- Suzukifinance.ga
VIVA.co.id - Saat ini, produsen sepeda motor di Indonesia mulai banyak yang mengimplementasikan teknologi dual over head camshaft (DOHC) pada beberapa tipe motor yang mereka produksi.
Tidak sedikit pula konsumen yang mengatakan, motor dengan mesin DOHC dapat melaju lebih cepat dibanding motor yang masih menggunakan mesin single over head camshaft (SOHC). Apakah hal ini benar?
Dilansir dari Bikesindia, Rabu 2 September 2015, untuk mengetahui mengenai tenaga yang dihasilkan dari masing-masing tipe, harus melihat dulu cara kerja mesin tersebut. Sesuai namanya, SOHC hanya menggunakan satu poros bubungan (camshaft) untuk membuka dan menutup klep mesin.
Pada mesin yang menggunakan empat klep (katup), posisi poros bubungan berada tepat di tengah bagian atas blok mesin. Desain ini tidak memungkinkan perancang mesin untuk menaruh busi persis di tengah-tengah ruang bakar. Hasilnya, pembakaran jadi kurang efisien.
Namun, SOHC memiliki keunggulan dalam hal biaya pembuatan, bobot yang lebih ringan dan ukuran lebih kecil. Selain itu, karakter mesin SOHC adalah mampu menghasilkan tenaga pada putaran mesin yang lebih rendah, sehingga akselerasinya sedikit lebih unggul.
Sementara itu, pada DOHC, karena menggunakan dua poros bubungan, maka ruang yang ada di tengah bagian atas mesin bisa digunakan untuk memasang busi. Hasilnya, pembakaran lebih sempurna.
Dua poros bubungan juga membuat waktu bukaan katup bisa diatur dengan lebih presisi, sehingga pemakaian bahan bakar menjadi lebih irit. Karakter mesin DOHC yaitu mampu bekerja pada putaran yang lebih tinggi, yang otomatis akan mendongkrak angka tenaga dan torsi.
Kelemahan sistem DOHC adalah banyaknya komponen yang diperlukan dalam sistem tersebut, sehingga biaya penggantian suku cadang menjadi lebih tinggi. (art)
