Tak Mengembang Saat Tabrakan



Mereka bahkan melakukan pengujian sendiri dan berhasil mendokumentasikannya. Sejauh ini, dari 100 airbag yang mereka uji, tiga mengalami masalah. Kata Williams, dalam sebuah video gerakan lambat, Anda akan bisa melihat jelas pecahan peluru akan terbang ke arah pengemudi.

"Artinya seseorang yang ada di dalam mobil tidak bisa mengetahui apa yang akan ia dapatkan setelah kecelakaan pada airbag mobilnya. Bisa saja aman, atau bisa saja mendapatkan serangan 'granat'," kata dia.

Pemerintah AS geram

Seperti dilansir Detroit News, Departemen Perhubungan Amerika Serikat belum lama ini mengumumkan melakukan penarikan massal mobil-mobil yang bermasalah (recall) sebanyak 34 juta unit akibat airbag Takata. Sebagian besar mobil-mobil yang bermasalah itu ialah merek Honda.

Setidaknya, hingga kini sudah ada lima orang yang tewas dan lebih dari 100 orang lainnya mengalami luka-luka akibat airbag 'maut' Takata. Rata-rata penyebab korban meninggal karena airbag meledak sesaat sebelum mengembang ketika terjadi kecelakaan.

Ledakan yang seharusnya hanya berisi gas ini, ternyata juga berisi beberapa pecahan besi pembungkus bahan pembakar. Setelah ditelusuri, ternyata awal mula terjadinya ledakan adalah berasal dari senyawa kimia yang digunakan sebagai bahan pembakar.

Sumber masalahnya adalah inflator airbag yang masih memakai sistem propellant untuk meniup airbag. Propelant ini memakai material yang saat daya tahannya menurun, bisa rapuh dan patah. Akibatnya, saat airbag mengembang, inflator dapat merobek kantung udara dan 'menyerang' pengemudi di bagian wajah, hingga dada.

Pemerintah Amerika Serikat pun dibuat geram dengan pernyataan Takata yang hingga kini belum mengakui jika produk mereka cacat.

"Sampai sekarang, Takata menolak untuk mengakui jika airbag mereka rusak," kata Menteri Transportasi Amerika Serikat, Anthony Foxx, seperti dilansir CBSNews.

Sementara menurut badan keselamatan jalan raya Amerika Serikat, National Highway Safety Administration (NHTSA), dari hasil tes dan laporan teknik dari organisasi independen menduga jika kelembaban lebih bisa merusak inflator selama periode yang lama sebagai faktor utama malfungsi.

Artinya, kelembaban menyebabkan perubahan struktur propelan kimia yang terpicu ketika airbag mengembang. Propelan yang berdegradasi terpicu terlalu cepat, menghasilkan tekanan berlebih dan menyebabkan inflator pecah serta mengirim pecahan logam ke dalam kabin penumpang yang dapat menyebabkan cedera serius atau kematian.

"Takata mengaku masih belum mengidentifikasi akar penyebab cacat. Tetapi kita tidak bisa membiarkan hal itu. Kasus ini menjadi yang tertinggi dan mencetak sejarah kasus recall di AS," kata Foxx. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya