Pengamat: Lebaran, Penjualan Mobil Masih Jeblok

Suasana perakitan Toyota Etios di pabrik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di kawasan perindustrian Karawang, Jawa Barat, Jumat (15/03/2013).
Sumber :
  • VIVAnews/Herdi Muhardi

VIVA.co.id - Penjualan mobil di Tanah Air masih jeblok. Musim mudik Lebaran yang biasanya sukses mengkerek penjualan, belum terlihat. Hal itu, lantaran daya beli masyarakat yang terus 'memudar', seiring nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang kian perkasa.

Menurut Pengamat Otomotif, Suhari Sargo, proyek-proyek infrastruktur yang masih belum terlaksana, terutama di daerah-daerah turut memberikan andil terhadap pelemahan ekonomi.

Belum Lama Meluncur, Penjualan Calya Sudah Salip Agya

Ia memprediksi, momentum Lebaran tak akan terlalu banyak berpengaruh terhadap penjualan. Rencana program pelonggaran aturan besaran nilai pembiayaan terhadap aset (loan to value) untuk kredit kendaraan bermotor pun dinilai belum terlalu memikat masyarakat saat ini.

"Sebenarnya, kelonggaran pada LTV ini tentu menjadi angin segar pabrikan mobil, tapi kan harus dilihat juga faktanya. Pasar mobil yang laris itu datang dari kalangan menengah ke bawah, itu dilihat dari mobil-mobil yang laku. Jadi, LTV belum akan berpengaruh," kata Suhari Sargo kepada VIVA.co.id.

Ia menyebut, penjualan mobil keluarga alias Multi Purpose Vehicle (MPV) yang selalu menjadi kontribusi utama, masih akan stagnasi dalam waktu yang tidak terbatas. Sebab, konsentrasi mobil jenis itu sejauh ini berkutat di Pulau Jawa, dan perekonomian di sana sedang negatif.

"Potensi di luar Jawa, sebenarnya sangat besar, tetapi masih belum tergarap maksimal. Saat ini, penjualan mobil kan masih terkonsentrasi di Jawa saja. Hal itu akan berubah jika pembangunan infrastruktur di sana terwujud," kata dia.

Ia pun mengatakan, jika penjualan mobil kali ini terendah selama tiga tahun terakhir. Contoh terakhir, melirik penjualan mobil pada 2014 lalu. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan 1,2 juta unit.

Dari data tersebut, penjualan di kuartal I-2014, atau tiga bulan pertama tahun lalu, tercatat lebih dari 100 ribu unit setiap bulannya.

Namun, angka ini rontok pada 2015. Selama Januari hingga Mei, penjualan mobil belum pernah menyentuh angka 100 ribu unit. Parahnya, penjualan Mei terus terjun menyentuh angka 79.236 unit. Di bulan sebelumnya (April), penjualan tercatat 81.600 unit.

"Tapi soal tren, MPV masih akan dominan dengan raihan 60 persen, disusul sedan 10 persen. Sisanya, diperebutkan Sport Utility Vehicle (SUV), citycar, termasuk Low Cost and Green Car/LCGC (mobil murah ramah lingkungan)," kata Suhari. (asp)

Wakil Presiden Jusuf Kalla

Wapres Imbau Produsen Otomotif Manfaatkan Tax Amnesty

Pemerintah tidak akan membocorkan rahasia perusahaan.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016