Harga Motor Honda di Indonesia Siap-siap Naik

New Honda Revo FI.
Sumber :
  • Dok: PT Astra Honda Motor

VIVA.co.id - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diprediksi akan berimbas pada sektor industri otomotif nasional. Tak terkecuali, sepeda motor.

RI Jadi Basis Produksi Honda CBR250RR, Kok Bisa?

Hal tersebut terjadi lantaran sejumlah agen tunggal pemegeng merek (ATPM) masih melakukan impor barang dalam bentuk utuh maupun pembelian sejumlah bahan baku yang didatangkan dari luar negeri.

Sinyal kenaikan harga datang dari produsen sepeda motor Honda. Pabrikan berlogo sayap mengepak itu menyatakan bakal menaikkan harga sejumlah motornya jika nilai tukar rupiah terhadap dolar masih di atas Rp14 ribu.

Motor 'Ayam Jago' Honda Hadir dengan Warna Baru

“Kalau ada kenaikan harga, kita tidak memukul rata semua model dan varian. Kita melihat varian dan model tertentu mana yang paling berdampak. Jadi semuanya pasti beda,” kata Deputy Head of Corporate Communication PT Astra Honda Motor (AHM), Ahmad Muhibbuddin kepada VIVA.co.id, Selasa, 8 September 2015.

Sejatinya, keputusan naik harga sebenarnya sangat dihindari Honda. Terlebih di tengah kondisi perekonomian yang sedang tak stabil seperti saat ini. Beberapa cara diakui Muhib tengah digenjot Honda agar ada opsi lain selain menaikkan harga.

“Kalau kita naikkan harga, semakin jatuh daya beli. Sehingga kita masih harus melihat apakah ada cara lain yang pastinya lebih baik," ujarnya menambahkan.

Honda Indonesia Racik Motor Baru 250cc Satu Silinder

"Dolar tinggi memang menjadi perhatian. Namun, kenaikan harga adalah alternatif terakhir yang akan kami lakukan," kata Muhib.

Sebelumnya, sinyal kenaikan harga motor Honda juga disampaikan Direktur Marketing AHM, Margono Tanuwijaya. Namun, keputusan itu belum akhir dan masih melihat kondisi perekonomian ke depan.

"Kalau begini terus dampaknya harga motor naik. Soal waktunya kapan, itu bergantung. Sebab, menaikkan harga juga tidak semudah itu. Enggak bisa rupiah jadi Rp14 ribu terus kami naikkan begitu saja. Kami juga melihat situasi, melihat beberapa bulan lagi. Tapi kalau enggak turun-turun menjadi di bawah Rp14 ribu, pasti harus naik (harga)," kata Margono.

Ia menyatakan, jika harga dinaikkan bukan semata-mata karena terkait bahan bakar minyak, namun karena rupiah yang terus melemah.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya