- Abror Rizki dan Anung Anindito.
VIVA – Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyentil Badan Intelijen Negara (BIN) yang ternyata masih ikut dalam kegiatan politik dengan memata-matai tokoh yang merupakan lawan politik Presiden petahana. Sindiran ini disampaikan Prabowo dalam pidato kebangsaan di JCC Jakarta, Senin malam, 14 Januari 2019.
Menurut Prabowo, dibutuhkan lima strategi untuk mewujudkan Indonesia menjadi bangsa yang kokoh. Salah satunya adalah dengan memiliki lembaga pemerintah yang kuat, bersih dan berintegritas.
"Kita perlu hakim yang unggul dan jujur, kita perlu jaksa yang unggul dan jujur, kita perlu polisi yang unggul dan jujur," katanya.
Selain itu, Prabowo menyampaikan bahwa negara ini perlu intelijen yang unggul dan setia pada bangsa dan rakyat. Intelijen yang menginteli musuh negera, dan bukannya menginteli mantan Presiden Republik ini.
"Jangan intelin mantan ketua MPR RI, jangan intelin anaknya Proklamator kita, jangan intelin mantan panglima TNI, jangan intelin ulama-ulama besar kita. Kalau mau intelin mantan Pangkostrad enggak papa," kata Prabowo disambut riuh masyarakat yang hadir.
Selain itu, Prabowo juga menyampaikan bahwa bangsa Indonesia bisa kokoh bila kita bisa mewujudkan ekonomi yang menguntungkan rakyat, ekonomi untuk rakyat, bukan rakyat untuk ekonomi.
"Ekonomi yang adil, yang bisa memberikan kesejahteraan, kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia, bukan segelintir orang saja," katanya.