Sandiaga Lebih Percaya Survei Internal daripada Riset SMRC

Calon wakil presiden Sandiaga Salahuddin Uno di Hotel Ritz Carlton, SCBD, Jakarta Selatan, Senin, 11 Maret 2019.
Sumber :
  • VIVA/Anwar Sadat

VIVA – Calon Wakil Presiden Sandiaga Salahuddin Uno mengaku lebih mengandalkan hasil survei internal tim pemenangan daripada hasil riset lembaga survei profesional, seperti riset SMRC (Saiful Mujani Research and Consulting).

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Atas alasan itu, Sandiaga menganggap hasil riset SMRC, yang menempatkan elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno jauh di bawah Joko Widodo-Ma'ruf Amin, hanya sebagai informasi tambahan, bukan acuan utama.

Sandi berterus terang lebih percaya pada hasil survei oleh tim pemenangan. Berdasarkan hasil survei internal itulah dia dan tim menyusun strategi untuk meningkatkan elektabilitas.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

"Survei internal kita ini mengukur seberapa efektif langkah kunjungan kampanye kita dan topik-topik yang kita bahas diterima oleh masyarakat. Survei internal kita menunjukkan tren yang sangat sehat, cukup positif," kata Sandiaga di Jakarta, Senin, 11 Maret 2019.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta akan memaksimalkan sisa hari sebelum masa pemungutan suara. Selain itu, sesi debat kandidat juga akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendulang suara.

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

Dia berharap dalam sisa waktu sebelum pemungutan suara nanti, masyarakat yang sekarang belum menentukan pilihan kepada pasangan Prabowo-Sandiaga. Mereka yang sudah menentukan pilihan kepada pasangan lain pun tetap berpeluang berubah pikiran dan berpaling memilih Prabowo-Sandiaga.

Mengenai perebutan suara per wilayah, Sandiaga menganggap sejauh ini di Indonesia tidak ada satu pun daerah yang mutlak dikuasai salah satu pasangan calon. Kedua kandidat bersaing secara ketat hampir di setiap daerah.

"Tidak ada yang aman. Jadi kalau dibilang ada daerah aman, saya enggak percaya itu ada daerah aman. Semua daerah sangat ketat persaingannya, dan ini saya berikan pesan untuk semua relawan dan partai koalisi, gunakan 36 hari ini untuk bangun image (citra) yang positif; narasi yang konstruktif untuk tidak terpecah-belah," ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya